Literasi Melalui Komunitas Expamnes

  • Bagikan
Foto bersama Kepala SMPN 17 Kendari, Nurdin Tinggila, S.H.,S.Pd.,M.Pd, Suhardin S.Pd bersama Komunitas Expamnes. (Foto: Suhardin, S.Pd/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: Salah satu cara menggerakkan literasi sekolah dengan kegiatan menulis, di antaranya melalui Komunitas Expamnes (Executive People Anti Mainstream Of Nine Seven).

Upacara (29/1/2018) pagi terlihat berbeda dengan hari Senin biasanya. Sebelum amanat pembina upacara, terselip acara khusus. Kegiatan itu merupakan salah satu upaya gerakan literasi, yakni serah terima buku karya siswa dalam bentuk buku antologi.

Penyerahan tersebut dilakukan di lapangan upacara SMPN 17 Kendari. Sebelum memberikan pengarahan, Nurdin Tinggila, S.H.,S.Pd.,M.Pd selaku Kepala Sekolah memberikan masing-masing sebuah buku kepada seluruh penulis pemula. Tidak tanggung-tangung, setiap siswa disalaminya dan diselingi dengan perbincangan kecil hingga pada baris ketiga.

Harapan besar disiratkan dalam pengarahan Kepala Sekolah. Dia sangat bersyukur memiliki anak didik yang mampu menulis. Tidak semua orang mampu untuk menulis. Menulis yang baik, tentunya harus dengan latihan serta menjadi kebiasaan. Buku yang ditulis tersebut agar bisa menjadi referensi perpustakaan sekolah.

“Buku dibuat untuk dibaca, agar apa yang telah ditulis dapat dipahami maknanya sehingga dapat berguna. Membaca itu agar menjadi budaya sehingga pengetahuan kalian akan terus bertambah,” ungkap Nurdin Tinggila.

Anggota Komunitas Expamnes didominasi oleh siswa SMPN 17 Kendari. Mereka berlatih untuk mampu menuangkan pengalaman terbaik dengan menulis buku bersama. Dan terbitnya buku itu, menjadi bukti dari karya para siswa yang tergabung dalam Komunitas Expamnes.

“Saya merasa senang dapat menulis bersama teman-teman, dan tidak menyangka jika hasilnya dapat terbit dalam sebuah buku,” kata Alifah salah seorang penulis yang terbangun dalam komunitas tersebut saat serah terima dilakukan. Rasa senang terlihat di wajah Gracya saat dimintai pendapatnya. Senyumnya lebar saat mengungkapkan perasaannya.

Demikian pula dengan Winda, yang mengunkapkan ketidaksabarannya untuk membaca tulisan dalam buku tersebut.

  • Bagikan