Kendari Masih Butuh 300an Guru SD

Kepala Dinas Dikbud Kota Kendari, Makmur (Foto: Sarini Ido/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Ketersediaan guru di semua jenjang pendidikan di Kota Kendari, ternyata masih dianggap kurang. Terutama lebih dirasakan pada jenjang sekolah dasar.

Selain itu, banyaknya guru dengan status honorer terbilang banyak dibandingkan guru PNS di sejumlah sekolah.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari, Makmur mengatakan, ada dua cara untuk mengisi kekosongan guru di suatu sekolah, yakni melakukan pemetaan dengan mengadopsi guru pada sekolah yang memiliki kelebihan pengajar ke sekolah yang masih kurang tim pengajarnya, atau kedua, memberikan ruang kepada pihak sekolah bersangkutan, untuk membuka kesempatan kepada honorer yang siap bekerja.

“Semua sekolah masih kekurangan, sekitar 300an. Ada cara yang kita lakukan, kita pemetaan melihat sekolah yang berkelebihan guru kita pindahkan ke sekolah yang kurang. Sekolah kita beri ruang, tapi dengan catatan honornya disesuaikan dengan pihak sekolah,” jelasnya, Senin (1/2/2016).

Kekurangan guru lebih dirasakan pada jenjang SD utamanya guru kelas. Penambahan lembaga pendidikan tingkatan SD menjadi salah satu alasan kekurangan tersebut. Terdata ada 126 lembaga pendidikan sekolah dasar di Kota Kendari. Dikbud menilai persoalan lain kurangnya jumlah guru, juga disebabkan sejumlah hal, seperti guru bersangkutan tidak ingin dipindahkan, terjadi mutasi dan meninggal dunia.

“Yang paling banyak SD, utamanya guru kelas. Sehingga ada guru honor juga yang pegang kelas, ya apa boleh buat, yang penting Kepsek memperhatikan bahwa guru bersangkutan betul-betul bekerja maksimal. Hanya juga persoalannya, banyak guru yang tidak mau pindah, karena sudah nyaman. Kita juga lihat, setelah pindah, bisa dia sertifikasi di sekolah tersebut,” tambahnya.

Hal tersebut juga dirasakan SMKN 1 Kendari. Pihaknya menilai kontribusi mahasiswa UHO membantu sekolah menutupi kekurangan tenaga pengajar.

“Untuk guru SMK 1 turut apresiasi mahasiswa dari UHO untuk menutupi kekurangan guru,” ujarnya.

Mensiasati permasalahan guru sekolah ternyata belum memberikan banyak perubahan. Sehingga pihak Dikbud mengharapkan lahirnya generasi-generasi muda yang berpontensi untuk menjadi pengajar dan menutupi kekurangan tersebut.

Editor: Gugus Suryaman