Pemuda Pengajar Generasi Tua

  • Bagikan

Oleh : Risnawati, STP.
(Staf Dinas Pertanian, Penulis Buku & Aktivis MHTI Kolaka)

Kenapa Pemuda?

Karena Pemuda pengganti generasi tua sekaligus pengajar generasi tua bahwa sebelum sampai pada kondisi itu, gunakanlah usia mudamu untuk memaksimalkan peran dan kontribusi dalam membangun peradaban.

Dalam sejarah kebangkitan bangsa-bangsa, pemuda selalu memiliki peran yang besar dan strategis, karena untuk menuju kebangkitan bangsa dibutuhkan energi yang kuat berupa keyakinan yang kuat, ketulusan, semangat yang jujur, kesungguhan dalam kerja dan pengorbanan. Pemudalah yang berpotensi untuk itu, karena pemuda adalah simbol hati yang masih jernih sehingga memiliki keyakinan dan iman yang kuat, kejujuran yang memungkinkan untuk memiliki ketulusan dan keikhlasan dalam beramal, serta semangat yang menggebu yang memungkinkan untuk beramal dengan sungguh-sungguh dan penuh dengan pengorbanan.

Usia muda adalah usia produktif untuk memadatkan aktivitas kebaikan berlandaskan keimanan. Seperti kisah seorang remaja putri yang telah menunjukkan bahwa hidup adalah harapan dan perjuangan untuk selalu menebarkan kebaikan dimanapun dan dalam kondisi apapun. Inilah kisah seorang remaja yang semasa hidupnya diisi dengan penuh makna, semangat, kemandirian dan keikhlasan. Ya, Tri Utari nama lengkapnya, ia baru saja menyelesaikan pendidikannya di MAN Kolaka dan sekaligus dinyatakan lulus dalam jurusan Kesehatan Masyarakat FKM di Universitas Haluoleo Kendari melalui jalur SMPTN tahun 2016 ini, namun takdir berkata lain ia harus berpulang ke Rahmatullah dalam usia 18 tahun pada tanggal 21 Juli 2016 lalu di RSU Bahteramas Kendari. Ia adalah anak ke enam dari pasangan bpk. Budiono dan Hj. Suhaya yang berdomisili di Kec. Wundulako. Berbagai prestasi pernah diraihnya dan ia juga aktif dalam organisasi keislaman yang ada di sekolahnya. Meski ia tidak terlalu banyak bicara namun pergaulannya luas, tidak kaku selalu terpancar senyum keikhlasan dalam setiap pertemanan yang dijalinnya. Kelembutannya dan kesukaannya pada kucing membuatnya semakin dicintai orang-orang sekitarnya. Ia adalah contoh salah satu remaja yang produktif. Inilah alasan mengapa tulisan ini tercipta.

Malaria serebral. Ya, itulah diagnosa dokter atas penyakit yang dideritanya. Keluarga juga terkejut mendengar penyakit tersebut sementara endemic penyakit itu kebanyakan terdapat di daerah papua, ambon, dan Kalimantan. Penyakit ini terkesan baru namun bisa mematikan. Terlebih penyakitnya ini telah menyerang organ utamanya (otak, jantung, paru-paru, hati hingga ginjal) masya Allah luar biasa berat yang harus dijalaninya. Selama sebulan di kamar perawatan dengan silih bergantinya pasien yang dirawat, ditambah perlahan memorinya hilang tentang cara makan, cara bicara dan cara buka mata sehingga makan harus melalui infus, selang GNT, dan pakai kateter yang membuatnya semakin berat menjalaninya. Namun, tak sedikitpun dalam raut wajahnya terlihat keluhan. Untuk mengatasi rasa sakitnya, ia hanya ditemani oleh buku do’a dzikir pagi dan petang dan mendengarkan murratal al-Qur’an sehingga membuatnya tenang sampai tertidur.

