Pengungsi Banjir Wanggu Butuh Pakaian dan Selimut

  • Bagikan
Kondisi tenda pengungsian banjir Wanggu yang terus diguyur hujan hingga malam hari, Selasa (26/6/2018) malam. (Foto: Sarini Ido/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Hujan terus mengguyur kawasan pengungsian banjir Wanggu, Kelurahan Lepo-lepo, Kecamatan Baruga, Kota Kendari, Selasa (26/6/2018) sampai pukul 21.20 Wita. Tak banyak penerangan bisa dimanfaatkan para pengungsi, selain penerangan darurat di dua titik kawasan pengungsian.

Pantauan SultraKini.Com, sebagian besar warga yang mengungsi di tenda-tenda darurat, hanya mengurung diri di dalam tenda sebab hujan terus mengguyur kawasan tersebut ketika malam hari. Beberapa dari mereka menggunakan penerangan seadanya, seperti lilin, lampu minyak, atau bergelap-gelapan. Penerangan darurat dari aliran genset itu ditempatkan di dua titik, yakni depan Lorong Wanggu dan setelah jembatan Wanggu.

Bantuan utama dibutuhkan para pengungsi, seperti pakaian luar, pakaian dalam, dan selimut. Sementara makanan telah terpenuhi melalui dapur umum yang tersedia di lokasi tersebut.

Misalnya Muhram, lansia 58 tahun ini salah satu pengungsi dari ratusan pengungsi di tenda darurat. Dia dan warga lainnya sangat membutuhkan bantuan pakaian dan selimut.

Banjir yang dialaminya bahkan tidak ada barang berharga yang diselamatkan, hanya pakaian di badan.

“Kasian,, tinggal pakaian di badan. Rumah banjir, tinggal atap kelihatan. Ini baju di badan sudah dua hari tidak diganti,” kata Muhram, warga RT 14 RW 06 Lorong Wanggu.

Lorong Wanggu ditinggali tiga RT, yaitu RT 12, RT 13, dan RT 14. Data posko lapangan Tagana Di Wanggu sampai 25 Juni 2018, jumlah pengungsi sebanyak 100 kepala keluarga atau 418 jiwa.

Laporan: Sarini Ido

  • Bagikan