Peneliti: Kecanduan Berbelanja Sama dengan Gangguan Mental

  • Bagikan
Ilustrasi. (Foto: WordPress.com)
Ilustrasi. (Foto: WordPress.com)

SULTRAKINI.COM: Senangnya bisa berbelanja. Tetapi berbelanja yang tak biasa atau shopaholic, sebutan bagi kecanduan berbelanja, rupanya digolongkan sebagai gangguan mental oleh para ahli.

Penelitian terbaru Hannover Medical School, mengungkapkan hingga 7 persen orang dewasa menampilkan beberapa bentuk masalah pembelian kompulsif dengan angka di Amerika dan Eropa meningkat dalam dua dekade terakhir.

Profesor Astrid Mueller, seorang psikolog klinis di Hannover Medical School, Jerman, mengatakan bahwa dibutuhkan pemahaman khusus untuk memahami bagaimana berbahayanya kondisi tersebut.

“Sudah saatnya untuk mengenali compulsive shopping disorder sebagai kondisi kesehatan mental yang terpisah. Ini akan membantu kami mengembangkan metode perawatan dan diagnosis yang lebih baik bagi para pengidapnya,” ujar Profesor Astrid Mueller kepada Daily Mail.

Kecanduan belanja atau yang disebut sebagai compulsive buying disorder (CBD) atau gangguan belanja kompulsif, disebut juga dengan shopoholisme.

CBD sendiri didefinisikan sebagai hasrat yang tidak tertahankan untuk membeli barang secara berlebihan dengan jumlah pengeluaran besar dan menyita waktu yang pada akhirnya hanya mendatangkan pengaruh negatif di dalam hal keuangan dan keluarga.

Berdasarkan gejalanya, gangguan ini bahkan mungkin dikategorikan sebagai gangguan bipolar, gangguan obsesif-kompulsif, kecanduan klinis, atau gangguan kontrol atas dorongan.

Menurut PsychGuides, bagi individu yang mengidap CBD, mereka berada dalam gangguan kontrol-impuls yang berindikasi terhadap kleptomania. Para pengidapnya juga memiliki dorongan kecemasan yang dapat diredakan hanya dengan melakukan pembelian barang (berbelanja).

Mereka juga dapat melakukan aktivitas belanja sebagai cara untuk mengatasi emosi negatif dan berusaha keras untuk menyembunyikan barang yang mereka beli dari orang di sekitarnya.

Mengutip Independent, WHO mengakui kecanduan belanja sebagai gangguan mental hanya beberapa minggu setelah pengumuman resmi bahwa kecanduan game tergolong dalam gangguan mental.

Sumber: Kumparan.com
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan