Mengais Rejeki di Balik Bencana Banjir Konut

  • Bagikan
Akses jalan yang terputus akibat banjir di Konut.(Foto: Sulham Tepamba/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM : KONAWE UTARA – Diguyur hujan selama sepekan, sejumlah ruas jalan di wilayah Kabupaten Konawe Utara (Konut), terendam air hingga mencapai tiga meter. Misalnya di jalan Desa Sambadete, Kecamatan Oheo dan ruas jalan Desa Polora Indah, Kecamatan Langgikima. Akibatnya penghubung Kendari (Sultra) – Morowali (Sulteng) lumpuh.

Selain itu, puluhan rumah warga yang berada di Kecamatan Andowia, Oheo dan Kecamatan Langgikima pun ikut terendam banjir. Namun dibalik musibah tersebut, sebagian masyarakat di dua kecamatan itu mengais rejeki dengan membuat pincara untuk menyebrangkan kendaraan di ruas jalan yang terendam banjir.

Bagi masyarakat yang ingin melewati jalur trans Sulawesi menuju Morowali (Sulteng) tepatnya di Desa Sambadete Kecamatan Oheo Konawe Utara, jika menggunakan kendaraan roda dua, sekali menyebrang dengan menggunakan pincara harus membayar Rp70 ribu permotor, sedangkan kendaraan roda empat bervariasi, ada yang Rp500 ribu hingga Rp1 juta sekali menyebrang.

“Kalau mobil kecil seperti avansa, itu sekali menyebrang Rp500 ribu, kalau mobil hilux dobel cabin Rp700 ribu, mobil truk Rp1 juta hingga Rp1,5 juta sekali menyebrang,” kata Abu salah satu pemilik pincara kepada SultraKini.Com, Jumat (29/06/2018).

Dikatakannya, satu pincara biasanya dikendalikan sepuluh orang. Selama dua hari beroperasi sudah mengumpulkan sekitar Rp8 juta. Dan itu hanya melayani penyebrangan roda dua.

“Kalau yang mau banyak penghasilannya itu, yang punya pincara kendaraan roda empat, kalau saya hanya melayani motor saja,” tambahnya.

Sementara itu, Ardan salah supir truk harus mengurungkan niatnya untuk menyebrang dikarenakan biaya penyebrangan yang begitu mahal.

“Rencana mau ke Langgikima antar mesin las setelah itu balik lagi ke Kendari, namun biaya penyebrangannya itu Rp1 juta pulang balik Rp2 juta, sementara dana yang saya bawa tidak cukup, karena tidak tau kalau di sini jalannya tidak bisa dilewati,” kata Ardan.

Laporan: Arifin Lapotende
Editor: Habiruddin Daeng

  • Bagikan