Korban Meninggal Tsunami Selat Sunda Bertambah, Berikut Kronologi Versi BMKG

  • Bagikan
Suasana pantauan udara dari lokasi terjadinya tsunami di Pantai Tanjung Lesung, Pantai Sumur, Pantai Teluk Lada, Pantai Panimbang, dan Pantai Carita di Kabupaten Pandeglang, Banten pada Ahad, 23 Desember 2018. Tsunami Selat Sunda menghantam kawasan ini pada Sabtu malam, 22 Desember 2018. Ilustrasi Foto: Tempo.co
Suasana pantauan udara dari lokasi terjadinya tsunami di Pantai Tanjung Lesung, Pantai Sumur, Pantai Teluk Lada, Pantai Panimbang, dan Pantai Carita di Kabupaten Pandeglang, Banten pada Ahad, 23 Desember 2018. Tsunami Selat Sunda menghantam kawasan ini pada Sabtu malam, 22 Desember 2018. Ilustrasi Foto: Tempo.co

SULTRAKINI.COM: Korban tsunami Sabtu (22 Desember 2018) malam di Selat Sunda diprediksikan terus bertambah. Data posko Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Senin (24/12) pukul 07.00 WIB, tercatat 281 orang meninggal, 1.016 orang luka-luka, 57 orang hilang, dan 11.687 pengungsi. Sementara kerusakan fisik, berupa 611 rumah, 69 hotel-vila, 60 warung-toko.

“Korban dan kerusakan ini terdapat di lima kabupaten terdampak, yaitu Pandeglang, Serang, Lampung Selatan, Tanggamus, dan Pesawaran,” terang Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, Senin (24/12/2018) dilansir dari Kompas.com.

Sebaran korban tsunami Selat Sunda ini tersebar dari sejumlah kabupaten. Di Kabupaten Serang tercatat 12 orang meninggal dunia, 30 orang luka-luka, dan 28 orang hilang. Kerusakan fisik masih dalam pendataan.

Sedangkan di Kabupaten Lampung Selatan, tercatat 60 orang meninggal dunia, 230 orang luka-luka, 22 orang hilang, dan 30 unit rumah rusak berat.

Di Kabupaten Pandeglang, tercatat korban 207 orang meninggal dunia, 755 orang luka-luka, tujuh orang hilang, dan 11.453 orang mengungsi. Semua korban tersebar di sepuluh kecamatan. Korban terbanyak ditemukan di Hotel Mutiara Carita Cottage, Hotel Tanjung Lesung, dan Kampung Sambolo.

Kerusakan fisik, meliputi 611 rumah rusak, 69 hotel dan vila rusak, 60 warung makan dan toko rusak, 350 perahu/kapal rusak, dan 71 unit kendaraan rusak.

Daerah pesisir dari Pantai Carita, Pantai Panimbang, Pantai Teluk Lada, Sumur, dan Tanjung Lesung juga mengalami kerusakan.

Sementara Kabupaten Tanggamus, satu orang meninggal dunia, empat rumah rusak berat, dan 70 perahu rusak.

Di Kabupaten Pesawaran, tercatat satu orang meninggal dunia, satu orang luka-luka, 231 orang mengungsi, 134 rumah rusak, dan 14 perahu rusak.

Kabupaten Pesawaran, tercatat satu orang meninggal dunia, satu orang luka-luka, 231 orang mengungsi, 134 rumah rusak, dan 14 perahu rusak.

Dalam tragedi tsunami di Banten, beberapa artis menjadi korban adalah mereka yang diundang tampil dalam acara tahunan PLN UIN JBB di Pantai Tanjung Lesung, Banten, Sabtu (22/12), misalnya Aa Jimmy dan personel Seventen Band.

Penanganan
Evakuasi, pencarian, dan penyelamatan korban terus dilakukan oleh ribuan personel gabungan TNI, Polri, BNPB, Basarnas, Kementerian PU Pera, Kementerian Sosial, Kementerian Kesehatan, Kementerian ESDM, BPBD, SKPD, NGO, relawan, dan masyarakat.

