Korban Diterkam Buaya Ketika Upacara Melasti di Muna Ditemukan

  • Bagikan
Evakuasi jasad Faisal, korban penerkaman buaya ketika Upacara Melasti di Muna, Selasa (1 Maret 2022). (Foto: Dok Basarnas Kendari)

SULTRAKINI.COM: Bocah 18 tahun bernama Faisal akhirnya ditemukan setelah hilang karena diterkam buaya di muara sungai Desa Labulubulu, Kecamatan Parigi, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, Selasa (1 Maret 2022).

Faisal ditemukan tim SAR gabungan pada hari kedua operasi pencarian korban di muara sungai Desa Labulubulu, tepatnya sekitar dua kilometer arah timur dari hulu sungai. Namun korban dalam keadaan meninggal dunia serta tubuhnya tidak utuh.

“Korban dievakuasi dan diserah terimakan kepada pihak keluarga. Operasi SAR kemudian dinyatakan selesai dan ditutup,” jelas Kepala Basarnas Kendari, Aris Sofingi.

Selama operasi SAR, sejumlah unsur ikut terlibat, seperti tim rescue Unit Siaga SAR Muna, personel Pos Polairud Muna, personel Polsek Parigi, anggota Koramil Kabawo, Babinsa Desa Labulubulu, Pemerintah Desa Labulubulu, masyarakat setempat, serta keluarga korban.

Evakuasi jasad Faisal, korban penerkaman buaya ketika Upacara Melasti di Muna, Selasa (1 Maret 2022). (Foto: Dok Basarnas Kendari)

Dilaporkan sebelumnya Faisal pada Senin (28 Februari 2022) sekitar pukul 09.55 Wita berada di pinggir sungai Desa Labulubulu untuk melihat upacara adat Bali Melasti. Ketika itu korban melihat seekor bebek dilepaskan ke sungai.

Berinisiatif mengambil hewan tersebut, namun nyatanya korban diterkam buaya. Sempat saat itu seorang warga memperingatkan Faisal, namun tidak didengar korban yang terus berusaha berenang menghampiri bebek tersebut.

Dilansir dari Wikipedia, Melasti merupakan upacara pensucian diri untuk menyambut hari raya Nyepi oleh seluruh umat Hindu.

Upacara Melasti digelar untuk menghanyutkan kotoran alam menggunakan air kehidupan. Upacara Melasti dilaksanakan di pinggir pantai dengan tujuan mensucikan diri dari segala perbuatan buruk pada masa lalu dan membuangnya ke laut.

Dalam kepercayaan Hindu, sumber air seperti danau dan laut dianggap sebagai air kehidupan (tirta amerta). Selain melakukan persembahyangan, upacara Melasti juga bertujuan pembersihan dan penyucian benda sakral milik pura (pralingga atau pratima Ida Bhatara dan segala perlengkapannya).

Editor: Sarini Ido

  • Bagikan