Maret 2020 Impor Sultra Turun 6,75 Persen

  • Bagikan
Grafik Nilai Impor Sultra Maret 2020.(Foto: Wa Rifin/SULTRAKINI.COM) 


SULTRAKINI.COM: KENDARI – Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara menyampaikan nilai impor Sultra pada Maret 2020 sebesar US$136,38 juta atau mengalami penurunan sebesar 6,75 persen dibanding impor Februari 2020 yang tercatat US$146,25 juta. Sedangkan, volume impor pada Maret 2020 sebesar 427,15 ribu ton atau naik 26,68 persen dibanding impor Februari 2020 yang tercatat 337,18 ribu ton.

Selama periode Januari 2019 – Maret 2020, nilai impor Sultra tertinggi tercatat pada November 2019 dengan nilai mencapai US$341,77 juta dan terendah tercatat di Maret 2019 yaitu US$28,75 juta. Sementara itu, volume impor tertinggi tercatat pada November 2019 yang mencapai 1.707,17 ribu ton dan terendah di Januari 2019 dengan volume 38,99 ribu ton.

Kepala BPS Sultra, Mohammad Edy Mahmud, mengatakan impor Sultra Maret 2020 didominasi oleh kelompok komoditi Bahan Bakar Mineral dengan nilai US$62,49 juta (45,82 persen) dan kelompok komoditi Mesin-mesin/Pesawat Mekanik dengan nlai US$30,57 juta (22,42 persen).

Sementara penurunan terbesar impor Sultra Maret 2020 dibanding Februari 2020 terjadi pada kelompok komoditi Mesin-mesin/Pesawat Mekanik senilai US$9,81 juta (24,30 persen).

“Impor Sultra Maret 2020 mengalami penurunan sebesar 6,75 persen dibanding bulan sebelumnya. Kondisi tersebut disebabkan oleh penurunan importer besar dari Negara Tiongkok senilai US$22,85 juta (24,48 persen),” kata Edy, Senin (4/5/2020).

Dari sisi peranan terhadap total impor Januari-Maret 2020, Tiongkok merupakan negara asal barang utama terbesar dengan nilai impor US$227,10 juta (60,59 persen), diikuti Australia dengan nilai US$71,18 juta (18,99 persen), dan Singapura dengan nilai impor US$45,85 juta (12,23 persen).

“Peranan ketiga negara asal barang utama tersebut mencapai 91,81 persen dari total impor Sulawesi Tenggara pada Januari-Maret 2020,” ucap Edy.

Menurut golongan penggunaan barang, selama Maret 2020 golongan bahan baku/penolong memberikan peranan terbesar yaitu 81,12 persen dengan nilai US$110,64 juta.

“Selama Januari-Maret 2020 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, nilai impor barang konsumsi mengalami kenaikan sebesar US$0,45 juta (253,59 persen), bahan baku/penolong mengalami kenaikan sebesar 224,10 persen atau senilai US$192,94 juta dan barang modal naik 285,75 persen atau senilai US$70,49 juta,” ungkap Edy.

Untuk diketahui nilai neraca perdagangan Sultra Maret 2020 mengalami surplus sebesar US$11,09 juta. Sedangkan secara kumulatif, neraca perdagangan Sultra Januari-Maret 2020 mengalami surplus US$41,79 juta. Kondisi tersebut sejalan dengan periode yang sama tahun lalu (Januari-Maret 2019), dimana nilai neraca perdagangan Sultra mengalami surplus US$227,86 juta.

Laporan: Wa Rifin
Editor: Habiruddin Daeng

  • Bagikan