Kota Baubau Jadi lebih Dingin, Ini Penjelasan Stasiun Meteorologi

  • Bagikan
Kepala Stasiun Meteorologi Baubau, Fatuhri Syabani. (Foto: Aisyah Welina/SULTRAKINI.COM)
Kepala Stasiun Meteorologi Baubau, Fatuhri Syabani. (Foto: Aisyah Welina/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: BAUBAU – Akhir-akhir ini suhu udara Kota Baubau, Sulawesi Tenggara lebih dingin dari hari-hari biasanya. Stasiun Meteorologi Baubau mencatat, suhu dingin 18.9 derajat celcius yang biasanya rata-rata 22-25 derajat celcius.

Suhu dingin pada malam dan dini hari di Kota Baubau terjadi sejak Juli 2019, Stasiun Meteorologi Baubau menilai hal tersebut sebagai salah satu tanda masuknya periode kemarau.

Kepala Stasiun Meteorologi Baubau, Fatuhri Syabani, menerangkan saat bulan Juli-bumi bagian selatan (Australia) sedang mengalami musim dingin, tekanan udara tinggi di sana membawa massa udara dingin dan kering tertiup ke wilayah Indonesia. Tutupan awan yang sedikit menyebabkan panas laten yang dilepas awan menjadi kurang, di samping itu panas (radius) bumipun bebas terlepas ke luar angkasa, tidak terhalang awan.

Gabungan dari beberapa faktor inilah menyebabkan suhu lebih dingin saat periode kemarau.

“Sesuai prakiraan musim dari BMKG Stasiun Klimatologi Ranomeeto Kendari, wilayah Kepulauan Buton dan sekitarnya (termasuk Baubau) saat ini memasuki musim kemarau,” ucap Fatuhri Syabani.

Fatuhri menilai, tipikal kemarau memang pada siang hari terasa sangat panas, namun malam hari terasa lebih dingin. Bahkan, pihaknya mencatat suhu minimum pada dini hari di Baubau, yakni 18 derajat celcius.

“Iya betul (suhu lebih dingin), beberapa hari lalu tercatat suhu minimum saat dini hari mencapai 18.9 derajat celcius,” terangnya.

Diperkirakannya, suhu dingin masih terjadi di malam hari dan dini hari di masa periode kemarau pada Juli-Agustus 2019.

Laporan: Aisyah Welina
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan