SULTRAKINI.COM: KENDARI – Perkembangan harga berbagai komoditas pada April 2022 secara umum menunjukkan adanya kenaikkan. Catatan Badan Pusat Statistik (BPS), gabungan dua kota indeks harga konsumen di Provinsi Sulawesi Tenggara mengalami inflasi 1,65 persen dari IHK 108,54 pada Maret 2022 menjadi 110,33 pada April 2022.
Inflasi di Kota Kendari tercatat 1,80 persen dan Kota Baubau 1,12 persen. Jika dicermati tingkat inflasi tahun kalender Januari–April 2022 sebesar 2,28 persen dan tingkat inflasi April 2022 terhadap April 2021 sebesar 4,87 persen di wilayah Sultra.
Kepala BPS Sultra, Agnes Widiastuti, mengatakan terjadinya inflasi disebabkan adanya kenaikkan harga yang ditunjukkan naiknya indeks harga pada kelompok transportasi sebesar 4,92 persen.
“Kelompok transportasi ini kenaikkan indeks harga karena ada dua subkelompok mengalami inflasi, yaitu subkelompok jasa angkutan penumpang 12,42 persen dan subkelompok pembelian kendaraan 0,42 persen,” ujarnya, Senin (9 Mei 2022).
Selanjutnya penyebab inflasi dipicu komoditas makanan, minuman, dan tembakau 2,44 persen; perawatan pribadi dan jasa lainnya 1,22 persen; pakaian dan alas kaki 1,08 persen; perlengkapan, peralatan, dan
pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,12 persen.
Kemudian kelompok kesehatan 0,03 persen; penyediaan makanan dan minuman/restoran 0,02 persen; rekreasi, olahraga, dan budaya 0,01 persen; serta kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,002 persen.
“Namun terdapat satu kelompok deflasi, yaitu perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,11 persen. Sedangkan kelompok pendidikan tidak mengalami perubahan/relatif stabil,” jelas Agnes.
BPS Sultra memantau, beberapa komoditas mengalami kenaikkan harga pada April 2022, meliputi angkutan udara, sawi hijau, ikan rambe, minyak goreng, ikan ekor kuning, ikan kembung/ ikan gembung, ikan selar/ikan tude, cumi-cumi, terong, serta jagung muda/putren.
Ada juga komoditas mengalami penurunan harga, yaitu ketimun, kaos kutang/singlet pria, rok luar model biasa, panci, telur ayam kampung, cabai rawit, kunyit, apel, kompor, serta daun bawang.
Untuk diketahui selama ramadan dan dan Idul Fitri 2022, terdapat sebelas kelompok pengeluaran dicatat BPS. Dari jumlah itu, sembilan kelompok mempengaruhi inflasi, yakni perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,77 persen; kesehatan 0,73 persen; serta kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,08 persen.
Disusul kelompok transportasi sebesar 0,07 persen; perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,01 persen; pakaian, alas kaki, dan perawatan pribadi dan jasa lainnya masing-masing 0,001 persen, serta kelompok pendidikan dan kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya masing-masing sebesar 0,0001 persen.
Sedangkan kelompok yang mempengaruhi deflasi, yaitu penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,02 persen; serta kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan tidak mengalami perubahan/relatif stabil.
“Dari kota-kota IHK di Pulau Sulawesi berjumlah 13 kota, semuanya tercatat inflasi. Tertinggi tercatat di Kendari sebesar 1,80 persen dengan IHK 110,59 dan inflasi terendah tercatat di Bulukumba sebesar 0,62 persen dengan IHK 111,20,” terang Agnes. (B)
Laporan: Wa Rifin
Editor: Sarini Ido