Peningkatan Tarif Rumah Sakit Sebabkan Inflasi di Sultra

  • Bagikan
Ilustrasi/SULTRAKINI.COM
Ilustrasi/SULTRAKINI.COM

SULTRAKINI.COM: KENDARI – September 2018 Sulawesi Tenggara (Sultra) mengalami deflasi pada komoditas makanan, namun capaian tersebut tertahan oleh inflasi yang terjadi pada komoditas kelompok kesehatan, kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan.

Kepala Tim KPwBI Sultra, Surya Alamsyah, mengatakan peningkatan harga yang terjadi pada tarif rumah sakit (11,09% mtm) dan obat dengan resep (0,91% mtm) menjadi faktor yang mendorong terjadinya inflasi pada kelompok kesehatan.

“Peningkatan tarif rumah sakit, terjadi di tengah upaya rumah sakit menjaga kualitas layanan kepada pasien,” kata Surya Alamsyah Senin (1/10/2018).

Kelompok komoditas lain yang mengalami peningkatan tekanan inflasi yakni kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan akibat adanya peningkatan harga pada tarif angkutan udara sebesar 2,98% (mtm).

“Kenaikan harga avtur mendorong terjadinya peningkatan batas tarif bawah yang akhirnya mendorong terjadinya peningkatan harga tiket angkutan udara,” ucap Surya.

Upaya pengendalian inflasi terus dilakukan oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sultra dengan meningkatkan koordinasi dalam rangka mendorong terwujudnya kerjasama antar daerah di Sultra.

Kerjasama antar daerah tersebut diharapkan mampu menyeimbangkan stok komoditas di seluruh daerah sehingga meminimalkan ketimpangan harga.

“Dalam upaya mewujudkan penyeimbangan stok komoditi pada tanggal 25 September 2018, telah diselenggarakan High Level Meeting yang diikuti TPID Provinsi dan TPID Kabupaten/Kota dengan dipimpin langsung oleh Gubernur Sultra,” ungkap Surya.

Beberapa rekomendasi dalam kegiatan tersebut adalah rencana perluasan konversi gas LPG di wilayah kepulauan dan penguatan cadangan pangan.

Laporan: Rifin
Editor: Habiruddin Daeng

  • Bagikan