Latihan Kader ll Tingkat Nasional: HMI Diharapkan Tetap Kritis namun Elegan dan Beretika

  • Bagikan
Peserta latihan kader ll tingkat nasional HMI di Kota Kendari. (Foto: istimewa).
Peserta latihan kader ll tingkat nasional HMI di Kota Kendari. (Foto: istimewa).

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Puluhan kader dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dari berbagai cabang di Indonesia mengikuti intermediate training atau latihan kader ll (LK ll) tingkat nasional di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.

Latihan kader II oleh HMI Cabang Kendari tersebut berlangsung pada 14-21 November 2019. Mengambil lokasi Kendari merupakan yang kesekian kalinya. Pada kesempatan tersebut Ketua Ombudsman perwakilan Sultra, Mastri Susilo membuka kegiatan secara langsung.

Ketua Umum HMI Cabang Kendari, Ujang Hermawan, menuturkan HMI Cabang Kendari masih konsisten mempertahankan eksistensinya. Salah satunya melaksanakan intermediate training tingkat nasional.

“Semoga dengan hadirnya latihan kader ll ini, roda organisasi HMI khususnya HMI Cabang Kendari tetap terawat dan terjaga sebagai organisasi kader yang independen,” ujarnya, Kamis (14/11/2019).

Ketua Ombudsman perwakilan Sultra, Mastri Susilo mengingatkan agar anggota HMI terus menjalakan pengkaderan. Sebab, keberlangsungan roda organisasi berada pada sistem pengkaderan.

“Harapan saya, HMI tetap menjaga eksistensinya serta tetap konsisten dalam menjaga independensi dan menjunjung tinggi nilai-nilai integritas ketika ada kenjanggalan,” tuturnya.

Sekretaris Jenderal Majelis Wilayah Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam Sultra itu menegaskan, sebagai kader HMI harus tetap kritis namun elegan dan beretika.

Usai pembukaan kegiatan latihan kader ll tingkat nasional, acara dilanjutkan dengan Stadium General oleh Komisioner Ombudsman Republik Indonesia, Ninik Rahayu.

Dalam kesempatan tersebut, ia mengimbau kepada kader HMI agar tetap kritis dan tidak terkontaminasi pada wilayah kepentingan politik praktis karena HMI adalah organisasi perjuangan untuk umat dan bangsa.

“Kalian sebagai insan akademis, pencipta, dan pengabdi harus mampu memecahkan suatu persoalan serta mampu menciptakan pemikiran yang dapat membawa perubahan untuk kemaslahatan umat,” ucap Ninik Rahayu.

Laporan: La Niati
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan