SULTRAKINI.COM: WAKATOBI-Nampaknya polemik terkait Kristan Hansen youtuber asal Denmark yang memperbaiki jembatan titian di Desa Sama Bahari, Kecamatan Kaledupa, Kabupaten Wakatobi belum akan berakhir.
Setelah Kepala Dinas Sosial Wakatobi, La Yijo dan Kepala Desa (Kades) Sama Bahari, Gamis menyangkan aksi Kristian Hansen tersebut, kini Pemerintah daerah (Pemda) Wakatobi melalui Kabag Humas dan Protokoler Sekretariat Daerah Kabupaten Wakatobi, La Ode Ifi diduga mengintruksikan kepada seluruh perangkat Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk mengkcounter kritikan dari ribuan netizen terhadap kinerja Bupati Wakatobi Haliana yang di nilai buruk.
Dalam chat Whatsapp yang beredar, La Ode Ifi menyampaikan, agar para Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Wakatobi untuk memberikan komentar apresiasi di akun Instagram Bupati Wakatobi Haliana karena mendapatkan ratusan komentar miring dari netizen. Bahkan akan di pantai siapa saja yang melakukan komentar apresiasi terhadap kinerja Bupati Wakatobi.
“Disampaikan untuk para kepala OPD sampaikan ke grupnya yang main Instagram diarahkan komentar mengapresiasi d akun pa Bupati, Tks dan dipantau yang komentar ” kata La Ode Ifi dalam chat Whatsapp
Namun saat dikonfirmasi mengenai chatnya yang beredar itu, La Ode Ifi mengaku bukan dirinya dalam chat tersebut.
“Ini hoax, Ini bukan nomor saya. Nomor saya hanya satu,” Bantah La Ode Ifi, Kamis (4/7/2024)
Menurutnya, saat ini sangat mudah jika ada oknum yang tidak pertanggungjawab mengambil foto pribadi, dan di jadikan foto profil media sosial mereka untuk di pergunakan dengan tujuan tertentu.
Sebelumnya, Warga Negara Asing (WNA) asal Denmark ini, menggalang dana melalui story Instagram pribadinya bekerja sama dengan kitabisa.com. Dalam kurung waktu sekitar 3 hari, Kristian Hansen berhasil mengumpulkan Rp75 juta dari 300 lebih donatur. Uang tersebut digunakan untuk membeli lebih dari 20 meter kubik kayu, 50 kilogram paku, dan gergaji mesin untuk membangun jembatan sebagai akses jalan warga setempat.
Kristian Hansen, merasa prihatin dengan kondisi jembatan kayu yang mulai lapuk, bahkan ada yang telah terputus.
“Ketika saya pertama kali tiba di desa Bajo Sampela, saya langsung menyadari bahwa jembatan yang melintasi desa terapung ini berada dalam kondisi yang sangat memprihatinkan.” Kata kata Hansen pada unggahan Instagram pribadinya @thekristianhansen, Senin (17/6/2024)
Ia mengungkapkan, saat mengerjakan jembatan tersebut, warga setempat beker secara gotong royong tanpa di berikan gaji sepersen pun.
Kristian Hansen, juga mengucapkan terimakasih kasih kepada 300 donatur yang telah membantu pembangunan jembatan tersebut.
Sisa uang dari pembangunan jembatan tersebut, di rencanakan akan di bangunan masjid dan beberapa rumah warga yang rusak di desa tersebut.
Laporan: Amran Mustar Ode