Kenalkan Tradisi Posuo di Thailand, Mahasiswa IAIN Kendari Raih The Best Presenter

  • Bagikan
Wa Ode Nur Aminah Amaliah menerima penghargaan The Best Presenter di Thailand. (Foto: Ist)
Wa Ode Nur Aminah Amaliah menerima penghargaan The Best Presenter di Thailand. (Foto: Ist)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Mahasiswi Tadris Bahasa Inggris IAIN Kendari Wa Ode Nur Aminah Amaliah, meraih predikat The Best Presenter atau presenter terbaik. Aminah mempresentasikan karya ilmiahnya dengan judul A ButoneseTradition: Posuo Ceremony pada Students Mobility Program digagas oleh Kantor Urusan Internasional IAIN Kendari bekerja sama dengan Southeast Asia Academic Mobility atau SEAAM.

Wa Ode Nur Aminah Amaliah dalam presentasinya menjelaskan latar Tradisi Posuo atau lebih dikenal dengan pengasingan (pingitan). Tradisi Posuo adalah salah satu ritual yang dilakukan masyarakat Buton kepada gadis remaja yang memasuki masa transisi menjelang dewasa.

“Peserta Posuo ditempatkan di ruang khusus yang tidak diizinkan oleh orang lain untuk masuk selain dari tokoh tradisional yang disebut “Bhisa Bhawine” sebagai pendamping yang memberikan nasihat-nasihat kepada peserta Posuo. Tidak hanya itu, peserta Posuo dituntut untuk selalu berdoa dan banyak berdzikir agar dosa-dosanya dimasa remaja terhapus dan ketika menghadapi masa dewasa bisa menjadi manusia yang lebih bermanfaat,” jelasnya dalam keterangan tertulis diterima Sultrakini.com, Kamis (5/12/2019).

Pelajaran yang dapat diambil dari ritual Posuo adalah mengajarkan para remaja untuk lebih kuat dan tabah dalam menghadapi masalah yang akan dihadapi di masa yang akan datang. Selain itu, para gadis remaja diajarkan bagaimana mengurus rumah tangga agar tetap hidup rukun bersama pasangannya kelak.

“Saat ini masih ada beberapa keluarga yang melaksanakan ritual Posuo karena mereka menganggap penting untuk mempersiapkan mental anak perempuannya. Hal lainnya, ritual Posuo membantu mempererat tali persaudaraan dan menyadarkan kepada keluarga untuk saling bekerja sama dalam menyukseskan kegiatan ini. Karena tanpa adanya bantuan dari seluruh keluarga maupun tetangga maka ritual Posuo tidak dapat berjalan dengan semestinya,” ucap Aminah mengakhiri.

Wa Ode Nur Aminah Amaliah sendiri mempresentasikan ritual tersebut pada International Conferece on Interdisciplinary Educational Studies in Southeast Asia (ICIESSEA) Fatoni University, Pattani, Thailand.

Menurut laporan perwakilan Kantor Urusan Internasional IAIN Kendari, Dewi Atikah, M.A (TESOL), selain Aminah peserta lainnya juga mempresentasikan artikel dengan mengangkat tema seputar kebudayaan masyarakat Sulawesi, khususnya Sulawesi Tenggara dan Selatan. Artikel budaya tersebut sengaja diangkat dengan tujuan memperkenalkan kebudayaan masyarakat Sulawesi kepada dunia.

“Artikel hasil studi pustaka yang diangkat seperti Budaya Kalosara, Budaya Sungkeman Masyarakat Jawa di Sultra, Budaya Mappadendang dan beberapa artikel bidang Ilmu Pendidikan dan Ekonomi,” terangnya.

Ia menambahkan, dalam kegiatan akademik yang bertajuk Adaptive Strategies for Sustainable Education, mahasiswa IAIN Kendari juga mendapat apresiasi dari penyelenggara. Salah satunya Muh. Hilman, mahasiswa Tadris Bahasa Inggris yang berasal dari Thailand. Hilman mempresentasikan karyanya berjudul Manfaat TED talks dalam meningkatkan kemampuan berbicara siswa.

“TED Talks adalah sebuah channel pada aplikasi Youtube yang mempublikasikan video para pembicara menuturkan suatu topik dalam bahasa Inggris. Bagi penutur asing, mereka dapat mempelajari segala sesuatu dari video, seperti pronunciation, gesture dan keterampilan listening. TED Talks digunakan sebagai media pembelajaran terutama di era digital seperti sekarang ini,” jelas Hilman.

Students Mobility Program merupakan yang pertama kalinya dilaksanakan oleh IAIN Kendari. Kegiatan tersebut akan dijadikan program rutin dari Kantor Urusan Internasional dalam rangka membangun hubungan dan meningkatkan rekognisi internasional terhadap kualitas akademik kampus yang sedang berproses alih status menjadi UIN.

Agenda ini diikuti sepuluh orang mahasiswa IAIN Kendari yang mengunjungi beberapa universitas di Malaysia, Thailand, dan Singapura.

Laporan: Muh Yusuf
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan