Kenali Penyakit Asam Lambung, Penyebab, Gejalah, dan Cara Mencegahnya

  • Bagikan
Ilustrasi (Dok. Antara/Shutterstock/Orawan Pattarawimonchai) 
Ilustrasi (Dok. Antara/Shutterstock/Orawan Pattarawimonchai)

SULTRAKINI.COM: Asam lambung merupakan cairan yang dihasilkan oleh sel-sel lambung, yang bertugas untuk membantu sistem pencernaan. Akan tetapi, jika produksi cairan tersebut terlalu rendah, maka efeknya akan menyebabkan tubuh akan kehilangan kemampuan mencerna dan menyerap nutrisi dengan baik.

Asam lambung rendah dikenal dengan istilah medis hipoklorhidria. Asam lambung atau tepatnya asam klorida (HCL), membantu tubuh memecah, mencerna, dan menyerap nutrisi. Asam tersebut juga membantu menghilangkan bakteri dan virus di perut agar tidak mudah mengalami infeksi.

Saat ini di Indonesia belum ada angka yang pasti mengenai jumlah penderita GERD, tetapi dari hospital base yang dapat ditelusuri ada sekitar 20 persen dari total pasien yang datang ke Departemen Ilmu Penyakit Dalam menyampaikan keluhan gejala GERD dari ringan hingga parah.

Apa yang menyebabkan penyakit asam lambung rendah?

Ada berbagai penyebab yang bisa memicu rendahnya kadar HCL dalam tubuh antaranya yaitu faktor usia, stres, kekurangan vitamin, efek obat, infeksi bakteri H. Pylori, dan operasi lambung. Namun, apa gejalah dari penyakit asam lambung rendah?

Gejalah asam lambung rendah atau hipokloridria dapat membuat anda sulit mencerna makanan, rentan terinfeksi, dan bermasalah saat menyerep nutrisi. Beberapa tanda-tanda asam lambung rendah yang bisa anda rasakan yaitu kembung, mual saat mengonsumsi suplemen vitamin dan mineral, serdawa terus-menerus, kuku rapuh dan gampang patah, perut terasa panas, diare, pembulu darah tampak jelas di wajah, anemia akibat kekurangan zat besi, dan tampak sisa makanan yang tidak tercerna di fases.

Dikutip dari Haibunda, ada beberapa langkah yang bisa dicoba untuk membantu meningkatkan kadar asam lambung secara alami yakni sebagai berikut:

1. Kunyah makanan

Tip sederhana namun terlewatkan untuk meningkatkan kadar asam lambung dan pencernaan adalah dengan mengunyah makanan secara menyeluruh. Kunyah makanan dengan benar untuk merangsang enzim pencernaan. Ini dapat menghilangkan gejala yang berhubungan dengan asam lambung rendah dan membantu mempertahankan tingkat positif di perut.

2. Batasi makanan olahan

Makanan olahan dan gula dapat menyebabkan peradangan di perut, mengurangi aktivitas asam, dan memicu gejala refluks asam.

Memasukkan diet seperti buah-buahan dan sayuran juga bisa meningkatkan kadar asam lambung serta menyehatkan proses pencernaan. Ini juga dapat memungkinkan perut untuk memecah makanan dan menyerap protein penting ke dalam tubuh. Pertimbangkan juga untuk membatasi asupan alkohol untuk manfaat tambahan.

3. Makan sayuran yang difermentasi

Sayuran fermentasi seperti kimchi, asinan kubis, dan acar secara alami dapat meningkatkan kadar asam lambung. Sayuran dan makanan fermentasi memiliki efek probiotik yang dapat meningkatkan pencernaan, melawan bakteri berbahaya dan mengurangi peradangan dari asam lambung yang rendah.

4. Minum cuka sari apel

Cuka sari apel mentah adalah cairan fermentasi yang terbuat dari apel, bakteri, dan ragi yang dihancurkan. Kaya akan protein dan enzim yang dapat membantu memecah bakteri dalam makanan. Cuka sari apel mentah dapat meningkatkan kadar asam lambung karena sifat asamnya memasukkan lebih banyak asam ke dalam saluran pencernaan.

Selain meningkatkan kadar asam lambung, cuka sari apel mentah juga telah dikaitkan dengan fungsinya untuk mengurangi gejala dari refluks asam, diabetes, dan gula darah tinggi.

Untuk menggunakan cuka sari apel, encerkan sedikit dengan air dan minum sebelum makan. Jika dikonsumsi tanpa air atau pelarut lain, cuka sari apel dapat merusak enamel pada gigi

5. Makan jahe

Jahe dikenal luas karena sifat anti-inflamasinya, kualitas penting untuk mengurangi peradangan dari asam lambung yang rendah. Ini juga telah diakui sebagai pengobatan alternatif untuk refluks asam dan gangguan pencernaan lainnya. anda bisa mengiris, memarut, atau memasukkan jahe ke dalam teh dan makanan. Ini juga tersedia sebagai suplemen oral dan bubuk.

Namun sebelum menjalaninya, Bunda perlu melakukan diskusi bersama dokter mengenai kondisi yang mungkin memerlukan pendekatan yang lebih konvensional. Jika telah mendapat persetujuan dan saran dari dokter, maka Bunda dapat mencoba beberapa cara tersebut. (B)


Laporan: Farhan
Editor: Hasrul Tamrin

  • Bagikan