SULTRAKINI.COM: JAKARTA-Program Penulisan Majelis Sastra Asia Tenggara (Mastera) kembali digelar tahun ini, bertajuk “Program Penulisan Mastera: Novel” berlangsung pada 2-6 September 2024 di Jakarta. Tujuannya adalah memberikan kesempatan kepada satrawan muda dari keempat negara anggota Mastera (Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) untuk memperluas wawasan dan kemampuan teknis penulisannya, dengan bertukar pengalaman kreatif sesama peserta dan dengan sastrawan senior.
Selain itu, melalui kegiatan tersebut, sastrawan muda diharapkan lebih mengenal situasi penulisan novel di negara lain dan mengambil manfaat dari pandangan dan kritik sesama sastrawan muda, serta menjadi wadah untuk menyerap pengalaman kreatif, baik dari sastrawan senior maupun dari sesama sastrawan muda.
Dalam sambutannya, Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Hafidz Muksin mengapresiasi keterlibatan pembimbing yakni Prof. Madya Ariff dari Malaysia yang merupakan alumni Mastera 2011. “Kami harap di masa mendatang para peserta penulisan ini juga bisa menjadi pembimbing bagi generasi Mastera selanjutnya,” ucap Hafidz di Jakarta, Selasa (3/9). Pada kesempatan ini, ia juga menyampaikan apresiasi bagi capaian sastra Indonesia khususnya. Salah satunya adalah peringatan 100 tahun A. A Navis oleh UNESCO yang meneguhkan pengakuan dunia atas peran sastrawan Indonesia dalam berbagai karyanya.
Menurutnya, banyak dari aktivitas dan karya sastra di negara anggota Mastera yang mengandung makna mendalam, berupa petuah maupun saran yang menyentuh nilai-nilai sosial di masyarakat baik dalam bentuk puisi, novel, maupun karya sastra lainnya. Sebagai bangsa yang banyak melahirkan karya sastra, Hafidz mengimbau agar generasi muda Mastera dapat bergotong royong mengembangkan, melestarikan, dan memajukan bahasa dan sastra. Badan Bahasa akan terus menginisiasi melalui kegiatan ini untuk menggali dan menghimpun berbagai kreativitas dan inovasi kesastraan.
“Hasil penulisan novel akan dikurasi menjadi buku antologi novel untuk diterbitkan dan dipublikasikan secara luas sebagai buku pendukung literasi. Dengan demikian, keberadaan Mastera akan memberikan manfaat bagi kemajuan dan perkembangan sastra guna memacu pegiat sastra di masa depan,” tuturnya. Sebelum mengakhiri sambutan, Hafidz berharap, pertemuan ini juga dapat memantik kreativitas dan inovasi pegiat sastra muda di negara Mastera untuk terus tumbuh, berekspresi, dan bersinergi dalam aktivitas kesastraan.
Dalam laporannya, Sartono, Kepala Subbagian Tata Usaha Sekretariat Badan Bahasa menyampaikan rasa bangganya atas kehadiran penceramah dan pembimbing, sastrawan senior Ahmad Tohari untuk memberikan wawasan dan inspirasi kepada para peserta yang berjumlah 21 orang. Selain itu, ada juga pembimbing dari Malaysia, Prof. Madya Ariff, serta tiga pembimbing dari Indonesia, yaitu Ibu Oka Rusmini, Ibu Fanny J. Poyk, dan Bapak Andrei Aksana. “Kehadiran para pembimbing ini tentunya akan sangat membantu para peserta dalam memperdalam pemahaman dan keterampilan menulis novel,” tuturnya. “Kami sangat bangga dan mengapresiasi semangat serta partisipasi dari seluruh peserta yang hadir. Harapan kami, program ini dapat memberikan manfaat yang besar dalam mengembangkan keterampilan menulis dan melahirkan karya-karya sastra yang bernilai tinggi,” ucapnya.
