Kelompok E-Warong Binaan Dinsos Kendari Sukses Berbagi Keuntungan di Bulan Ramadan

  • Bagikan
Pemberian bantuan sedekah kepada anggota dan masyarakat oleh Dinsos Kendari. (Foto: Hasrul Tamrin/SULTRAKINI.COM)
Pemberian bantuan sedekah kepada anggota dan masyarakat oleh Dinsos Kendari. (Foto: Hasrul Tamrin/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Bantuan pemerintah pusat melalui Kementerian Sosial Bantuan Pangan Non Tunai Elektronik Warung (E-Warong) KUBE PKH binaan Dinas Sosial (Dinsos) Kota Kendari sukses digelar di Kelurahan Watulondo, Kecamatan Puuwatu, Jumat (17/5/2019).

Kepala Bidang Penanggulangan Kemiskinan Dinas Sosial Kota Kendari, Sri Nursam Dewi, mengapresiasi kinerja anggota e-Warong mau berbagi kepada kelompok penerima manfaat dari keuntungan hasil pengelolaan keuangan bantuan tersebut.

“Ini semua inisiatif mereka, kita juga kaget diundang menyaksikan karena mungkin selama ini ada keuntungan sedikit maka mereka keluarkan sedikit zakatnya, bisa jadi ini bagian dari kesyukuran mereka sudah berhasil,” ujar Sri Nursam, Jumat (17/5/2019).

Menurutnya, di antara kelompok usaha e-Warong di Kendari, baru kelompok tersebut berbagi dengan masyarakat. Tindakan itu dinilainya sebagai motivasi dalam meningkatkan kelompok usaha bersama.

Koordinator PKH Kota Kendari, Jasman, mengatakan e-Warong merupakan bantuan dari pemerintah pusat sejak 2017 dengan besaran sekitar Rp 30 juta. Rinciannya, Rp 10 juta untuk renovasi warung dan Rp 15 juta untuk renovasi di dalamnya termasuk pemasangan instalasi listrik. Sisa anggaran dijadikan modal usaha termasuk tempat penyaluran bantuan pangan non-tunai lainnya.

“Setelah kita konfirmasi tadi dengan ketua kelompoknya, keuntungan mereka itu sudah hampir 20 juta, makanya di bulan Ramadan ini mereka niatkan untuk berbagai,” ucap Jasman.

Jumlah penerima bantuan pangan non-tunai (BPNT) dari 10.143 KPM per Oktober 2018 turun menjadi 9.858 KPM atau keluarga penerima manfaat.

“Alhamdulillah, ketika kita liat angka kemiskinan ini justru mengalami penurunan kalau dari grafik kemiskinan karena kategori sangat miskin itu sekitar lima persen dari total kemiskinan di Indonesia,” jelasnya.

Laporan: Hasrul Tamrin
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan