KKN di Konsel, Mahasiswa UMK Bangun UMKM Petani Rumput Laut

  • Bagikan
Mahasiswa KKN UMK di Desa Torokeku, Kecamatan Tinanggea, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Senin (10/9/2018). (Foto: UMK)
Mahasiswa KKN UMK di Desa Torokeku, Kecamatan Tinanggea, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Senin (10/9/2018). (Foto: UMK)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Kendari (UMK) mendorong perkembangan UMKM petani rumput laut di Desa Torokeku, Kecamatan Tinanggea, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara. Melalui Kuliah Kerja Nyata dan Pembelajaran Masyarakat (KKN-PPM), mahasiswa membangun program kerja merintis kembali koperasi dan mengembangkan UMKN petani rumput laut.

Koperasi dan UMKM sudah dirintis masyarakat sebelumnya masih terbatas dari segi produksi dan manajerial. Mahasiswa KKN berupaya memberikan solusi kepada petani dengan membentuk kelompok petani rumput laut sehingga koperasi dan UMKM bisa membawakan keuntungan.

“Desa Torokeku perintisan koperasi bagi petani rumput laut ini, solusi berkelanjutan yang dapat dimanfaatkan oleh kelompok petani rumput laut karena dengan koperasi, petani rumput laut memperoleh segala informasi tentang rumput laut,” terang Ketua Pelaksana Program KKN PPM, Fajriah.

Program kerja yang beranggotakan 33 orang tersebut, berasal dari berbagai program studi, di antaranya Prodi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Prodi Teknologi Hasil Perikanan, dan Prodi Administrasi Pendidikan.

Sumber Daya Alam (SDA) yang potensial inilah memacu tim pelaksana dibantu mahasiswa memberikan pelatihan dan penyuluhan, yakni percontohan kebun bibit rumput laut, pelatihan olahan rumput laut seperti nugget rumput laut, bakso rumput laut dan dodol rumput laut, serta penyuluhan sekaligus secara resmi membentuk koperasi. Ini juga mendapat respon positif dari aparat desa, utamanya BPD dan partisipasi masyarakat.

Ketua Pengurus Koperasi sekaligus Kepala BPD Desa Torokeku, Jamil, mengatakan kurangnya informasi yang diperoleh petani rumput laut dan masyarakat Desa Torokeku yang rata-rata berlatar belakang suku Bajo membuat mereka belum mengerti fungsi koperasi yang dapat meningkatkan kesejahteraan petani rumput laut.

“Koperasi yang terbentuk beranggotakan 22 orang, semua berasal dari Desa Torokeku,” terang Jamil dalam rilis kepada SultraKini.Com, Senin (10/9/2018).

Koperasi yang telah dibentuk itu berada pada tahap pengurusan akta pendirian koperasi oleh notaris.

Laporan: Rifin
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan