OJK Sebut Premi Asuransi Komersial 2019 Tumbuh 8 Persen

  • Bagikan
Kepala OJK Sultra, Mohammad Frefly Nasution. (Foto: Wa Rifin/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut pertumbuhan industri asuransi selama 2019 masih positif dan memiliki daya tahan yang baik, serta tetap memiliki prospek besar ke depannya.

Data OJK, premi asuransi komersial yang dikumpulkan pada 2019 mencapai Rp 281,2 triliun atau 8,0 persen (yoy), dengan premi asuransi jiwa sebesar Rp179,1 triliun atau 4,1 persen (yoy), serta premi asuransi umum/reasuransi sebesar Rp102,1 triliun.

Kepala OJK Sultra, Mohammad Fredly Nasution, mengatakan pencapaian tersebut didukung permodalan industri asuransi yang terlihat dari Risk-Based Capital (RBC) industri asuransi umum dan asuransi jiwa masing-masing sebesar 345,35 persen dan 789,37 persen, lebih tinggi dari threshold 120 persen.

“Demikian pula aset industri asuransi (asuransi jiwa, asuransi umum, reasuransi dan asuransi wajib) juga tumbuh positif 5,91 persen (yoy) dari Rp 862,8 triliun pada 2018 menjadi Rp 913,8 triliun pada Desember 2019. Jika ditambah dengan BPJS menjadi Rp 1.370,4 triliun,” kata Fredly, Rabu (19/2/2020).

Hal ini memperlihatkan bahwa industri asuransi masih tumbuh secara positif di tengah upaya penyehatan dan proses hukum Asuransi Jiwasraya.

“Nilai aset asuransi Jiwasraya tercatat sebesar Rp 22,03 triliun atau sekitar 1,6 persen dari total aset industri asuransi. Nilai aset Asuransi Jiwasraya ini sekitar 0,19 persen dari total aset industri jasa keuangan yang sekitar Rp 11.300 triliun,” ujar Fredly.

OJK juga menilai industri asuransi masih memiliki potensi yang besar untuk tumbuh dan berperan lebih signifikan bagi perekonomian nasional, mengingat dari sekitar 260 juta penduduk Indonesia, saat ini baru 12,08 persen yang terlayani produk asuransi.

Untuk mencapai hal itu, OJK berkomitmen mempercepat proses reformasi Industri Keuangan Non Bank (IKNB), termasuk asuransi yang bertujuan meningkatkan kepercayaan masyarakat, meningkatkan standar pengaturan, dan kualitas pengawasan.

“Kami berupaya membangun IKNB yang sehat, kokoh, dan berkontribusi bagi perekonomian nasional, serta meningkatkan daya saing IKNB dalam menghadapi tantangan ekonomi global,” tambahnya.

Laporan: Wa Rifin
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan