Muna dan Mutiara Terpendam Bibit Sepak Bola Indonesia

  • Bagikan
Sadil Ramdani nomor punggung 10 merupakan Pemain Timnas U-19 yang berasal dari Kabupaten Muna Sultra

Catatan; Maul Gani (Jurnalis SULTRAKINI.COM)

Tidak bisa dipungkiri, sepakbola merupakan olahraga nomor wahid di dunia, di belahan bumi manapun sepak bola selalu memiliki magnet tersendiri, sebut saja Negara Brazil, sebuah negara kecil yang melahirkan ribuan talenta dunia, bahkan kabarnya pendapatan pesepakbola di negara Amerika latin tersebut hampir setara dengan pimpinan parlemen bahkan lebih. Lalu bagaiamana di Indonesia?

Sebuah pulau kecil di Tenggara Sulawesi bernama pulau Muna, kendati kurang mendapat perhatian dari pemerintah ternyata pulau ini telah melahirkan bibit pesepakbola yang memiliki talenta yang luar biasa.

Punggawa Timnas U-19 Sadil Ramdani yang kini memperkuat timnas dalam kejuaraan AFF Asia Tenggara misalnya, pria kelahiran 2 Januari 1999 lahir dan besar di Tanah Muna, menariknya bakat putra asal Kecamatan Bonea ini terasah secara alami hingga akhirnya mengalihkan perhatian pelatih Eduard Tjong untuk memasukannya sebagai tim inti garuda Muda.

La Sadili- demikian remaja berbakat ini disapa, baru mengeyam sekolah sepakbola setelah diajak salah satu pencari bakat ke Kota Malang sekitar 2015 lalu. di Kota Malang, Sadil akhirnya bergabung dengan akademi Asifa.

Di Akademi sepak bola milik Aji Santoso ini skill dan bakat mengasah si kulit bundar yang dimiliki oleh Sadil pun semakin terasah. Sadil adalah satu dari ribuan mutiara terpendam dari daerah yang kini dinahkodai LM Rusman Emba tersebut, masih banyak mutiara lain yang masih perelu ditemukan melalui pola pembinaan yang dilakukan secara baik tentunya.

Menoleh ke belakang, 2013 lalu, anak-anak Muna juga pernah memukau pecinta sepakbola Indonesia setelah memboyong LPI  Piala Presiden untuk pertama kalinya ke luar Pulau Jawa. SMP 4 Waara saat itu sempat menjadi perbincangan di media nasional, melalui final dan kemenangan dramatis atas SMP 13 Yogyakarta yang disiarkan melalui salah satu TV swasta nasional.

Tidak hanya itu, Sang kapten Dedi bahkan menyandang pemain terbaik dalam turnamen tersebut.

“Pemerintah provini dan kabupaten di Sultra, harus memberikan apresiasi berupa beasiswa kepada semua anak-anak pelajar yang sudah menaroh prestasi yang luar biasa,” katanya La Ode Ida saat itu

Sayangnya, pasca ueforia tersbut, prestasi anak-anak ini hilang tidak jelas. Irwan sang pencetak gol dramatis dan kawan-kawan entah kemana? Kurangnya perhatian pemerintah terhadap pembinaan bibit pesepakbola menjadi persoalan lain bagi para pahlawan daerah ini.

Harusnya instansi teknis untuk memfokuskan anggaran melalui APBD untuk mengorbitkan mereka dengan berbagai program dan sokongan dana termasuk pembinaan secara terus menerus, hingga pada pencapaian menjadi pemain nasional pada kelompok umur hingga menjadi pemain profesional. 

Di Pulau Muna sebenarnya, pernah memiliki klub sepak bola profesional bernama Sowite FC yang diprakarsai seorang pengusaha Nasional Habil Marati, akan tetapi saat ini Klub sepakbola tersebut meredup, banyak pemain yang menjadi jebolan klub keluar daerah.

La Umbu yang kini merumput di Persipa Pati Jawa Tengah yang sebelumnya juga pernah merumput di Persebaya 1927 merupakan jebolan Sowite FC, talentanya justru lebih dilirik daerah lain di Luar Muna dan Sulawesi Tenggara, demikian juga penjaga gawang Ali Jami yang pernah merumput di Presman Manado Sulawesi Utara,

Bakat pesepakbola yang tidak pernah kering di daerah bekas penghasil jati terbaik dunia tersbut. Talenta muda terus bermunculan, sebut saja Leo yang kini memilih Sulawesi Tengah untuk mengasah ilmu sepak bolanya, pemain asal Wakuru Kecamatan Tongkuno tersebut menjadi menjadi andalan Sultra dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) 2012 di Riau, di turnamen bergengsi nasional tersebut, selain Leo juga terdapat nama Hengki pemain asal daerah Lohia yang dikenal haus gol.

Pemerintah daerah seharusnya proaktif dalam melakukan pembinaan termasuk pembukaan sekolah profesional untuk menemukan bibit baru pesepakbola daerah bahkan nasional di masa yang akan datang. (***)

  • Bagikan