Paparkan Visi Misi di PAN, dr. Baharuddin Sebut Muna Sedang “Sakit”

  • Bagikan
dr. Baharuddin (kedua dari kanan) saat memaparkan visi misinya dalam penjaringan sebagai bakal calon Bupati Muna di PAN, Sabtu (21/12/2019). (Foto: Hasrul Tamrin/SULTRAKINI.COM)
dr. Baharuddin (kedua dari kanan) saat memaparkan visi misinya dalam penjaringan sebagai bakal calon Bupati Muna di PAN, Sabtu (21/12/2019). (Foto: Hasrul Tamrin/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Bakal Calon Bupati Muna, dr. Baharuddin, mengatakan bahwa Kabupaten Muna saat ini dalam keadaan “sakit”. Hal tersebut dikatakanya saat memaparkan visi dan misi di Partai Amanat Nasional (PAN), Sabtu (21/12/2019).

Kata mantan Bupati Muna periode 2010-2015 itu, Muna merupakan salah satu dari empat kabupaten dasar terbentuknya Provinsi Sulawesi Tenggara yang pernah mengalami perkembangan pesat pada awal tahun 60-an.

Hal itu terbukti, lanjut Baharuddin, saat Muna ada ditangan Bupati Muna Kaemuddin, namun kondisi itu terbalik saat ini. Meskipun Muna sudah mekar menjadi beberapa bagian misalnya Kabupaten Buton Utara dan Muna Barat tapi perkembangan, kemajuan Muna justru timbul tenggelam.

“Tidak bisa dipungkiri Muna saat itu saat dipimpin oleh pak Kaemuddin, Kabupaten Muna menjadi kabupaten termaju di Sulawesi Tenggara. Tapi kemudian sedikit terjadi penurunan, kembali terjadi peningkatan kemudian, hingga kembali terjadi penurunan saat ini. Hal itu terlihat dari pertumbuhan ekonomi di Muna mengalami penurunan dari 9 persen lebih pada tahun 2015 menjadi 4 persen lebih pada tahun 2018,” ungkap Baharuddin dihadapan panelis dan pengurus partai.

Bukan itu saja, lanjut Baharuddin, laporan pelaksanaan pemerintah daerah (LPPD) tahun 2010 ada pada urutan 260 lebih, turun pada tahun 2015 menjadi rengking 100, tapi sekarang ini justru ada pada peringkat 300 lebih.

Begitu juga dengan BPJS, yang dari tahun ke tahun semakin meningkat. Itu menunjukkan bahwa angka kemiskinan semakin meningkat. Padahal, kata dia, sebenarnya APBD yang ada di Kabupaten Muna sudah ada di angka satu triliunan lebih, dengan luas wilayah menjadi kecil dari 33 kecamatan pada 2014 menjadi 22 kecamatan saat ini.

“Berarti dalam pengelolaan anggaran saat ini ada yang salah, pak Dirjen (Syarifuddin Udu, red) pasti tau ini ada yang salah, kenapa anggaran besar, wilayah kecil, tapi pertumbuhan ekonomi menurun, BPJS sebagai simbol kemiskinan meningkat. Padahal sampai tahun 2015 pertumbuhan ekonomi sangat mengagumkan, kalau kita liat Muna tidak punya sektor pertambangan,” katanya.

Kata Baharuddin, dari itu semua maka bisa dikatakan Muna dalam keadaan “sakit”.

“Sehingga itu kedepannya visi yang saya tetapkan yaitu Muna Maju dan Sehat untuk periode kedua saya,” ucapnya.

Dari visi tersebut akan dia kembangkan dalam bentuk misinya yaitu maju dalam artian pembangunan infrastruktur dan teknologi dengan kualitas terbaik.

“Jangan ada pembangunan yang tidak sesuai standar, jangan ada pembangunan jalan yang baru diaspal sudah terkelupas jalannya, jangan ada pembangunan yang baru dibangun sudah rusak, runtuh, sebelum di tempati,” bebernya.

Maju dalam aspek teknologi, saat ini lanjutnya, yang banyak diperbincangkan adalah tes CPNS dan ujian nasional SMA yang berbasis teknologi. Maka ditangan nantinya jika ia jadi bupati maka hal itu harus sukses dengan kemajuan teknologi, karena perkembangan teknologi itu pemerintah tidak bisa tabu.

“Itu bisa dikembangkan melalui pelatihan, karena tidak bisa dipungkiri jika kita tidak melek dengan perkembangan teknologi saat ini maka tidak akan bisa dijual potensi sumber daya Muna keluar,” katanya lagi.

Sehat dalam pemerintah, katanya, para pejabat harus dilakukan pembinaan karir yang baik. Termasuk masyarakatnya juga harus sehat.

“Perlu diketahui, kalau misalnya kedepannya saya terpilih tidak terlalu susah lagi untuk melangkah karena di tahun sebelumnya saya sudah melakukan survey dengan Bappenas apa yang menjadi permasalahan di Muna, termasuk di dalamnya pengangguran, tenaga produktif, maupun lapangan kerja, termasuk sumber-sumber air minum yang layak,” bebernya.

Laporan: Hasrul Tamrin
Editor: Habiruddin Daeng

  • Bagikan