Panitia Bupati Cup Konawe Diadukan ke Bupati, Ini Peyebabnya

  • Bagikan
Muh. Hajar saat menunjukan fotokopian surat aduan yang telah ia bawa ke Bupati dan DPRD Konawe. (Foto: Mas Jaya/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KONAWE – Turnamen sepak bola Bupati Cup Konawe telah selesai. Namun masalah baru muncul, lantaran adanya dugaan pengelolaan anggaran tidak transparan.

Salah seorang panitia kegiatan, Muh. Hajar mengatakan, dana yang digelontorkan Pemda untuk kegiatan tersebut, yakni Rp 300 juta. Namun, mulai dari proses hingga selesainya kegiatan tidak ada evaluasi yang membahas terkait rincian dana yg digunakan. Hal itulah yang ia anggap rawan penyelewengan oleh beberapa oknum panitia, hingga merugikan panitia lainnya.

“Anggarannya sangat besar, karena level kegiatanya adalah skala kabupaten. Tetapi yang terjadi di lapangan, eforia kegiatannya justru mirip dengan skala pertandingan antar kampung atau kegiatan tujuh belas agustusan,” jelasnya, Selasa (21/032017).

Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Himpunan Masyarakat Tolaki Indonesia (HMTI) Sultra merinci, setidaknya ada beberapa hal yang bisa diamati bahwa kegiatan tersebut sarat akan pelanggaran penggunaan anggaran.

Misalnya, bola yang dibeli untuk kegiatan itu hanya tiga buah. Itupun katanya adalah bola murah yang di bawah standar Bupati Cup. Pembelanjaan baju seragam panitia hanya sepuluh lembar saja. Padahal ada banyak panitia yang semestinya mendapat seragam tersebut. Hajar membandingkan, event kejuaraan sepak bola Lasandara Cup dan Banteng Cup yang dananya tidak sebesar anggaran Bupati Cup, tetapi mampu membelanjakan seragam untuk panitianya yang mencapai puluhan orang.

“Anggaran publikasinya pun tidak transparan. Panitia hanya melibatkan satu media saja padahal ada disiapkan dana Rp15 juta untuk publikasi,” terangnya.

Direktur Forum Masyarakat Sipil (Formasi) itu juga mengatakan, tim medis selama babak penyisihan dan 16 besar, tidak dapat kucuran dana dari panitia. Hajar juga mengklaim adanya ketidakpuasan peserta pertandingan akibat pengelolaan kegiatan yang tidak profesional.

“Masalah ini tentu sangat mencoreng nama baik Bupati Konawe. Makanya saya berusaha agar masalah ini tidak menjadi bumerang bagi bupati,” katanya.

Adanya masalah tersebut, ia pun membawa surat aduan yang ditujukan kepada Bupati Konawe, Kery Saiful Konggoasa. Selain itu dirinya, mengirim surat ke DPRD Konawe, meminta agar masalah tersebut di hearing.

“Suratnya saya sudah bawa hari ini (21/03/2017) kepada Bupati Konawe. Juga saya bawa ke DPRD meminta agar dihearing,” tandasnya.

Laporan: Mas Jaya

  • Bagikan