Masyarakat Desa Lambuluo Konut Segel Kantor PT Lintas Bahari Nusantara di Kendari

  • Bagikan
Kantor PT LBN disegel warga Desa Lambuluo, Konut (Foto: Hasrul Tamrin/SULTRAKINI.COM)
Kantor PT LBN disegel warga Desa Lambuluo, Konut (Foto: Hasrul Tamrin/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Puluhan masyarakat Desa Lambuluo, Kecamatan Motui, Kabupaten Konawe Utara (Konut) yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Desa Lambuluo menyegel Kantor PT Lintas Bahari Nusantara (LBN) disekitaran Pasar Buah, Kelurahan Bendera, Kecamatan Kadia, Kota Kendari, Jumat (27 Agustus 2021).

Aksi penyegelan kantor perusahaan yang bergerak dibidang pembongkaran dan muat di PT VDNI dan OSS berawal dari unjuk rasa masyarakat atas tindakan ketidak adilan perusahaan pada masyarakat desa setempat.

Masyarakat menilai bahwa kehadiran PT Lintas Bahari Nusantara di Desa Lambuluo sampai saat ini belum memberikan kontribusi positif kepada masyarakat setempat, justru malah memberikan dampak negatif.

Koordinator Lapangan Aliansi Masyarakat Desa Lambuluo, Iksan Binsar mengatakan, berdasarkan amanat Undang-undang nomor 40 tahun 2007 Bab 1 pasal 1 poin 3 bahwa kehadiran investor disetiap daerah harusnya membawa atau membuka kesempatan bagi seluruh masyarakat yang ada di sekitar desa atau lingkungan kerja, untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.

Akan tetapi, faktanya berbeda dengan yang dilakukan oleh PT LBN. Sejak perusahaan ini telah berkontrak untuk menangani segala aktivitas bongkar muat yang dilaksanakan di Mega Industri VDNI dan OSS belum berkontribusi pada masyarakat.

“Untuk itu kami mendesak pihak PT LBN untuk memberdayakan masyarakat lokal, terutama masyarakat yang berada di Desa Lambuluo, dimana tempat pembongkaran VDNI dan OSS dilakukan,” ungkapnya, usai menggelar unjuk rasa dan menyegel kantor PT LBN.

Masyarakat dan mahasiswa Desa Lambuluo menggelar unjuk rasa dan menyegel Kantor PT LBN di Kelurahan Bendera, Kecamatan Kadia, (Foto: Hasrul Tamrin/SULTRAKINI.COM)

Menurut dia, selama ini perusahaan PT LBN belum pernah melibatkan pengusaha-pengusaha lokal maupun tenaga kerja lokal dalam aktifitas pembongkaran dan pemuatan.

Bukannya hanya itu, PT LBN juga selama ini beroperasi belum memberikan tanggung jawab sosial kepada masyarakat yang seharusnya mendapatkan keistimewaan terutama yang menjadi sasaran dampak buruk dari aktivitasnya.

“Padahal secara kualitas dan SDM yang ada di desa itu ada, namun tidak pernah dilibatkan. Makanya, kami datang kesini untuk meminta LBN memberdayakan masyarakat, baik dalam bentuk usaha atau tenaga kerja,” ucapnya.

Lanjut dia, padahal pihak perusahaan dalam melakukan aktivitas pembongkaran telah memberikan kerugian materil bagi nelayan dan masyarakat pesisir Desa Lambuluo.

“Seharusnya PT LBN memberikan keistimewaan terhadap masyarakat Desa Lambuluo, minimal memberikan kesempatan kerja,” ucapnya.

Dia juga menegaskan, jika tuntutan warga ini tidak diindahkan oleh perusahaan PT LBN , maka masyarakat desa setempat akan memboikot aktifitas pembongkaran PT LBN yang berada di Desa Lambuluo.

“Makanya kami berikan waktu agar perusahaan untuk menindaklanjuti keluhan masyarakat ini, jika tidak, maka jangan salahkan kalau ada gerakan -gerakan diluar peraturan,” tegasnya.

Hingga berita ini dipublikasikan, pemilik perusahaan PT Lintas Bahari Nusantara belum dapat dikonfirmasi maupun ditemukan langsung.

Laporan: Hasrul Tamrin

  • Bagikan