PDAM Belum Beroperasi di Talaga, Pemda Buteng Janjikan Tuntas Paling Lambat 2 Bulan

  • Bagikan
Ilustrasi. (Foto: Gatra.com)

SULTRAKINI.COM: BUTON TENGAH – Perusahaan Daerah Air Minum di Kecamatan Talaga Raya, Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi Tenggara hingga kini belum beroperasi. Pemda berjanji akan merealisasikan hal tersebut paling lambat dua bulan mendatang.

Bupati Buteng, Samahuddin, mengatakan belum beroperasinya PDAM dikarenakan jauhnya sumber air dengan Kecamatan Talaga, khususnya di Talaga kecil untuk itulah Pemda sedang mengupayakannya. Sementara di Talaga besar sdah dilakukan uji coba dan berhasil, air bisa mengalir.

“Mawasangka Timur Allhamdullilah berjalan normal. Di Talaga kemarin diuji, Talaga besar jalan (mengalir) tapi saya tidak menginginkan hanya Talaga besar harus dengan Talaga kecil, makanya saya perintahkan (instansi terkait) untuk turun (ke lokasi). Paling lama dua bulan saya mau resmikan di Talaga kecil itu,” jelasnya.

Target diberikan juga akan disesuaikan dengan hasil kerja PDAM untuk mengalirkan air dari sumbernya. Menurut Bupati, pekerjaan seperti ini belum dipastikan dapat berhasil di waktu yang ditentukan tergantung pada jaringan sumber air. Namun, Pemda tetap berupaya segera menuntaskan permasalahan sehingga PDAM bisa beroperasi di Talaga kecil.

“Masalahnya kan mata air ini jauh dari Talaga kecil, lebih dari 10 kilo (km). Talaga kecil kemarin itu pipanya dari enam pipa ke Talaga kecil ditarik lagi supaya dibawa langsung ke induk,” terangnya.

Sementara jaringan pipa dan meteran di Talaga kecil tuntas pemasangannya. Pemda Buteng menganggarkan Rp 1,5 miliar untuk biaya persiapan pembenahan dan gajian. Untuk menyesuaikan rekomendasi BPK, kata Samahuddin, pihaknya bakal mengurangi staf kerja sambil menunggu keberhasilan target yang diberikan Pemda pada PDAM.

Seorang warga Talaga Raya, Sheryl (26), mengatakan warga Talaga menggunakan air yang berasal dari Kalembungu dan air Wamorapa sehari-hari. Namun, air ynag digunakan tersebut rasanya masih payau.

“Kalau kita pakai selama ini air Kalembungu dengan air Wamorapa. Kalau PDAM itu belum jalan. Katanya masih diusahakan. Kemarin yang urus air PDAM itu katanya mereka mau bikin sumur bor. Tapi belum sampai sekarang,” ucapnya pada Sultrakini.com, Senin (31/5/2021).

Sheryl mengatakan, air dari pulau Kalembungu dan air Wamorapa dipasangkan pipa menyeberang sampai ke Talaga. Kedua pipa dibedakan menjadi dua jenis pembayaran pipa hitam berasal dari air Kalembungu Rp 50.000/bulan.
Sementara pipa putih berasal dari air Wamorapa menggunakan meteran yang bayarannya tergantung pada jumlah pemakaian.

Jikapun air PDAM di Talaga diresmikan, Sheryl menilai akan tetap menggunakan semua sumber air tersebut mengingat tidak stabilnya aliran air. (B)

Laporan: Aisyah Welina
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan