Operasional Mobile PCR di Baubau Dihentikan, Tunggu Visitasi dari Dinkes Provinsi

  • Bagikan
Ilustrasi
Ilustrasi

SULTRAKINI.COM: BAUBAU – Sejak diserah terimakan sejak 22 Desember 2020 pekan lalu, Mobile PCR milik Kota Baubau rupanya belum dapat dioperasionalkan sebelum mendapat visitasi dan izin dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara. Selama ini hanya sebatas uji coba. Akan tetapi sudah dijadwalkan visitasi dan operasional pada bulan Januari 2021.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Baubau, Wahyu mengatakan tahapan Mobile PCR setelah penyerahan yaitu dilanjutkan dengan tahap praktek oleh petugas yang akan mengoperasikannya, sebagaimana yang telah dilakukan beberapa hari terakhir ini.

“Dan itu sudah dilakukan kepada beberapa Nakes di puskesmas dan rumah sakit. Prakteknya dibimbing oleh penyedia Mobile PCR dari Jakarta agar petugas dapat mengetahui bagaimana cara pengoperasiannya,” jelas Wahyu saat dikonfirmasi, Kamis (31/12/2020).

Lanjut Wahyu, setelah pihak RSUD dan Dinkes Baubau mempersiapkan sumber daya manusia nya, tahap selanjutnya rumah sakit kemudian melayangkan surat kepada Dinas Kesehatan Kota Baubau dan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara untuk permintaan visitasi sekaligus melaporkan bahwa Kota Baubau sudah mempunyai Mobile PCR.

“Nanti dari provinsi mengunjungi disini atau visitasi apa itu sudah memenuhi syarat, dicek dan dilihat kesiapannya. Berikutnya pada 2021 kita atur jadwal operasi Mobile PCR ke setiap kecamatan,” katanya.

“Suratnya baru dilayangkan ke provinsi  hari ini nanti tinggal kita tunggu jawaban dari sana (Dinkes Provinsi,red), nanti kita siapkan,” sambungnya.

Visitasi yang akan dilakukan Dinkes Provinsi sekaligus menetapkan apakah semua sudah sesuai standar dicek baru kemudian Mobile PCR dapat dioperasikan kepada masyarakat Kota Baubau.

“Walaupun Mobile PCR itu sudah standar, tapi harus ada berita acara ditandatangani bahwa tanggal sekian di cek sudah memenuhi syarat, semua bahan sudah siap, baru dipersilahkan untuk beroperasi,” jelasnya.

Dikatakannya, Nakes yang ditugaskan pada pengoperasiannya diambil dari Puskesmas dipanggil 1 orang dari 17 puskesmas yang ada di Kota Baubau. Kemudian analis dari RSUD sebanyak  4 sampai 5 orang ditambah beberapa perawat dari rumah sakit yang akan bekerja bergantian.

“Dari rumah sakit ada analis Laboratorium dan perawat dari Dinas Kesehatan ada 17 tenaga kesehatan dari Puskesmas semua dilatih sehingga nanti jangan ada orang terus-terus mengurus dan berkontak dengan orang lain sementara yang lain tidak, jadi diatur supaya resiko penularan antara pasien dan antar nakes tidak terjadi,” tutupnya. (C)

Laporan: Aisyah Welina
Editor: Hasrul Tamrin

  • Bagikan