Mahasiswa UHO Tagih DPRD Sultra, Soal UKT Rektor

  • Bagikan
Mahasiswa yang tergabung dalam Lembaga Swadaya Masyarakat Gerakan Sulawesi Tenggara (LSM Gerak) saat dialog bersama anggota DPRD dari Komisi 4, Ikhsan Ismail. (Foto : Jumadil Muslimin UHA/SULTRAKINI.C

SULTRAKINI.COM : KENDARI – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Lembaga Swadaya Masyarakat Gerakan Sulawesi Tenggara (LSM Gerak) berunjuk rasa di kantor DPRD Provinsi Sultra. Aksi ini dilakukan, untuk mempertanyakan janji koordinasi DPRD Sultra dan Rektor Univesitas Haluoleo (UHO) Usman Rianse, terkait permasalahan Uang Kuliah tunggal (UKT).

 

Unjuk rasa kali ini, merupakan lanjutan dari aksi sebelumnya pada 11 April 2016 lalu di tempat yang sama. Kala itu, anggota DPRD dari Komisi 4, yang di wakili Ikhsan Ismail berjanji, akan berkoordinasi dengan pihak UHO.

 

Selain itu, dewan juga berjanji akan membawa permasalahan ini hingga ke tingkat kementrian di pusat. Namun sayangnya, hingga kini hasil koordinasi yang dilakukan DPRD Prov Sultra tidak membuahkan hasil.

 

Pasalnya, sangat sayangkan oleh LSM Gerak Sultra, karena dalam pertemuan pihak DPRD dengan UHO yang digelar pada 12 april 2016 lalu, tidak dilakukan dengan Rektor secara langsung, melainkan hanya diwakili oleh kuasa hukumnya.

 

\”Kami menyayangkan kenapa bapak hanya menemui kuasa hukumnya, terus kuasa hukum hanya memberikan keterangan bahwa hingga saat ini kasus UKT itu masih belum cukup bukti, mereka itu bukan jaksa pak,\” ujar kordinator aksi.

 

Menanggapi aksi demonstrasi ini, Iksan Ismail menegaskan, bahwa saat itu Usman Rianse tidak berada di tempat. \”Saat itu karena Usman Rianse tidak ada di tempat, makanya ketemu kuasa hukumnya,\” jawab Ikhsan Ismail.

 

Dalam aksinya, masa LSM Gerak Sultra juga melaporkan kampus UHO terkait pembangunn rumah sakit pendidikan yang menurut mereka hingga sampai saat ini belum tuntas. Sementara dalam pembangunannya sudah menghabiskan puluhan miliar.

 

Selain itu masa mahasiswa juga menyinggung, soal pembangunan gedung serbaguna yang menghabiskan dana sebesar Rp30 miliar namun yang ada hanyalah pondasi.

  • Bagikan