Pelaku UMKM Pemula, Ini Tips Kembangkan Usaha dari Chef La Ode

  • Bagikan
Chef La Ode membawakan materi tentang pengembangan desain produk dari segi pelaku kuliner profesional di Kabupaten Bombana. (Foto: Sarini Ido/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: BOMBANA – Workshop pengembangan desain produk ekonomi kreatif di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara ikut membagikan tips bagaimana mengembangkan usahanya. Menariknya, strategi itu dibagikan langsung oleh finalis Master Chef Indonesia season 8, La Ode Saiful Rachman.

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dinilai perlu ada sentuhan kreativitas dan inovasi. Sebab, untuk membuatnya berkembang perlu usaha dan kerja keras dari pebisnis dalam menggaet konsumen dan pasar. Seperti itulah dikatakan chef La Ode panggilan akrabnya ketika membuka kegiatan.

Di kesempatan chef La Ode bertatapan dengan peserta workshop, suasana antusias mulai meningkat. Selama ini peserta hanya melihat pria kelahiran Muna, 10 Oktober 1995 tersebut lewat televisi dalam program acara Master Chef Indonesia season 8. Kini, mereka bisa berbincang langsung bahkan mendapatkan tips meningkatkan usaha mereka.

Foto bersama chef La Ode dengan peserta workshop pengembangan desain produk ekonomi kreatif di Kabupaten Bombana. (Foto: Sarini Ido/SULTRAKINI.COM)

Dalam materinya pengembangan desain produk dari segi pelaku kuliner profesional, chef La Ode mengatakan tipsnya ada sepuluh.

Pertama, desain produk sebaiknya memiliki filosofi, praktis, dan modern. Artinya, seorang pelaku ekonomi kreatif harus terus berpikir kreatif karena tidak ada yang instan dalam menggeluti usaha tersebut.

“Kita harus modern, kreatif, dan punya filosofi, warnanya seperti apa, desainnya bagaimana, tampilannya bagaimana. Jadi mendesain produk bukan hanya dari isi, tetapi dari luar bingkisannya,” jelasnya, Senin (4 Juli 2022).

Kedua, kualitas artinya dalam mengembangkan ekonomi kreatif seorang pelaku usaha tidak menciptakannya secara asal-asalan. Seperti dalam memilih bahannya, alatnya, teknik memotongnya, dan sebagainya.

“Kualitas itu menjadi yang utama dari pada harga. Kualitas dulu harganya nanti. Itulah bagaimana kita harus memperbanyak relasi, bagaimana kita mensurvei pasar biar kita tahu kualitas konsumen karena biar harganya tidak jauh berbeda tapi kualitasnya bagus maka konsumen akan memilih poin itu,” terang chef La Ode.

Ketiga, variasi produk agar tidak membosankan, membuat penasaran, dan menarik konsumen baru. Bagian ini termasuk penting untuk terus menarik minat konsumen.

“Misalnya keripik pisang, maka buat berbagai rasa ada yang original, cokelat, manis, dan rasa lainnya yang menarik konsumen baru,” tmabahnya.

Keempat, merek/brand yang gampang diingat, cara pemilihan warna dan logo hingga konsistensi pada rasa dan kualitas produk.

Poin ini sangat perlu kata chef La Ode dengan maksud agar konsumen tahu nama produknya dan bisa kembali membelinya.

“Misalnya saya mau beli keripik pisang, tapi namanya apa, brand-nya juga tidak ditahu, ini sayang sekali. Soal konsisten juga itu penting apalagi kita sudah memiliki pelanggan setia,” ujarnya.

Kelima, packaging artinya teknik pengemasan produk juga akan menentukan harga. Namun tidak mengabaikan kualitas produk.

