Macetnya Kota Kendari akan Diurai dengan Dua Langkah Alternatif

  • Bagikan
Kepala Dinas Perhubungan Kota Kendari, Muh. Ali Aksa. (Foto: Hasrul Tamrin/SULTRAKINI.COM)
Kepala Dinas Perhubungan Kota Kendari, Muh. Ali Aksa. (Foto: Hasrul Tamrin/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Pemerintah Kota Kendari melalui Dinas Perhubungan (Dishub), melakukan pemasangan lampu lalu lintas atau Traffic Light di sejumlah titik persimpangan jalan maupun jalur by pass. Upaya itu guna mengantisipasi kemacetan arus lalu lintas.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Kendari, Muh. Ali Aksa, mengatakan persoalan kepadatan sampai kemacetan arus lalu lintas di Kota Kendari masuk dalam kajian pihaknya. Alternatif lain selain mengadakan Traffic Light, yaitu rencana pembuatan jalur baru.

Jalur macet yang dimaksud misalnya, menuju arah timur dari arah barat, harus melintasi sungai Wanggu, akses itu hanya bisa ditempuh dengan dua jalur, yaitu by pass (Jembatan teriping) dan pasar Wua-wua.

“Seharusnya ada satu jalur lagi di belakang kampus baru UHO, cuman kurang diminati oleh masyarakat karena jauh dari pusat kota. Dua sumber ini, sebaiknya harus ada penambahan jalur baru yang dibuat antara barat ke timur supaya terjadi penguraian kemacetan di pasar Baru (pasar Wua-wua) dan by pass yang selalu padat,” kata Ali Aksa, Kamis (31/5/2018).

Terkait jalur alternatif lainnya, bakal dibuat juga di Jalan Abdul Hamid (depan Rabam) dan Jalan Antero Hatta (samping PlazaInn Hotel) menuju by pass hingga RSUD Kota Kendari.

“Tempat yang kita mau buat itu, salah satunya di muka (depan) Rabam, itu kan ada sungai di situ ada dua jalur pas sampai di jalur by pass mentok, itu sebaiknya dilanjutkan terus sampai di rumah sakit Abunawas (RSUD Kota Kendari),” jelas Ali Aksa kepada SultraKini.Com.

Berdasarkan tingkat kemacetan atau tingkat evaluasi penggunaan lalu lintas harian, rata-rata dua jalur tersebut, dalam sejam dilalui kendaraan 1.600 unit. Jika dihitung dalam trabel, kurung waktu lima menit atau sejam yang disebabkan oleh kecelakaan, atau ada hambatan lain akan berpotensi macet.

“Kalau kita hitung dari jumlah kendaraan tersebut, dibagi beberapa menit saja. Kira-kira sudah terjadi kemacetan, itu sudah riil sekarang. Jadi harus terjadi di antara lokasi 1.600 ini akan ada penambahan jalur jalan lain atau cara lain, salah satu caranya bikin jalan baru. Kedua, harus traffic light untuk membagi arus jumlah kendaraan,” ungkapnya.

Dishub juga memprediksikan salah satu jalur kemacetan lima tahun kedepan terjadi di perempatan pasar Wua-wua menuju Baruga, meski jumlah kendaraan belum mencapai 1.600 unit setiap jamnya. Namun tercatat volume kendaraan hingga kini berada dikisaran 800-1.000 kendaraan per jam.

Menanggulangi hal itu juga, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan pemerintah maupun instansi terkait, agar potensi macet bisa diminimalisir.

 

Laporan: Hasrul Tamrin
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan