Marsia Sumule: Menjadi Jurnalis Harus Memiliki Kompetensi untuk Menjadi Profesional

  • Bagikan
Pelatihan Jurnalistik Media Online oleh AMSI Sultu dan Marsia Sumule (paling depan kiri) saat menyampaikan materi. (Foto: WA Rifin/SULTRAKINI.COM) 
Pelatihan Jurnalistik Media Online oleh AMSI Sultu dan Marsia Sumule (paling depan kiri) saat menyampaikan materi. (Foto: WA Rifin/SULTRAKINI.COM) 

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Ketua Jurusan Jurnalistik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Halu Oleo, Marsia Sumule, menegaskan jurnalis harus diuji kompetensinya untuk memberikan standar dan mengukur profesionalisme seseorang dalam melakukan kerja-kerja jurnalistik.

“Ada tiga masalah profesional jurnalis di Indonesia yakni memiliki double job disebabkan gaji yang di terima dibawah UMR, tidak ada proteksi yang tegas sehingga setiap orang bisa jadi jurnalis dan belum adanya sistem lisensi,” ungkap Marsia, Sabtu (11/12/2021).

Menurutnya sebagai jurnalis yang profesional harus memiliki domine yang legitimasi diantaranya expertise dengan memiliki keahlian/pengetahun/demain/specialis. Kemudian profesional memiliki kewajiban sosial yang luas, otonomi yakni sejauh mana profesi tersebut independen dari institusi sosial/negara, serta etika dan self regulation.

Selanjutnya, verifikasi dan keberimbangan berita yang di publikasi itu sangat penting. Sebab sebuah berita yang dapat merugikan pihak lain memperlukan verifikasi pada berita yang sama untuk memenuhi prinsip akurasi dan keberimbangan.

“Diera digital jurnalis harus berkompetisi karena banyak media abal-abal, jadi dari media yang terverifikasi harus menunjukkan tulisan-tulisan yang berkompenten sesuai fakta degan penyajian yang menarik agar pembaca mudah tertarik dengan tulisan yang dibuat,” ujar Marsia.

Disamping itu, mantan wartawan ini juga menawarkan solusi agar Dewan Pers dapat memblokir media-media yang tidak terverifikasi maupun tidak terdaftar, karena hal ini akan menurunkan kepercayaan publik terhadap kerja-kerja profesional jurnalistik yang di rusak oleh media abal-abal.

“Ini penting, harusnya dewan pers dapat bertindak karena banyak media siber yang tidak terverifikasi harusnya bisa dihapuskan, dan dapat menjadi citra buruk bagi media yang terverifikasi,” ujarnya. (C)

Laporan: Wa Rifin
Editor: Hasrul Tamrin

  • Bagikan