Chef La Ode mencontohkan satu produk yang sama namun dikemas dengan ukuran kecil dan besar. Hal ini biasanya akan dipandang berbeda oleh konsumen dari segi harga. Padahal jumlah isinya sama namun pengemasannya dibuat berbeda. Inilah yang membuat konsumen terarah ke bentuknya besar untuk membeli padahal hal ini hanya teknik marketing.

“Secara tidak langsung pemikiran orang-orang yang beli akan mau yang lebih besar dari biasanya. Misalnya lagi saya ingin beli burger dengan ukuran besar harganya 50 ribu, padahal ada harga 40 ribu dengan rasa yang sama. Secara tidak langsung konsumen memilih mahal agar puas,” jelas La Ode.

Perbedaan kemasan biasa dan didesain secara bagus untuk menarik konsumen. (Foto: materi chef La Ode)

Di satu sisi, packaging akan membuat produk lebih dominan dari lainnya dan memiliki kekhasan. Tentu satu bungkus keripik pisang akan jauh berbeda jika dikemas dalam plastik bening dengan kemasan yang berdesain menarik.

Aspek yang perlu dipertmbangkan pelaku UMKM dari segi kemasan, yakni efektif, efisien, ekonomis, menjamin kualitas produk, memudahkan pengiriman, menyertakan informasi dan izin, serta bernilai estetik.

Keenam, ukuran bahwa poin ini bisa mempengaruhi konsumen, mempermainkan harga, serta persepsi tanpa tahu isinya.

Ketujuh, fitur produk menyangkut segala seduatu yang bisa membuktikan, nilai tambah untuk konsumen, dan ter-branding.

Kedelapan, pelayanan. Seorang pelaku ekonomi kreatif perlu menunjang produknya dari aspek pelayanan yang baik, kemampuan dalam menjelaskan produk, bahkan perlu adanya standar pelayanan. Sebab produk yang dibuat secara berkualitas terasa kurang lengkap jika tidak didukung aspek pelayanan.

Kesembilan, garansi dan retur. Selain pelanggan semakin yakin dengan produk kita, juga bernilai plus dari sisi mendapatkan pelanggan setia.

Kesepuluh, action serta konsultasi.

“Kebanyakan teori tanpa action itu tidak baik. Dan agar tidak teresat terlalu jauh dan putus asa seorang pelaku UMKM harus mengevaluasi dirinya,” ucap chef La Ode.

Selama menjelaskan materinya, chef La Ode banyak memberikan contoh-contoh relevan sehingga membuat peserta semakin paham kekurangan produknya. Sesi tanya jawab juga dilakukan bahkan, peserta meminta produknya untuk dicicipi langsung chef La Ode agar mengetahui kelemahan produknya yang mayoritas dari usaha kuliner itu.

Kuliner yang dipamerkan peserta, di antaranya terasi bubuk, dodol, keripik pisang, kolang kaling, tepung putu, kue kering, menu prasmanan, gula aren bubuk kemasan, minuman cincau kemasan, bolu kemasan, saraba bubuk, kopi bubuk, dan siomay ikan.

(Baca juga: Pelaku UMKM di Bombana Tambah Wawasan, Dispar Sultra Selenggarakan Workshop Pengembangan Desain Produk)

Untuk diketahui, chef La Ode merupakan salah satu pemateri dari total tiga orang pemateri dalam workshop pengembangan desain produk ekonomi kreatif di Kabupaten Bombana.

Agenda hasil kerja sama Dinas Pariwisata Provinsi Sultra dengan media Lulopedia.tv ini juga menghadirkan pemateri dari Bandung, yakni Achmad Fadillah selaku desainer produk industri, serta Agustamin Saleko selaku penggilat UMKM Bombana.

Kegiatan tersebut berlangsung selama tiga hari mulai 4-6 Juli 2022 di salah satu hotel di Kabupaten Bombana dengan menghadirkan kurang lebih 50 orang peserta dari penggiat ekonomi kreatif di daerah tersebut.

Laporan: Sarini Ido
Editor: Hasrul Tamrin

  • Bagikan