Maret 2017 BPS Catat Nilai Ekspor Sultra Naik, Impor Menurun

  • Bagikan
Rilis BPS Sultra edisi Maret 2017. (Foto: Nova Aliza/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Nilai ekspor Provinsi Sulawesi mencapai 12,96 juta Dolar Amerika Serikat atau naik 4,52 persen pada Maret 2017 dibandingkan Februari 2017 tercatat 12,40 juta Dolar Amerika Serikat. Sedangkan nilai impor mengalami penurunan penurunan 64,24 juta USD atau 55,25 persen.

Menurut Kepala Badan Pusat Satitistik Provinsi Sulawesi Tenggara (BPS Sultra), Atqo Mardianto, ekspor Sultra masih didominasi komoditi besi dan baja sebesar 25,08 juta USD atau 70,35 persen disusul komoditi ikan dan udang sebesar 6,16 juta USD atau 17,29 persen.

“Kegiatan ekspor Sultra masih lebih dipengaruhi oleh ekspor biji besi dan baja (nikel) menyusul udang dan ikan,” terangnya dalam rilisnya, Selasa (2/5/2017).

Terkait negara tujuan ekspor Sultra ditempati Korea Selatan sebesar 14,53 juta USD atau 40,75 persen, diikuti Tiongkok  4,04 juta USD atau 11,35 persen dan India 5,16 juta USD atau 14,49 persen.

Sementara untuk nilai impor Sultra mengalami penurunan 64,24 juta USD atau 55,25 persen pada Maret 2017. Sedang bulan Februari 2017 tercatat 143,54 juta USD.

Atqo menjelaskan, share terbesar impor Sultra masih didominasi mesin dan pesawat mekanik sebesar 119,73 juta USD atau 44,07 persen dan bahan bakar mineral 109,57 juta USD atau 40,33 persen.

“Bahan bakar mineral ini seperti premium dan solar,” jelasnya.

Sehubungan negara yang menjadi pangsa pasar sebesar 94,82 persen ditempati oleh Tiongkok dengan jumlah impor 162,04 juta USD atau 59,64 persen. Kemudian Singapura 75,85 juta USD atau 27,95 persen dan Malaysia sebesar 19,72 juta USD atau 7,26 persen.

“Aktifitas impor Tiongkok sepertinya akan terus meningkat karena semua yang menyangkut masalah mesin itu dari Tiongkok. Singapura itu sebenarnya tidak ada hasil buatannya hanya penempatannya saja di sana dan hanya labelnya saja yang dari Singapura,” lanjut Atqo.

Berdasarkan perkembangan neraca perdagangan Maret 2017 terjadi defisit sebesar 51,28 juta USD. Untuk impor sebesar 64,24 juta USD jauh dibandingkan ekspor sebesar 12,96 juta USD. 

Laporan: Nova Aliza

  • Bagikan