“Kemungkinan data korban dan kerusakan masih akan bertambah, mengingat belum semua berhasil didata. Pendataan masih terus dilakukan oleh petugas,” ucap Sutopo.

Pos kesehatan, dapur umum, dan pengungsian didirikan di beberapa tempat. Bantuan logistik juga terus disalurkan.

Untuk evakuasi dikerahkan alat berat tujuh unit excavator, 12 unit dump truck, dua unit loader. Dalam mobilisasi ke lokasi bencana satu unit excavator, satu dozer, satu loader, satu grader, dua tronton, dan empat dump truck.

“Panjang dan luasnya daerah terdampak masih diperlukan tambahan alat berat dan personel untuk membantu evakuasi, pencarian, dan penyelamatan korban,” lanjut Sutopo.

Kronologi
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Rahmat Triyono, menjelaskan ada dua peristiwa pemicu gelombang tsunami di Perairan Selat Sunda, di antaranya aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau dan gelombang tinggi akibat faktor cuaca di perairan Selat Sunda.

“Jika dipicu erupsi, gelombang tsunami sekitar 90 sentimeter. Namun, dengan adanya gelombang tinggi akibat faktor cuaca, arus gelombang tsunami bisa bertambah lebih dari dua meter. Karena digabung, menimbulkan tinggi tsunami yang signifikan dan menimbulkan korban dan kerusakan yang luar biasa,” jelas Rahmat dalam konferensi pers di Gedung BMKG, Jakarta, Minggu (23/12/2018) dilansir dari Kompas.com.

Kalau hanya tsunami saja, lanjutnya, hanya 90 sentimeter hampir dipastikan tidak masuk ke daratan. Tetapi karena juga sebelumnya BMKG telah mengeluarkan warning gelombang tinggi, menambah tinggi tsunami.

Pada Jumat (21/12/2018), Kepala BMKG Dwikorita Karnawati memaparkan kronologi terjadinya peristiwa tsunami tersebut. sekitar pukul 13.51 WIB, BMKG telah mengumumkan erupsi Gunung Anak Krakatau dengan status level waspada.

“Kemarin pukul 13.51 WIB pada tanggal 21 Desember Badan Geologi telah mengumumkan erupsi Gunung Anak Krakatau dan levelnya pada level waspada,” ucap Dwikorita.

Pada Sabtu (22/12/2018), BMKG mengeluarkan peringatan dini sekitar pukul 07.00 WIB akan potensi gelombang tinggi di sekitar perairan Selat Sunda.

“Diperkirakan (gelombang tinggi terjadi) kemarin tanggal 21 hingga nanti 25 Desember 2018. Ini peristiwa beda tapi terjadi pada lokasi yang sama. Pertama, erupsi Gunung Krakatau dan potensi gelombang tinggi,” sambungnya.

Menurutnya, sekitar pukul 09.00-11.00 WIB, tim BMKG ada yang sedang berada di perairan Selat Sunda melakukan uji coba instrumen.

“Di situ memang terverifikasi terjadi hujan lebat dengan gelombang dan angin kencang, karena itu tim kami segera kembali ke darat,” ujarnya.

Di satu sisi sejumlah tide gauge (alat pendeteksi tsunami) BMKG menunjukkan ada potensi kenaikkan permukaan air di pantai sekitar Selat Sunda.

“Dan kami analisis, kami memerlukan waktu analisis apakah kenaikkan air itu air pasang akibat fenomena atmosfer yang tadi ada gelombang tinggi, Jadi memang ada fase seperti itu. Ternyata setelah kami analisis lanjut gelombang itu merupakan gelombang tsunami,” lanjutnya lagi.

Sumber: Kompas.com, Detik.com, dan Tribunnews.com
Laporan: Saswita

  • Bagikan