Martina Hingis Gadis 18 Tahun, Jamaah Haji Termuda Sultra

  • Bagikan
Martina Hingis binti Usman adalah salah seorang calon jamaah haji asal Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) 2019, termuda. (Foto: Istimewa)
Martina Hingis binti Usman adalah salah seorang calon jamaah haji asal Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) 2019, termuda. (Foto: Istimewa)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Martina Hingis binti Usman adalah salah seorang calon jamaah haji Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) 2019, termuda.

Martina Hingis binti Usman lahir di Toaha, Kecamatan Pakue, Kolaka Utara. 2 Maret 2019, Ia genap berusia 18 tahun. Usianya yang masih belia itu, ia tak menyangka menjadi calon jemaah haji termuda dari Sultra. Martina mendaftar haji pada 2014.

Buah hati dari pasangan Usman bin Alide dan Marlin yang kesehariannya bekerja sebagai wiraswasta ini, berangkat haji penggabungan mahram dengan orang tua.

Martina yang baru lulus dari IMMIM Pangkep, Sulawesi Selatan, tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 26 UPG, bersama calon jamaah haji asal Bombana, Muna, Kolaka Timur, dan Buton Utara. Berangkat dari Kolaka Utara pada 25 Juli 2019 mendatang.

Martina bersyukur dan merasa bangga karena bisa berangkat haji di usianya yang masih muda. Sebab, masih banyak muslim lain di Indonesia tidak seberuntung dirinya. Menurutnya hal tersebut merupakan kesempatan yang sangat berharga.

“Saya senang sekali dan bersyukur. Soalnya, orang lain bisa menunggu 20 sampai 25 tahun. Jadi saya kalau masih punya kesempatan lagi masih bisa daftar lagi, umur kan masih ada,” kata Martina, Jumat (12/7/2019).

“Saya bersyukur banget bisa didaftarkan pas umur masih kecil, terus sekarang bisa haji. Benar-benar harus bersyukur,” sambungnya.

Martina akan berangkat ke Tanah Suci bersama dengan kedua orangtuanya. Di sana, ia akan memanjatkan doa untuk dirinya, orang tua, dan teman-temannya.

Di Tanah Suci, Makkah, nanti, ia juga akan berdoa agar bisa melanjutkan pendidikan farmasi di salah satu universitas yang ia dambakan.

Karena itu, tahun ini ia ingin fokus beribadah dan belajar, sehingga sepulang nanti dari Tanah Suci ia berharap bisa mewujudkan keinginannya kuliah di Farmasi.

“Saya ingin jadi anak sholehah, membanggakan kedua orang tua. Ingin agar cita-cita terkabul dan bisa menjadi apoteker,” kata Martina.

Meski memiliki nasib baik karena bisa naik haji di usia belia, Martina tidak mau mengumbar keberuntungannya. Sebab, ia tidak mau dikatakan sombong.

Laporan: La Niati
Editor: Habiruddin Daeng

  • Bagikan