Manunggal TNI Wujudkan Asa di Pelosok Selatan Koltim, Ratusan Hektare Tanah Langsung Berubah Produktif

  • Bagikan
Pembangunan bendungan mini di Desa Pekorea, Kecamatan Aere, Kabupaten Koltim, Provinsi Sultra, bagian dari program fisik TMMD ke-111 Kodim 1412 Kolaka. (Foto: Sarini Ido/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: Pagi di akhir Juni 2021 sungguh menyejukkan. Udara dingin menyapa siapa saja yang mulai sibuk di pagi itu. Kecamatan Aere memang masih asri. Hijaunya lingkungan desa menunjukkan betapa suburnya tanah permukiman warga di pelosok selatan Kabupaten Kolaka Timur (Koltim), Sulawesi Tenggara itu.

Pertanian di Kecamatan Aere memang potensial. Masyarakatnya hidup berdampingan mengelola kekayaan alam pemberian sang Tuhan. Di saat berkah alam datang melimpah, masyarakatnyapun harus pasrah dan sangat bergantung dengan kondisi lingkungan. Beban kembali dipikul masyarakat, ketika infrastruktur masih tertinggal, menghambat laju roda perekonomian masyarakat Aere.

Ada yang kurang lengkap dari infrastruktur sektor pertanian masyarakat, air. Ketika musim kemarau tiba, persawahan mulai terancam kekeringan. Gagal panen mulai menghantui petani. Warga semakin menjerik, ketika stok penampungan air hujan mulai menipis. Inilah warga Pekorea. Salah satu desa dari total sebelas desa di Kecamatan Aere, Kabupaten Koltim.

“Dulu tak ada pengairan, hasilnya (panen) tidak memuaskan. Kita tadah air hujan saja. Jika musim kemarau, gagal panen,” keluh Irwan, pria 51 tahun dengan topi lusuh Irwan menutupi rambutnya yang mulai beruban, Selasa (15/6/2021).

Seluas 70 hektare lahan persawahan diolah masyarakat Desa Pekorea. Selebihnya adalah lahan perkebunan yang ditanami cokelat. Namun nasib pahit masih dialami warga setempat. Berdasarkan peta ketahanan dan kerentanan pangan dari Dinas Pangan Kabupaten Koltim pada 2020, Desa Pekorea menempati tingkat rawan pangan tinggi bersama sejumlah desa lainnya di kecamatan itu. Padahal, desa ini memiliki sumber sungai yang tidak pernah kering. Bahkan menciptakan banjir di kala musim hujan. Sungguh disayangkan, tanah subur Pekorea belum termanfaatkan dengan baik.

Kerawanan pangan dapat diartikan juga sebagai kondisi suatu daerah, masyarakat atau rumah tangga, yang tingkat ketersediaan dan keamanan pangannya tidak cukup untuk memenuhi standar kebutuhan fisiologis bagi pertumbuhan dan kesehatan sebagian masyarakat (Permentan No 43/2010).

Tanah subur Desa Pekorea ditinggali 737 jiwa yang tersebar di empat dusun. Wilayah ini luasnya 8,38 persen dari 107,35 kilometer persegi total luas Kecamatan Aere atau 381 persen dari Kabupaten Koltim.

Bagian utara desa ini berbatasan dengan Desa Ulundoro dan bagian selatannya adalah Desa Awiu. Butuh 4,2 kilometer untuk warga Desa Pekorea bisa menjangkau kantor camat Aere. Dan 46 kilometer untuk tiba di kantor bupati Koltim. Harus ada perjuangan ekstra bagi warga Pekorea melaju ke ibu kota kabupaten. Jalanan yang belum teraspal, berbatu, dan berlumpur harus dicicipi warga sebelum menginjakkan kaki ke ibu kota kabupaten di Tirawuta tersebut.

Masalah tidak berhenti di situ. Meski aliran listrik telah dinikmati dengan baik warga setempat, namun tidak untuk jaringan internet. Sangat sulit seluasa melalang di dunia digital. Jika situasi mendesak memaksa terhubung dengan interaksi maya, warga perlu mencari titik-titik tertentu agar menemukan sedikit harapan.

Buka Jalur Pengairan Tembus Tiga Desa

Suasana Aere yang jauh dari pusat kabupaten ini mendadak ramai dengan pakaian loreng. Tidak ada gencatan senjata maupun iring-iringan barikade. Prajurit begitu santai bahkan bercengkrama dengan masyarakat. Sejak Juni 2021, wilayah tersebut, khususnya Desa Aere, Rubia, dan Desa Pekorea memang didatangi 150 orang personel satgas Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD).

Personel datang tidak dengan tangan kosong. Mereka datang dengan tekad kuat dan semangat tinggi membantu masyarakat menggapai asa yang hampir sirna di selatan Kabupaten Koltim ini.