Innalillahi wainnailaihi roji’un. Setelah kepergiaannya, betapa banyak yang merasa kehilangan mulai dari keluarga besarnya, teman-teman se-angkatannya, adik-adik kelasnya, teman organisasinya dan masyarakat sekitar. Begitu besar kesedihan mereka hingga pada proses penyelenggaraan jenazah berlangsung begitu hikmat, betapa banyak yang datang untuk mendo’akan, menggiringi dan memanggul tandu kematiannya hingga ke pemakaman. Ya, ia meninggal dalam ketaatan. Masya Allah. Begitu besar kecintaan mereka pada sosoknya, itu terlihat pada saat ia telah tiada. Begitu tulus, lembut perangainya, bersahaja dan polos sikapnya, inilah yang menjadikan orang semakin mencintainya. Semasa hidupnya, Ia tidak banyak bicara namun banyak berbuat. Kesan inilah yang tersimpan dalam setiap yang mengenalnya. Perjuangan dalam menyampaikan kebaikan terus dilakukan meski dalam kondisi sakit yang dideritanya hingga ajal menjempunya. Dan Ia pun tersenyum saat hari terakhirnya. Subhanallah. Semoga kisahnya bisa menjadi inspirasi dan motivasi untuk pemuda saat ini yang masih dipenuhi dengan kegalauan yang hanya mencari manfaat dunia.

Wahai para pemuda muslim, tidakkah kalian menginginkan kehidupan yang bahagia selamanya? Tidakkah kalian menginginkan jannah (surga) Allah SWT yang luasnya seluas langit dan bumi?

Ketahuilah, jannah Allah SWT itu diraih dengan usaha yang sungguh-sungguh dalam beramal. Jannah itu disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa yang mereka tahu bahwa hidup di dunia ini hanyalah sementara, mereka merasa bahwa gemerlapnya kehidupan dunia ini akan menipu umat manusia dan menyeret mereka kepada kehidupan yang sengsara di negeri akhirat selamanya.

Wahai para pemuda, jangan sekali-kali terlintas di benak kalian: beribadah nanti saja kalau sudah tua, atau mumpung masih muda, gunakan untuk foya-foya. Ketahuilah, itu semua merupakan rayuan setan yang mengajak kita untuk menjadi teman mereka di An-Nar (neraka).

Tahukah kalian, kapan kalian akan dipanggil oleh Allah SWT, berapa lama lagi kalian akan hidup di dunia ini? Jawabannya adalah sebagaimana firman Allah SWT: “Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui apa yang akan dilakukannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Luqman: 34)

Wahai para pemuda, bertaqwalah kalian kepada Allah SWT. Mungkin hari ini kalian sedang berada di tengah-tengah orang-orang yang sedang tertawa, berpesta, dan hura-hura menyambut tahun baru dengan berbagai bentuk maksiat kepada Allah subhanahu wata’ala, tetapi keesokan harinya kalian sudah berada di tengah-tengah orang-orang yang sedang menangis menyaksikan jasad-jasad kalian dimasukkan ke liang lahad (kubur) yang sempit dan menyesakkan. Betapa celaka dan ruginya kita, apabila kita belum sempat beramal shalih. Padahal, pada saat itu amalan diri kita sajalah yang akan menjadi pendamping kita ketika menghadap Allah SWT.

So, segera hentikan diam kita dan satukan langkah untuk maju bersama. Jangan reaksioner ketika melihat kenyataan ini. Untuk kemudian lupa lagi setelah kondisi aman dan damai. Tapi kita harus stabil. Spartan. Tidak kenal lelah. Okelah kita sekarang fokus bagaimana melawan korupsi dan kemiskinan. Kita harus bahu-membahu melakukan perlawanan. Jangan lupa bahwa masalah utama adalah karena umat Islam tidak terikat dalam ikatan yang kuat (akidah Islam) dalam bingkai Daulah Khilafah Islamiyah. Itu masalah utamanya, Sahabat muda. Jadi perjuangan menegakkan Khilafah tetap akan jalan terus sampai kapan pun.

Wahai pemuda bangkitlah dan bersiap siagalah telah datang masa dimana kalian untuk berjuang dan berkorban membala agama dan negara. Semoga ini menjadi renungan untuk kita semua. Dan semoga kita tak ragu lagi untuk berprestasi demi kemajuan dan kebangkitan Islam. Allahu Akbar!!!

  • Bagikan