Miris, Masih Ada Sekolah "Laskar Pelangi" di Konawe

  • Bagikan
Suasana belajar di MTs Miftahul Huda, Konawe. (Foto: Mas Jaya/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KONAWE – Peserta didik punya hak untuk mendapatkan fasilitas pembelajaran yang baik dan memadai. Tugas pemerintah ialah mewujudkan hal tersebut.Namun miris, di Kabupaten Konawe ternyata masih ada sekolah yang gedung pembelajarannya mirip dengan sekolah dalam film Laskar Pelangi.Sekolah tersebut bernama MTs Miftahul Huda. Berdiri di bawah payung yayasan Miftahul Huda. Letaknya, di Desa Tetemotaha, Kecamatan Wonggeduku, Kabupaten Konawe. Sekolah yang terletak di daerah transmigrasi itu telah berdiri sejak tahun 2011 lalu. Hingga kini, sekolah tersebut memiliki 72 siswa dan telah dua kali menamatkan alumninya. Ruang belajar ala kadarnya, menjadi pemandangan yang memiriskan di sekolah yang di nahkodai oleh Devi Novita Priawati itu. Betapa tidak, gedung sekolah hanya berdinding papan yang sebagiannya telah reot. Setengah dari dindingnya itu ditutupi seng yang tidak kalah reot oleh karat. Lantainya hanya beralas semen licin. Sedang, atapnya seng tanpa palfon. Menurut Devi, selaku kepala sekolah, sejak pertama berdiri pihaknya belum pernah menerima bantuan pembangunan dari pemerintah kabupaten maupun provinsi. Ia sendiri mengaku sudah berkali-kali mengajukan proposal. Namun \”action\” dari pihak yang berwenang belum ada juga. \”Di sini hanya bantuan dana BOS saja yang lancar. Dana itulah yang kami pakai untuk honor 14 orang guru. Mereka kami gaji per jam mengajarnya sebanyak tujuh ribu rupiah. Rencananya akan ditambah menjadi delapan ribu rupiah,\” terang Magister Pendidikan Agama jebolan Unisula Semarang itu. Sementara untuk pembangunan ruang kelas, lanjut Devi, selama ini hanya mengandalkan swadaya masyarakat setempat. \”Sumbangannya ada yang dalam bentuk uang dan ada juga yang dalam bentuk material bangunan,\” jelasnya.Selain hanya memiliki ruang pembelajaran darurat, Devi juga mengaku bahwa sekolahnya belum memiliki kantor. Akibatnya, semua dokumen dan buku-buku masih disimpan di rumah masing-masing guru.\”Ruang yang tersedia ini sebenarnya belum cukup untuk menampung siswa. Sehingga kami masih menggunakan masjid sebagai tempat pembelajaran untuk kelas tujuh,\” katanya. Wanita berjilbab itu menambahkan, janji terakhir dari pemerintah untuk sekolahnya akan membuatkan gedung pembelajaran. Itupun, katanya, akan terealisasi nanti tahun depan.\”Semoga apa yang dijanjikan itu bisa ditepati, karena siswa disini sangat  membutuhkannya,\” harapnya.(C)Editor: Gugus Suryaman

  • Bagikan