Manunggal TNI membawa misi yang muliah. Senjata ditanggalkan, peralatan bangunan digenggamnya. Prajurit siap berjibaku bersama masyarakat mengantarkan mereka keluar dari ketertinggalan. Infrastruktur akan ditingkatkan melalui program fisik, begitu pula masyarakatnya akan memperoleh bimbingan dan edukasi lewat program nonfisik.

(Baca juga: TMMD ke-111 Resmi Digelar di Koltim)

Pembangunan bendungan mini di Desa Pekorea, Kecamatan Aere, Kabupaten Koltim, Provinsi Sultra, bagian dari program fisik TMMD ke-111 Kodim 1412 Kolaka. (Foto: Dok.Kodim 1412 Kolaka)

Masalah pengairan pertanian merupakan salah satu sasaran utama TMMD. Sungai Pekorea di Desa Pekorea yang awalnya bisa mendatangkan bencana banjir, nantinya akan mengaliri lahan pertanian dan perkebunan warga. Embung sedang dibangun secara gotong royong oleh satgas TMMD bersama puluhan warga setempat.

Antusias warga tidak terbendung seperti aliran Sungai Pekorea yang tidak pernah kering. Bahkan, istri-istri dan anak mereka setia membantu demi manfaat yang akan segera mereka nikmati di masa depan. Sebab ancaman kekeringan akan tertangani.

(Baca juga: Terobos Lumpur, Ibu-ibu di Koltim Masuk Lokasi Bendungan TMMD Demi Bawakan Penghilang Dahaga)

Sejak resmi dibuka pada 15 Juni 2021, TMMD membawa tiga item program fisik, yaitu renovasi Masjid Al Muhajirin di Desa Aere, pembangunan Gereja Weare di Desa Rubia, dan pembangunan embung di Desa Pekorea.

(Baca juga: Akrabnya Warga Aere dengan Personel TMMD, Bisa Berbagi Pengalaman dan Gotong Royong Bangun Desa)

(Baca juga: Semangatnya Warga Aere di Koltim Membangun Gereja Program TMMD, Bahkan Disabilitas Sukarela Membantu)

Sedangkan program nonfisiknya sebanyak sepuluh item, yaitu penyuluhan stunting, posyandu, posbindu; penyuluhan hukum dan kamtibmas; narkoba; penyuluhan UU perkawinan; penyuluhan bela negara; bahaya terorisme, penyuluhan Covid-19; penyuluhan bencana alam; bijak bermedia sosial; serta penyuluhan perikanan khususnya pelatihan dan pengadaan bioflok.

Dandim 1412 Kolaka, Risa WP.Setyawan, menerangkan pembangunan embung merupakan harapan warga yang digantungkan untuk prajurit TNI melalui musyawarah rencana pembangunan daerah (Musrenbang). Setelah dilakukan peninjauan, embung memang layang dibangun di wilayah Desa Pekorea, Kecamatan Aere dengan pertimbangan melihat potensi Sungai Pekorea dan potensi kesuburan desa setempat.

Meski Sungai Pekorea sangat strategis untuk mengaliri persawahan warga desa. Namun masyarakat belum sepenuhnya memanfaatkan itu. Sebelum embung mulai gotong royong dibangun. Warga hanya sebatas mengaliri air sungai menggunakan pipa kecil hingga ke persawahan mereka.

“Akhirnya apa yang menjadi sasaran fisik khususnya embung memiliki potensi luar biasa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah terpencil atau terisolasi yang jauh dari pusat kabupaten. Artinya, kita fokus ke Kecamatan Aere,” jelas Dandim, Sabtu (3/7/2021).

Pembangunan bendungan mini di Desa Pekorea, Kecamatan Aere, Kabupaten Koltim, Provinsi Sultra, bagian dari program fisik TMMD ke-111 Kodim 1412 Kolaka. (Foto: Dok.Kodim 1412 Kolaka)

Awalnya TMMD memprogramkan pembangunan embung. Namun, warga dari desa lain yang sadar dengan manfaat besarnya berbondong-bondong menghibahkan tanahnya sampai 400 meter hingga ke desa mereka. Akhirnya, program lalu ditingkatkan kualitasnya dari embung ke bendungan mini dengan ukuran 6×23 meter dan memanjangkan irigasinya hingga satu kilometer menjangkau ketiga desa, yaitu Pekorea, Rubia, dan Aere.

“Dari tambahan 400 meter irigasi ini akhirnya bisa mengaliri 200 hektare sawah yang awalnya hanya 70 hektare. Titik perpecahannya sudah dibuatkan juga buka-tutup. Di situlah nanti dialirkan secara bergantian sehingga sampai ke tiga desa,” terang Dandim.

Pembangunan bendungan mini di Desa Pekorea, Kecamatan Aere, Kabupaten Koltim, Provinsi Sultra, bagian dari program fisik TMMD ke-111 Kodim 1412 Kolaka. (Foto: Dok.Kodim 1412 Kolaka)

Bendungan mini adalah infrastruktur terbesar pertama di Kecamatan Aere untuk menunjang irigasi pertanian warga. Sebetulnya, Koltim memiliki satu bentungan lagi yang lebih besar kapasitasnya bernama bendungan Ladongi di Kecamatan Ladongi. Tapi alirannya tidak sampai ke Pekorea.