Adapun para peserta yang hadir adalah sastrawan muda terpilih yaitu Awang Mohd. Hajib Sarhan bin Awang Mohd Harkan (Brunei Darussalam), Nor Hafedah Jamiyil (Malaysia), Nur Azshieldha Sahran (Malaysia), Amirul Hakim (Singapura), Fadhli Rusydi (Singapura), Dhianita K (Jakarta), Nurisya Febrianti (Jakarta), Ayu Rianna Amardhi (Jakarta), Devi Merinda (Jakarta), Altami Nurmila Daniari (Jakarta), Aghnia Kartika Rustiraning (Jakarta), Alfiah Rumaisya Dunggio (Jakarta), Juli Prasetya (Purwokerto, Jawa Tengah), Alfianus Nggoa (Sumba, NTT), Fani Nur Jannah (Jakarta), Ayu Alfiah Jonas (Jakarta), Deni Kusuma (Jakarta), Andi Muhammad Akbar (Dubas, Sulawesi Selatan), Aliurridha (NTB), Oktabri Erwanda (Sumatera Selatan), dan Hasbunallah Haris (Sumatera Barat).
Program Penulisan Mastera
Program Penulisan Mastera adalah kegiatan kesastraan negara anggota Majelis Sastra Asia Tenggara (Mastera) yang dilakukan setiap tahunnya di Indonesia. Kegiatan ini dimulai sejak 1997 dan diadakan dengan genre berbeda setiap tahunnya, yakni bergilir dengan urutan puisi, cerpen, esai, drama, dan novel. Kegiatan ini diikuti oleh sastrawan muda yang berasal dari negara anggota Mastera, yakni Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura.
Program Penulisan Mastera telah menghasilkan para sastrawan hebat, dengan adanya pembimbing yang hebat. Sejak tahun 1997—2024 tercatat pembimbing genre Puisi adalahTaufiq Ismail, Sapardi Djoko Damono, Abdul Hadi WM, Acep Zamzam Noor, Agus R Sarjono, Slamet Sukirnanto, Hamid Jabbar, KH Zawawi Imron, Sutardji Calzoum Bachri, Joko Pinurbo. Sementara itu, untuk Pembimbing genre Cerpen adalah Budi Darma, Titik WS, Ismail Marahimin, Hamsad Rangkuti, Titis Basino, Danarto, S.N. Ratmana, Helvy Tiana Rosa, Oka Rusmini, Gus Tf Sakai, Nenden Lilis, Yanusa Nugraha
Pembimbing Program Penulisan Mastera genre Esai adalah Yus Rusyana, Faruk, Suminto A. Sayuti, Maman S Mahayana, Muhammad Sobary, Melani Budianta, Emha Ainun Nadjib, Jacob Sumardjo. Pembimbing Program Penulisan Mastera genre Drama adalah Putu Wijaya, Wisran Hadi, Akhudiat, Saiki K.M., N. Riantiarno, Imam Sholeh, dan Yusef Muldiyana. Sementara itu, Pembimbing Program Penulisan Mastera genre Novel adalah Taufik Ikram Jamil, Ahmad Tohari, F. Kenedi, Dr. Fuad Hasan, Asma Nadia, Abidah El Khailaqy, Triyanto Triwikromo, Ida Ayu Oka Rusmini, Fanny J. Poyk, dan Andrei Aksana.
Peserta Penulisan Mastera sangat merasa bangga dapat mengikuti kegiatan ini, karena mendapatkan bimbingan dari tokoh sastra hebat, dan dapat berkolaborasi dengan para sastrawan muda lainnya dari negara anggota Mastera. Salah seorang peserta Hafirda Afiela yang berasal dari Malaysia mengatakan “Program Penulisan Mastera: Novel 2024 membina potensi baharu bagi melahirkan penulis yang berilmu dan baik dalam penghasilan karya-karya,” ujarnya.