Masyarakat Keluhkan Buruknya Pelayanan RSUD Wakatobi: Pasien Ditelantarkan?

  • Bagikan
RSUD Wakatobi. (Foto: dok RSUD Wakatobi)

SULTRAKINI.COM: WAKATOBI – Di tengah penghargaan cakupan kesehatan semesta atau Universal Health Coverage (UHC) yang diterima Pemda Wakatobi sebagai upaya mendukung Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) pada 14 Maret 2023, sejumlah masyarakat masih sulit mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik di daerah tersebut.

Keluhan masyarakat terhadap kurang maksimalnya pelayanan di RSUD Wakatobi, Sulawesi Tenggara itu disalurkan melalui unggahan video oleh akun Facebook FadilCs CowoSejati pada 14 Maret 2023 di grup Wakatobi Online.

Video berdurasi 01.20 menit tersebut memperlihatkan tidak ada satupun terlihat pegawai RSUD Wakatobi di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) ketika datang seorang pasien Desa Wapia-pia, Kecamatan Wangi-wangi. Ketika itu, warga datang menggunakan mobil bak terbuka hendak membawa pasien demam berdarah. Namun sekitar 30 menit lamanya pelayanan belum juga diberikan.

“Misi, misi (permisi), rumah sakit umum kosong, kantong (kami) bawa pasien nda ada orang.” ucap pria yang dalam video tersebut.

Pria itu kembali mengucapkan salam beberapa kali dan memanggil-manggil pegawai RSUD Wakatobi namun tidak ada satupun yang ke luar memberikan pelayanan.

“Apa kerjaannya karyawan rumah sakit umum Wakatobi ini, masa seng (tidak) ada orang itu, sudah setengah jam torang (kami) di sini,” ujar pria dalam video.

Akun Facebook FadilCs CowoSejati yang dikonfirmasi bernama asli Fadil mengaku, kejadian tersebut terjadi antara 8 atau 9 Maret 2023 di mana ketika itu kakak iparnya mengantar anaknya yang mengidap DBD di RSUD Wakatobi sekitar pukul 23.00 Wita, namun sayangnya tidak ada satupun pegawai yang segwra melayani mereka.

“Kami sudah lupa waktu pastinya, tapi kejadiannya itu minggu lalu antara hari Rabu atau Kamis, sekitar jam 11 malam,” jelas Fadil, Rabu (15 Maret 2023).

Disampaikannya, sekitar sejam menunggu di rumah sakit-baru muncul pegawai di IGD padahal pasien membutuhkan pelayanan cepat.

Fadil menjelaskan, buruknya pelayanan RSUD Wakatobi ini bukan hanya dirasakan oleh keluarganya, namun pernah dirasakan oleh adiknya. Tepatnya pada 12 Maret 2023, adiknya dirujuk ke RSUD tersebut lantaran mengidap DBD dan menjalani perawatan    namun keesokan harinya sekitar pukul 07.00 Wita, adiknya (pasien) hendak buang air besar ke WC tetapi saat dirinya meminta bantu ke perawat sebab selain infus terdapat beberapa alat medis yang terpasang di tubuh pasien belum ada satupun perawat yang bangun. Kata dia, nanti beberapa menit setelah dia mondar mandir di ruang perawat baru muncul satu orang yang bangun.

Fadil meminta, Direktur RSUD memperbaiki pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut.

Video itupun mendapatkan berbagai tanggapan dari warganet. Akun Facebook bernama Muhammad Histi Abu Umar meminta agar Direktur RSUD dan Bupati Wakatobi Haliana memperbaiki pelayanan kesehatan sebab kekosongan pegawai RSUD di IGD pernah dia alami.

“Memang begitu, pak Direktur RS tolonglah melayani masyarakat dengan hati. Pak Bupati juga tolong pak, percuma program bagus tapi pelaksanaan tidak sesuai dengan program pemerintah daerah,” ujarnya.

Dikatakannya, dia pernah mengantarkan pasien ke RSUD Wakatobi, namun tidak ada pegawai yang segera memberikan pelayanan kesehatan.

“Tidak ada juga pegawai IGD-nya, ternyata mereka pergi tidur di tempat yang susah ditemukan, ada unsur kesengajaan supaya rumah sakit tidak mau menerima pasien,” tambah Muhammad Histi Abu Umar.

Keluhan terhadap pelayanan RSUD Wakatobi telah beberapa kali terjadi di awal 2023 di antaranya pada 24 Februari 2023 terdapat pasien yang membutuhkan transfusi darah dan sempat tidak mendapatkan pelayanan dikarenakan pihak rumah sakit mengaku kehabisan alat pengecek golongan darah. Namun beberapa jam setelah keluarga pasien melakukan aksi di Kantor Bupati Wakatobi, baru pihak RSUD memberikan pelayanan.

Menyangkut banyaknya keluhan masyarakat tersebut, Direktur RSUD Wakatobi dr. La Ode Achmad Sam Jumarta belum memberikan pernyataan. Upaya konfirmasi telah dilakukan tetapi belum ada tanggapan. Sejumlah karyawan mengaku yang bersangkutan sedang berada di luar daerah. (B)

Laporan: Amran Mustar Ode
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan