Kekeringan Ekstrim, Bukan Sekedar Fenomena Alam

  • Bagikan

Indonesia yang katanya kaya dan subur kini kondisinya sangat memprihatinkan. Satu persatu bencana alam terus menghujam negeri ini secara bertubi-tubi, belum hilang dari ingatan kita bagaimana dahsyatnya bencana gempa di Lombok dan sekitarnya. Kini Indonesia kembali di susul dengan adanya kekeringan ekstrim yang melanda sejumlah wilayah di Indonesia, pada pekan kedua bulan Agustus tahun ini kekeringan terus melanda.

Disejumlah daerah telah mengalami hari tanpa hujan ekstrim atau lebih dari 60 hari, sehingga daerah-daerah tersebut perlu mewaspadai terjadinya kekeringan. Badan Pengelolaan Bencana Provinsi Jatim, Subhan Wahyudiono ketika dihubungi IND Time Jumat(10/8) mengatakan bahwa di Jawa Timur ada 442 desa yang mengalami kekeringan diantaranya ada 199 desa mengalami kekeringan kritis yang berarti tidak ada potensi air.

Masyarakat setempat harus berjalan sampai berkilo-kilo meter jauhnya hanya untuk memenuhi kebutuhan air bersih untuk dikonsumsi, sedangkan untuk mandi mereka menggunakan air sungai yang kotor akibatnya mereka banyak yang terserang penyakit kulit dan alergi.

Di Jawa Tengah sedikitnya ada 10 daerah yang mengalami kekeringan ekstrim dan krisis air bersih selama sebulan terakhir ini, kesepuluh daerah itu antara lain Wonogiri, Klaten, Tegal, Pati, Grobogan, Boyolali, Sragen, Pubalingga, Purworejo, dan Pekalongan. PMI Jawa Tengah mendistribusikan air bersih untuk daerah yang dilanda kekeringan ekstrim itu, tak kurang satu juta liter air bersih dikirim ke lokasi-lokasi kekeringan.

Kekeringan juga terjadi di wilayah lain seperti Jawa Barat dan Yogyakarta, ribuan hektar sawah berpotensi gagal panen karena kurangnya pasokan air, para petani di daerah itu harus mengeluarkan biaya lebih lagi untuk menyewa mesin pompa air untuk mengairi sawah mereka.

Kekeringan juga terjadi di luar Pulau Jawa seperti NTT, Kalimantan, dan Sulawesi. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG telah memprediksi puncak musim kemarau akan terjadi pada Agustus dan September 2018.

Penyebab kekeringan ekstrim secara ilmiah

  1. Letak gegrafis Indonesia yang berada ditengah Garis Katulistiwa

Hampir semua orang dipastikan tahu bahwa tanah kebanggaan yang kita pijak berada persis di garis khatulistiwa karena posisi geografis inilah indonesia mengalami dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau.

  1. Gejala perubahan cuaca

Wilayah Indonesia yang terdiri dari samudra dan Lautan luas disebabkan perilaku aliran angin Muson Timur diantara bulan April sampai Oktober angin yang terjadi setahun ini mengalirkan hawa panas dari Gurun Gersan Benua Australi menuju wilayah Indonesia.

  1. Udara dan alam yang semakin rusak dan tercemar

Walaupun secara tidak langsung mempengaruhi gejala musim kemarau namun ternyata perubahan kandungan udara dan alam yang sudah sangat tercemar ikut memberikan andil bencana kekeringan polusi dan alam yang tercemar secara akumulatif membawa dampak kerugian pada berkurangnya keseimbangan alam.

Bencana alam akibat ulah manusia

Segala bentuk bencana yang melanda Negeri ini pada dasarnya tidak luput dari prilaku manusia jika kita kembali membuka AlQuran, tampak jelas bahwa bencana dan krisis lingkungan akibat dari ulah tangan dari sabagian dari umat manusia. Kerusakan lingkungan telah lama disinyalir dalam AlQuran “ Telah tampak kerusakn di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali ke jalan yang benar”. QS. Ar Ruum:41.

Ayat ini menegaskan bahwa bencana alam yang datang silih berganti bukan fenomena alam biasa akan tetapi karena prilaku manusia itu sendiri yang telah merusak ciptaan Allah. Kurangnya bersyukur atas Nikmat allah yang telah dilimpahkan kepada manusia. “ Dan (ingatlah juga) tatkala Tuhanmu memakmurkan sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu dan jika kamu mengingkari (nikmatKu) maka sungguh azabKu amatlah pedih”. QS. Al Ibrahim:7.

 

Dosa penyebab kemarau

Dosa menyebabkan diangkatnya nikmat. Diantaranya adalah hujan karena itu kita harus sadar bahwa kemarau, kekeringan, gagal panen, kesulitan iar bersih semua ini akibat dosa-dosa kita khususnya penduduk wilayah Indonesia. Diantara dosa-dosa penyebab diangkatnya Nimat tersebut adalah sebagaimana yang ditunjukkan dalam hadis Rasulullah dalam riwayat Umar ra. sebagai berikut.

  1. “Tidaklah merebak perbuatan keji seperti ( zina, homoseksual, perampokan, judi, mabuk, konsumsi obat-obatan terlarang dan lain-lain). Disuatu kaum hingga mereka melakukan secara terang-terangan maka wabah  penyakit Tha’un (semacam kolera) dan kelaparan yang tidak pernah ada pada generasi sebelumnya.
  2. Tidaklah mereka mengurangi timbangan dan takaran kecuali akan disika dengan paceklik panjang, susahnya penghidupan dan kezholiman para penguasa atas mereka.
  3. Tidaklah mereka menahan pembayaran zakat kecuali hujan dari langit akan ditahan atas mereka dan sekiranya bukan karena hewan-hewan, maka manusia tidak akan diberi hujan.
  4. Dan tidaklah pemimpin-pemimpin mereka kaum muslim berhukum dengan selain kitabullah, kecuali Allah timpahkan permusuhan diantara mereka.

Negeri ini memang kaya akan tetapi kaya juga dengan kemaslahatan, kalau kita jujur semau kemaksiatan dari hadist di atas semua ada di Negeri ini. Dan maksiat lainya yang menjadi sumber bencana adalah tersebarnya riba, hampir sulit orang terlepas dari riba. Kalaulah kita tidak memakanya maka kita akan terkena imabs dari riba tersebut karena bencana tidaklah menimpa pada orang-orang yang melakukan kemaksiatan saja tetapi juga berimbas kepada seluruh manusia.

Solusi dari semua musibah dan bencana adalah kembali kepada Allah dengan tunduk dan patuh pada hukum-hukumNya untuk melaksanakan segala apa yang diperintahkannya. Dan menjauhi apa saja yang dilarangNya. Menghalalkan apa yang allah halalkan dan mengharamkan apa yang allah haramkan. Menegakkan SyariatNya dimuka bumi ini yang telah diciptakanNya. Yang telah diamanahkan kepada kita untuk mengelolanya kemudian bertaubat dari berbagai dosa dan kesalahan. Sehingga Allah mengangkat bencana kekeringan dari Negeri kita tercinta ini. Aamiin.

Wallahu‘alam bi shawab

  • Bagikan