Kisah Inspiratif Polisi di Bombana, Relakan Gaji Bangun Musala untuk Warga Pesisir

  • Bagikan
Brigadir Muhammad Saleh saat mengisi jadwal mengaji anak-anak Desa Tunas Baru di Musala Al Iklas. (Foto: Wayan Sukanta/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Dua puluh tahun sudah masyarakat Desa Tunas Baru, Kecamatan Rarowatu Utara, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara hidup tanpa musala di lingkungan pemukiman mereka. Perjuangan untuk beribadah di ‘Rumah Allah’ membawa langkah kaki mereka ke desa tetangga yang jaraknya tiga kilometer.

Bukan tak ingin musala berdiri megah di antara pemukiman setempat. Namun sebaliknya, impian itu telah lama diimpikan warga yang terus tergerus dikarenkan dana desa yang katanya tidak cukup untuk mendirikan musala.

Impian warga itu akhirnya terjawab, setelah Brigadir Muhammad Saleh yang bertugas sebagai Bhabinkamtibmas di Desa Tunas Baru, berjuang keras membantu warga untuk mendirikan musala tersebut.

Brigadir Muhammad Saleh bersama anak-anak Desa Tunas Baru di halaman Musala Al Iklas. (Foto: Wayan Sukanta/SULTRAKINI.COM)
Brigadir Muhammad Saleh bersama anak-anak Desa Tunas Baru di halaman Musala Al Iklas. (Foto: Wayan Sukanta/SULTRAKINI.COM)

Tidak menjadi beban baginya, walau harus merelakan sebagian gaji dan tabungannya untuk membeli sejumah kebutuhan bahan-bahan pembangunan musala.

Meskipun ditengah kesibukannya sebagai aparat penegak hukum, Brigadir Muhammad Saleh yang bermarkas di Satuan Binmas Polres Bombana ini, terus berjuang bersama warga mewujudkan impian warga menghadirkan ‘Rumah Allah’ di Desa Tunas Baru.

Hanya dengan modal patung-patungan mengumpulkan bahan, Brigadir Muhammad Saleh bersama warga berhasil mendirikan musala tersebut dalam waktu satu bulan.

Rumah ibadah itu bernama Musala Al Iklas. Selain sebagai tempat ibadah, bangunan seluas 7×6 meter persegi ini juga menjadi satu-satunya sentra pembelajaran Al Quran bagi anak-anak desa setempat.

Bangunan musala Al Ikhlas tersebut merupakan kado istimewa bagi masyarakat Desa Tunas Baru di bulan Ramadan.

Brigadir Muhammad Saleh tidak hanya dikenal sebagai polisi, tetapi sosoknya juga dianggap seorang guru mengaji bagi anak-anak desa setempat. Tidak hanya sebagai penggagas berdirinya musala, pria yang akrab disapa Saleh ini setiap hari mengajar mengaji terhadap anak-anak yang ada di desa tersebut.

“Saya sangat bangga dan berbahagia bisa mewujudkan impian warga Desa Tunas Baru dengan berdirinya musala ini. Awalnya saya pesimis bisa melakukan hal itu, dikarenakan keterbatasan biaya dan bahan material lainnya. Namun saya tidak patah semangat, ditengah keterbatasan biaya saya bersama warga gotong royong dan patung-patungan mengumpulkan papan dan seng bekas yang kami cat ulang. Ini bukan soal materi tetapi ini murni karena nurani. Kalaupun saya harus rela menyisihkan gaji dan tabungan agar impian warga memiliki musala dapat terwujud. Musala ini kita kerjakan bersama warga dalam kurun waktu hampir satu bulan. Meski demikian, warga akhirnya bisa Salat Tarawih di musala ini tanpa harus berjalan kaki sejauh tiga kilometer,” kata Saleh, Selasa (22/5/2018).

Keberhasilan Brigadir Muhammad Saleh sebagai penggagas Musala Al Iklas, juga mendapat apresiasi Kapolres Bombana, AKBP Andi Adnan Safrudin. Kegigihannya sebagai Bhabinkamtibmas patut diacungi jempol dan menjadi sosok yang harus ditiru.

“Tugas kepolisian tidak hanya dengan persoalan penegakan hukum, tetapi tugas polisi juga menjadi sosok yang mampu mengambil andil di tengah masalah sosial masyarakat. Cita-cita Polri sebagai Promotor dan Humanis adalah dengan cara-cara seperti ini, selalu menjadi yang terdepan membantu masyarakat kita yang sedang membutuhkan. Memang yang kami harapkan adalah Bhabinkamtibmas sebagai pelopor dalam mewujudkan masyarakat cinta Polri dan sebaliknya Polri ada untuk mereka,” ujar AKBP Andi Adnan.

 

 

Laporan: Wayan Sukanta
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan