Pendidikan Tinggi Bukan Jaminan Lolos Bawaslu

  • Bagikan
Ketua Timsel Bawaslu Zona I Irvan Ido (Foto: La Ismeid/SULTRAKINI.COM)
Ketua Timsel Bawaslu Zona I Irvan Ido (Foto: La Ismeid/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI -Tim Seleksi (Timsel) Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Muna Barat (Mubar) tidak main-main dalam proses perekrutan peserta Bawaslu.

Ketua Timsel Bawaslu Zona I, Irvan Ido, mengatakan Seleksi Bawaslu Kabupaten/Kota kali ini berbeda dengan tahun lalu. Karena Bawaslu sudah menjadi lembaga mandiri atau tetap dengan masa kerja lima tahun.

Jadi proses perekrutan Bawaslu sangat ketat. Indikator peserta yang dinyatakan lolos dari seleksi dinilai keabasahan legalitas berkas setelah itu pemberian nilai terhadap daftar riwayat hidup dengan indikator berdasarkan pedoman yang dibuat Timsel Bawaslu RI.

“Pedoman tersebut diantaranya yakni skoring pendidikan penyelenggara pemilu, staf pendukung pemilu, Jurnal, opini, penulisan karya tulis ilmiah, dan terakhir narasumber tentang pemilu. Seputar itulah indikatornya,” ujar Irfan Ido Kepada Sultrakini.com, Jumat (13/7/2018).

.Jadi, lanjut Irvan, bisa jadi peserta yang pendidikan rendah tetapi dia punya skor tinggi dari item-item lain yang lolos berkas.

Pada prinsipnya proses seleksi Bawaslu tidak hanya melihat dari proses penyelenggaranya saja, sebab itu tidak fair. Banyak item yang dipertimbankan dalam proses perekrutan Bawaslu.

Hal itu diungkapkan Irvan menanggapi keluhan peserta tes Bawaslu Mubar yang merasa pendidikannya tinggi namun tak lolos. Dikalahkan calon yang hanya pendidikan SMA.

Seperti diberitakan sebelumnya, Timsel Bawaslu tidak transparan dalam perekrutan peserta Bawaslu Mubar, karena meloloskan peserta tamatan SMA yang sama sekali tidak memiliki opini dan pengalaman dibidang kepemiluan.

Seorang peserta tes Bawaslu Mubar, La Ode Junaim, bahwa dirinya yang tingkat pendidikan Strata-1 (S1) , memiliki opini kepemiluan, pengalaman sebagai ketua PPK, dan berkas lengkap berdasarkan bukti tanda terima berkas dari Timsel, justru tidak lolos berkas.

“Saya pernah seleksi KPU Mubar mulai berkas, cat dan psikologi saya lolos mestinya itu sebagai pembanding. Jika pemberkasan saya ada yang kurang mestinya ada konfirmasi dari pihak Timsel. Namun sampai keluarnya pengumuman tidak ada konfirmasi, atas dasar tersebut saya anggap berkas saya lengkap,” ungkapnya.

Laoporan: La Ismeid
Editor: Habiruddin Daeng

  • Bagikan