Kecamatan Aere kini menaruh harapan besar dari pembangunan bendungan mini program TMMD, agar penduduk setempat juga bisa bangkit dan sejahtera dari potensi pertanian yang mereka miliki.

“Kita juga sebagai prajurit sangat bahagia, ternyata tenaga, pikiran kita bisa membantu meningkatkan kesejahteraan,” ucapnya.

(Baca juga: TMMD Sugesti Bocah Pekorea di Koltim Giat Membangun Bendungan hingga Bercita-cita Jadi Tentara)

Anak-anak Aere antusias membantu satgas TMMD membangun bendungan mini di Desa Pekorea, Kecamatan Aere, Kabupaten Koltim, Provinsi Sultra, bagian dari program fisik TMMD ke-111 Kodim 1412 Kolaka. (Foto: Dok.Kodim 1412 Kolaka)

Dandim berpesan, sarana buah karya program fisik TMMD tersebut bisa dirawat warga, khususnya penempatan petugas penjaga ketika pembagian air agar bendungan terus mengalir dan meningkatkan hasil pertanian warga. Panen bisa berlipat ganda dan tidak risau lagi jika hujan tak turun. Warga pun tidak lagi menyandang desa rawan pangan.

Berkat bendungan mini ini pula, khususnya warga Desa Pekorea akan membuka persawahan baru sampai 300 hektare dari awalnya di desa itu hanya memiliki 70 hektare sawah. Lahan yang tadinya ditanami cokelat disulap warga menjadi persawahan.

Tim Wasev, Pemda, dan DPRD Koltim meninjau pembangunan bendungan mini di Desa Pekorea, Kecamatan Aere, Kabupaten Koltim, Provinsi Sultra, bagian dari program fisik TMMD ke-111 Kodim 1412 Kolaka. (Foto: Sarini Ido/SULTRAKINI.COM)

(Baca juga: Dandim 1412 Kolaka Penuhi Permintaan Warga, Selipkan Program Budidaya Ikan Air Tawar dalam TMMD Koltim)

Kepala Desa Pekorea, Cahaya sampai takjub dengan bendungan mini itu. Ia bersemangat mendampingi warga dan tim pengawas dan evaluasi (Wasev) ketika meninjau kawasan bendungan mini. Padahal kondisi jalan menuju bendungan masih sangat berlumpur.

Rok dinasnya diangkat setinggi betis. Sambil mengenakan masker, wanita berhijab ini bergegas ke bendungan dengan berjalan kaki. Pelan-pelan ia melangkah meski sesekali sandalnya terjepit di atas lumpur. Jalanan memang begitu parah. Bahkan tidak jarang kendaraan roda empat dibuat kewalahan keluar dari jeratan lumpur.

“Mudah-mudahan bendungan itu bisa dimanfaatkan masyarakat selama-lamanya, bisa sampai cucu-cucu, yang baru ini ke depan mencapai 300 hektare sawah baru karena adanya bendungan,” ucap wanita paruh baya ini sambil ngos-ngosan usai keluar dari akses bendungan.

(Baca juga: Tim Wasev TMMD ke-111 Pantau Progres, Ini Komentarnya)

Warga berbondong-bondong membuka lahan baru di sekitar bendungan Desa Pekorea, Kecamatan Aere, Kabupaten Koltim, Provinsi Sultra, bagian dari program fisik TMMD ke-111 Kodim 1412 Kolaka. (Foto: Dok.Kodim 1412 Kolaka)

Rasa syukur juga disampaikan Pj Sekda Koltim, Andi Muh. Iqbal Tongasa. Mewakili Pemerintah Kabupaten dirinya berterima kasih TMMD kembali membangun wilayah terpencil di Koltim. Terutama Kecamatan Aere yang baru saja mekar dari Kecamatan Lambandia.

Tercatat sudah kali ketiga TMMD berada di wilayah Koltim. Sebelumnya program operasi Bakti TNI ini masuk ke Kecamatan Lalolae dan Kecamatan Mowewe dan hasil pembangunannya selalu ada peningkatan.

“Kita sangat men-support sekali hasil kerja sama antara TNI-Polri, DPRD ini. Kualitas (TMMD) bagus, ini sangat luar biasa sekali, artinya hasil dari TMMD ini dampaknya luar biasa. Selama ini masyarakat baru meminta dibangunkan irigasi, TMMD sudah bangunkan irigasi. Jika bendungan Ladongi jadi–kan tidak mengalir ke sini, untung ada dibangunkan (bendungan mini) dari TMMD,” ucapnya, Selasa (29/6/2021).

Laporan: Sarini Ido
Editor: Hasrul Tamrin

  • Bagikan