Menyoal Keterlibatan Anak Dalam Masiroh

  • Bagikan

Oleh Nama Fitriani (Mahasiswa UNIDAYAN dan Pengurus Komunitas Wonderful Muslimah)

Kampanye adalah sebuah rangkaian kegiatan politik yang biasanya dilakukan ketika menjelang pemilu. Masing-masing calon mengkampanyekan dan memamerkan dirinya, bahwa dialah yang berhak di pilih. Mendatangkan artis-artis ibu kota juga merupakan salah satu cara yang mereka gunakan untuk mencuri perhatian masyarakat. Janji demi janji di ucap, dengan dalih untuk mensejahterakan rakyat.

Mengadakan konser-konser dengan memanggil band-band ternama juga kerap dilakukan. Itulah sedikit gambaran tentang kampanye di sistem saat ini. Dari anak-anak hingga orang dewasa ikut andil dalam kampanye ini. Namun, pelibatan anak khususnya dalam kampanye ini masih menuai kontroversi hingga detik ini.

Sebagaimana larangan yang diatur dalam pasal 15 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan ketentuan KPU Nomor 15 Tahun 2013 tentang larangan parpol melibatkan anak-anak dalam kampanye. Mereka beralasan, mulai dari tidak ada pengasuh di rumah hingga untuk pendidikan politik sejak dini (Liputan6.com, 18/3/2014). 

Pemerhati anak Eni Eryani menilai peraturan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Undang-undang tentang Perlindungan Anak terkait kampanye sangat subyektif. Eni menilai larangan ini menjadi dilematis bagi orangtua yang memiliki anak. Sementara parpol tidak dapat melarang orangtua yang memiliki anak untuk membawa anaknya turut berkampanye. (metrotvnews.com, 18/3/ 2014)

Lantas, bagaimana Islam memandangnya?

Politik (siyasah) dalam pandangan Islam berarti pengaturan terhadap urusan umat, baik untuk urusan dalam maupun luar negeri dengan cara Islam memimpin dan mengatur urusan umat serta mengadakan perbaikan yang bermanfaat untuk kehidupan di dunia dan akhirat, adalah inti dari tujuan politik. Tidak akan tegak kehidupan manusia tanpa politik. Tapi tidak akan menjadi baik kehidupan sebuah masyarakat tanpa politik dalam prespektif islam. 

Dimana politik pengaturan urusan umat didalam dan diluar negeri. Politik dilaksanakan oleh negara dan umat, karena negaralah yang secara langsung melakukan pengaturan ini secara praktis, sedangkan umat mengawasi negara dalam peraturan tersebut(An Nabhani). Begitu banyak persoalan umat yang tidak terselesaikan yang membuat keadaan umat semakin buruk tidak, lain disebabkan karena syariat Islam tidak diterapkan dalam kehidupan,diantaranya memisahkan Islam daripada politik. 

Sedangkan Kampanye prespektif demokrasi adalah suatu urusan manusia untuk mengeksistensikan dirinya dalam pengurusan urusannya dalam negara, dimana dalam kampanye, anak dipaksa untuk meramaikan kampanye. Adapun yang anak itu dapatka ialah mendarahdagingnya jiwa nasionalisme dan kesukuan. Dan sudah jelas nasionalisme dan kesukuan dilarang oleh Allah. Bukanlah dari golonganku orang yang menyerukan ‘ashabiyah’ bukanlah golonganku orang yang berperang karena ‘ashabiyah dan bukan golonganku orang yang mati diatas dasar ‘ashabiyah.( HR. Abu Dawud ). Ashabiyah yang dimaksudkan adalah perasaan fanatisme golongan.

Sedangkan masiroh prespektif islam adalah bentuk aktivitas politik untuk memberikan koreksi kepada penguasa ketika mereka mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang tidak membela kepentingan umat. Atau ketika mereka lalai bahwa sesungguhnya tugas utama penguasa adalah mengurusi kepentingan umat. Kegiatan ini bisa dijadikan sebagai pembelajaran politik kepada anak sekaligus rekreasi politik keluarga.

Pekikan takbir, terikan semangat yang menggetarkan, lagu-lagu Islami penegakkan syariah dan khilafah akan memberikan pengalaman baru buat anak. Jangan heran kalau kemudian anak-anak terbiasa dengan kata-kata Allahu Akbar, Tegakkan Syariah dan Khilafah. Aktivitas ini juga bisa dijadikan sarana untuk menstimulasi perkembangan sosialnya. Ketika anak berada dalam kerumunan orang banyak, secara tidak langsung anak akan belajar mengenal banyak orang dengan karakter yang berbeda-beda.

Belum lagi masiroh adalah perintah Allah , sebagaimana Rasulullah bersabda “ Ketahuilah bahwa sesungguhnya jihad yang paling baik adalah ( menyatakan) pernyataan hak kepada penguasa yang zalim(HR. al-Hakim). Dengan ikut masiroh, anak akan lebih peka terhadap keadaan disekelilingnya dan lebih mencintai sesamanya.( Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal kasih sayang, kecintaan dan kelemahlembutan diantara mereka adalah bagaikan satu tubuh, jika satu anggota sakit maka seluruh tubuh juga merasakan sakit) HR. Bukhari dan Muslim. Terlebih, dengan mengajak anak mengikuti masiroh juga adalah upaya orang tua dalam memberikan Pendidikan politik anaksejak dini, dimana ini wajib dilakukan karena anak adalah calon generasi masa depan umat. 

Mendidik anak sejak dini, akan menentukan bagaimana nantinya pandangan anak itu tentang politik. Contohnya, Abdullah bin umar, ketika ada seruan jihad, yang dulu jihad itu adalah seperti panggilan shalat. Maka semua orang kaum muslim saat itu berbondong-bondong untuk memnuhinya, termaksud Abdullah bin Umar,. Padahal saat itu, umurnya belum cukup 15 tahun. Abdullah juga ikut andil didalamnya.

Ia memahami karena jihad adalah puncak dari ketaatan. Dan ketaatannya tentang memenuhi seruan jihad ini, bukan datang secara tiba-tiba, melainkan sudah ditanamkan pendidikan dan pemahaman sebelumnya.dan di zaman sekarang, salah satu cara untuk memberikan pendidikan politik untuk anak ialah dengan mengajak anak ikut masirah. 

Apa itu exploitasi?

Istilah exploitasi dalam kamus bahasa Indonesia didefinisikan sebagai pendayagunaan, pemanfaatan untuk keuntungan sendiri. Jadi, Exploitasi tidak bisa didefinisikan berdasarkan kepada sudut pandang dan kepentingan individu tertentu atau kelompok tertentu.

Contohnya, menurut orang yang berkepentingan bukan ekspoitasi, namun untuk orang yang sentiment dikatakan exploitasi. Seyogyanya, dikatakan eksploitasi anak, ketika anak tersebut diperlakukan tidak sesuai dengan batasan hukum syara terhadap anak itu sendiri, baik tentang hak-haknya sebagai anak, atau lain sebagainya. Jadi, yang dikatakan exploitasi terhadap anak itu, Kampanye dalam Prespektif Demokrasi atau Masiroh Prespektif Islam?

  • Bagikan