La Bakry Canangkan Penanaman Jagung Hibrida di Buton

  • Bagikan
Pemda Buton canangkan penanaman jagung hibrida di wilayah setempat.(Foto: La Ode Ali/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: BUTON – Pemerintah Daerah Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara mencanangkan penanaman Jagung Hibrida di wilayah tersebut. Tujuannya, untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di bidang pertanian.

Pelaksana Tugas Bupati Buton, La Baky mengatakan pencanangan penanaman jagung hibrida ditindaklanjuti dengna pemberian bibit dan pupuk secra gratis kepada petani. Termasuk membangun jalan usaha tani dan melakukan penanganan masalah hama tanaman, sehingga masyarakat tani bisa bertani dengan produktif.

“Kita lakukan pencanangan penanaman jagung hibrida untuk mendorong produksi petani itu yang akan kita genjot lagi tahun ini, termasuk stimulan dari daerah khususnya penanganan masalah hama, kemudian jalan usaha tani, bibit gratis dan pupuk ke petani,” kata La Bakry saat menghadiri panen raya padi di Desa Togomangura, Kecamatan Lasalimu, Minggu (4/3/2018).

Dikatakannya, pencanangan tersebut sesuai dengan nawacita pemerintah pusat dibawah kepemimpinan Jokowi selaku Presiden RI. Selain itu, masyarakat Buton juga mayoritas petani, jadi mendorong perekonomian petani, sama halnya mendorong peningkatan ekonomi daerah yang dikenal sebagai pengahasil aspal itu.

“Sesuai dengan program pemerintah nawacita, dimana kita di Buton mayoritas petani, nah kalau kita dorong peningkatan petani itu sama kita mendorong peningkatan ekonomi kabupaten,” ujarnya.

Menurut dia, tanaman jagung sangat cocok di wilayah setempat dibandingkan padi. Sebab umumnya, digunakan tadah hujan dalam artian mengharapkan curah hujan. Berbeda dengan daerah lain seperti Jawa, Sumatera, dan Sulawesi Selatan, selain tanahnya datar, juga mudah mendapatkan perairan.

“Lahan sawah kita mayoritas tadah hujan, beda dengan produksi di lahan irigasi. Kalau tadah hujan tergantung cuaca, itu susah kita prediksi, untuk padi gogoh tidak terlalu banyak kita harapkan. Padi hanya untuk stok rumah tangga saja,” jelas La Bakry didampingi Kepala Desa Togomangura, Rudin.

Kendala lainnya, padi kurang cocok di wilayah Buton, yakni berbukit dan berlembah. Apalagi dalam jumlah banyak. Hingga kini, lahan sawah di Butor berkisar 2.000 hektar.

“Kendala kita perluasan lahan di Buton ini tupografi, bukit dan lembah, beda dengan daerah lain,” ungkapnya.

Terkait penanaman jagung, Kepala Desa Togomangura, Rudin mengatakan untuk menunjang pekerjaan para petani, desa tersebut menyiapkan sekitar 100 hektar.

“Untuk tahun ini jagung kuning, karena baru ada komitmen dengan Pemda barulah kami mulai menanam setelah pasca panen padi,” kata Rudin.

Selaku kepala desa, dirinya mengapresiasi komitmen Pemda Buton dalam menggenjot penanaman jagung di daerahnya. Hal itu juga semakin menambah kepercayaan masyarakat terhadap kinerja Pemda Buton.

“Kalau meningkat bararti daya ekonomi masyarakat juga makin bagus. Sebelumnya tingkat kepercayaan masyarakat makin kurang sehingga masyarakat ragu untuk menanam jagung kuning, tapi dengan adanya komitmen Pemda Buton, menimbulkan kepercayaan masyarakat untuk menanam jagung,” ucapnya.

 

Laporan: La Ode Ali

  • Bagikan