SULTRAKINI.COM: BUTON – Sarman (35), salah satu warga Kelurahan Pasarwajo Kecamatan Pasarwajo Kabupaten Buton yang merupakan korban bajak laut di Perairan Sabah, Malaysia, Sabtu (5/11/2016), memberi kabar bahwa dirinya selamat dan telah bebas dari upaya penculikan yang diduga dilakukan kelompok Abu Sayaf.
Informasi tersebut diterima ibunda Sarman, Wa Undu, setelah dihubungi melalui telepon oleh putranya, Senin (7/11/2016). Sarman juga mengabarkan bahwa kondisinya baik-baik saja.
“Tadi pagi saya baku telpon dengan anakku (Sarman), saya bilang kamu ada dimana anakku? dia bilang sudah dirumah, dia dilepas, tapi nahkodanya satu orang itu kita tidak tau dimana keberadaannya sekarang,” cerita Wa Undu saat ditemui di kediamannya di Lingkungan Lajampaka Kelurahan Pasarwajo, Senin (7/11/2016).
Dia juga menuturkan, bahwa anaknya dirampok saat hendak menangkap ikan bersama dua rekannya. Sekelompok orang tak dikenal datang secara tiba-tiba menggunakan Speed Boat merampok kapal yang ditampangi Sarman Cs.
“Sementara tarik jaring ikan, tiba-tiba datang sekelompok orang lengkap dengan senjata naik ke kapal untuk merampok. Mereka ambil barang-barang, GPS dan HP serta barang-barang lainnya yang ada di dalam kapal. Tapi beruntung anakku dia tau bawa kapal, akhirnya dia bawa mi itu kapal baru dia lari melapor ke Toke (bosnya),” tutur Wa Udu mengutip penuturan putranya.
Kepada SULTRAKINI.COM, Wa Undu mengaku kaget mendengar anaknya dirampok. Sebab, lanjut ibu 62 tahun ini, sang putra berencana pulang ke Pasarwajo pada Desember nanti. Dengan kejadian tersebut, belum dapat dipastikan kapan Sarman akan kembali ke Pasarwajo. Padahal semenjak Sarman merantau pada 2002 lalu, baru tiga kali pulang ke kampung.
“Pas kita dengar itu, jantungku rasanya mau copot, kita menangis, tapi Alhamdulillah setelah dia telpon tadi kita sudah lega mi juga, karena dia selamat,” katanya dengan nada haru.
Informasi terkait perampokan kapal ikan itu pertama kali diketahui Wa Undu dari menantunya (istri Sarman.red) yang juga dihubungi oleh keluarga lainnya, Minggu (6/11/2016). Ketika mendengar kabar itu, Wa Undu sempat shok. Karena sudah banyak kabar yang menyebutkan kelompok Abu Sayaf sering merampok dan membunuh korbannya dengan sadis.
“Saya dengar dari istrinya, pikiranku dibunuh mi kasian anakku, karena sering kejadian begitu,” katanya penuh cemas.
Hal senada juga dikatakan Melati, adik kandung Sarman. Kata dia, kakaknya sebenarnya sudah dua kali mengalami hal yang sama, tapi oleh kelompok yang berbeda. “Ini yang kedua kalinya ditangkap, tapi Alhamdulillah dia lolos,” katanya.
Pihak keluarga berharap, pemerintah Indonesia maupun Malaysia bekerjasama membebaskan nahkoda kapal yang ditumpangi Sarman, yang kini diculik oleh perompak. Sebab keluarga sang nahkoda saat ini pasti sedang cemas lebih dari yang keluarga Sarman rasakan.
“Kita minta kepada pemerintah Indonesia dan Malaysia agar menindaklanjuti hal itu, karena sudah banyak korban dari kekejaman kelompok Abu Sayaf. Karena pasti istrinya hatinya sedih, karena sampai sekarang nahkoda kapal itu belum ditau keberadaannya,” kata Melati.
Ditempat terpisah, istri Sarman, Satria, saat disambangi dikediamannya mengaku kaget ketika dihubungi keluarga bahwa suaminya dirampok. Sebab, sepengetahuannya suaminya bekerja di Malaysia hanya di kapal ikan, untuk mencari rezeki buat dia dan ketiga anaknya.
“Saya kaget waktu saya dihubungi keluarga kalau suami saya dirampok, karena kan suami saya itu ikut kapal ikan di Malaysia untuk cari rezeki,” katanya sambil menggendong salah satu anaknya.
Atas kejadian itu, lanjut Satria, dia meminta kepada suaminya agar segera pulang, karena merasa cemas akan keselamatan Sarman. Dia juga berharap agar nahkoda kapal yang diculik kelompok Abu Sayaf bisa segera bebas dan kembali berkumpul dengan keluarganya.
“Maunya saya itu, suamiku dia pulang dulu, nanti baru kita pikirkan lagi mau kerja apa. Soalnya saya takut kasian jangan sampai suamiku dia kenapa – kenapa. Juga kami berharap supaya bosnya bisa segera dibebaskan dan kembali berkumpul dengan keluarganya di Kaleduapa, Kabupaten Wakatobi,” harapnya.
Sebelumnya, di beberapa media diberitakan dua WNI diculik di Perairan Sabah, Malaysia, Sabtu (5/11/2016). Dua warga tersebut merupakan masyarakat Buton.
Editor: Gugus Suryaman