Lewat Program KOTAKU, Sulkarnain Tuntaskan 17 Hektare Kawasan Kumuh di Kendari

  • Bagikan
Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir meletakkan batu pertama pembangunan drainase di Kelurahan Mata lewat program KOTAKU. (Foto: Ist)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Pemerintah Kota Kendari bekerja sama dengan Balai Prasarana Pemukiman Wilayah (BPPW), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya untuk mensukseskan kawasan kumuh di sejumlah kelurahan.

Pemkot Kendari melalui program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU), empat kelurahan akan disulap kawasan kumuhnya, yakni Kelurahan Kadia, Mataiwoi, Tipulu, dan Kelurahan Mata. Semuanya masuk dalam program KOTAKU penataan lingkungan dengan anggaran masing-masing Rp 1 miliar.

Kawasan Kumuh

Di Kelurahan Kadia, Kecamatan Kadia, berdasarkan SK kawasan kumuh pada 2014 tercatat seluas 22,5 hektare di lima titik berhasil dituntaskan dengan pembangunan drainase sepanjang 130 meter, sumur bor, bak sampah, dan jalan lingkungan (pavin block) sepanjang 80 meter di RT 01/RW 02.

Sementara Kelurahan Tipulu melalui program KOTAKU terdapat tujuh titik melalui penataan lingkungan juga dituntaskan, dibantaranya pembangunan drainase, jalan stapak beton, sumur bor, bak penampungan, perpipaan, dan septictank, dengan anggaran Rp 1 miliar.

Khusus Kelurahan Mataiwo, penataan lingkungan dilakukan berada di tujuh titik dengan anggaran Rp 1 miliar yang diperuntukkan untuk pembangunan drainase dan lain-lain. Sementara luas kawasan kumuh di Mataiwoi tercatat sekira 2,5 hektare dengan skor kawasan kumuh sekitar 24 atau berada pada kategori kumuh ringan.

Penuntasan kawasan kumuh di Kelurahan Mata, Kota Kendari. (Foto: Ist)

Terakhir di Kelurahan Mata, Kecamatan Kendari Barat. Wali Kota Kendari Sulkarnain Kadir menyerahkan langsung bantuan dana KOTAKU, sekaligus meletakkan batu pertama pembangunan drainase pada Selasa (11/8/2020). Di sana luasan kawasan kumuh yang ditata sekira 2,50 hektare.

Sulkarnain Kadir mengaku sangat mengapresiasi dan memberikan rasa terima kasih kepada pihak balai yang menangani permukimam dan kawasan tersebut. Dimana program ini bisa mengurangi 200 hektare kawasan kumuh dari 400 hektare berdasarkan SK Wali Kota Tahun 2016.

Dikatakan wali kota, adanya bantuan program KOTAKU di empat kelurahan ini bermanfaat untuk masyarakat Kota Kendari dalam menuntaskan permasalahan kekumuhan melalui penataan lingkungan.

“Saya kira bantuan ini akan sangat bermanfaat. Masyarakat juga sangat menyambut program ini-sangat luar bisa,” ucap Sulkarnain usai menyerahkan bantuan dan meletakkan batu pertama pembangunan drainase di Kelurahan Mata melalui program KOTAKU, Selasa (11/8/2020).

Menurut Sulkarnain sejak dua tahun berjalan program ini, masyarakat sudah melihat hasilnya. Termasuk Taman Cinta di Kelurahan Mata. Harapannya, masyarakat bisa menjaga, merawat sarana prasaranaobjek tersebut.

“Dengan begitu ini bisa dinikmati dalam waktu lama dan boleh jadi kita bisa dipercaya lagi mendapatkan program selajutnya,” ujar politisi PKS itu.

Sul saapan akrabnya menambahkan, jika dibandingkan dengan daerah lain di Sultra, Kota Kendari termasuk beruntung mendapatkan bantuan itu sebab bisa membenahi beberapa kawasan kumuh. Olehnya itu, Pemkot sedang mengusulkan lagi agar program ini berlanjut pada tahun mendatang.

Bahkan Pemkot sedang mengusulkan dalam skala yang lebih luas, tidak hanya skala kelurahan tetapi skala kawasan dengan target anggaran lebih besar.

“Ini yang terakhir di Kota Kendari, setalah tiga kelurahan lainnya selesai dilaksanakan,” tambahnya.

Kepala BPPW Sultra, Mustaba, mengatakan pelaksanaan program KOTAKU merupakan bentuk keseriusan Pemkot Kendari untuk mengapresiasi kegiatan di ibu kota Provinsi Sultra tersebut.

“Ke depan mudah-mudahan apa yang dirintis berkelanjutan. Ini direncakan sendiri, dikerjakan sendiri oleh masyarakat dan akan dinikmati sendiri oleh masyarakat,” ucapnya di Kelurahan Mata.

Dirinya berharap, masyarakat bisa ikut aktif memelihara infrastruktur yang dibanguna oleh Pemkot. Dengan begitu, apabila dilakukan mengusulan lagi, pemerintah pusat dalam hal ini Dirjen lebih percaya kepada pemerintah kota.

Sementara itu, Koordinator Program KOTAKU, La Ngkarisu, menjelaskan program KOTAKU di Kendari ada dua jenis kriteria kegiatan, yaitu penataan lingkungan dan penataan kawasan kumuh.

“Untuk skala lingkungan di Kota Kendari memang hanya ada empat keluhan, yaitu Tipulu, Mata, Mataiwoi, dan Kadia. Setiap kelurahan rata anggarannya 1 miliar,” ucap Ngkarisu, Sabtu (27 Juni 2020).

Diterangkannya, semua anggaran itu diperuntukkan untuk pembangunan infrastruktur penataan lingkungan, seperti jalan stapak, pembuatan sumur bor, penampungan sampah, dan lainnya berdasarkan skor tertingginya setelah dievaluasi.

Tetapi dalam pembangunan tersebut harus berbasis kawasan, tidak semua dalam satu kelurahan itu masuk. Ada kawasan yang masuk dileniasi kumuh berdasarkan SK Wali Kota Tahun 2014.

“Dengan luasan bervariasi masing-masing kelurahan. Di tahun 2020 ini dengan anggaran 1 miliar per kelurahan bisa mengurangi kawasan kumuh kurang lebih sekitar 17 hektare karena kita punya kegitan ini tidak bisa sia-sia. Misalnya, kita kan sudah ada skor dileniasi, misalnya jalan berapa skornya dan tempat sampah berapa, pasti kita berdasarkan skor,” jelasnya. (B)

Laporan: Hasrul Tamrin
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan