Pentingnya Pangan untuk Pembangunan Indonesia

  • Bagikan

Tahukah kalian kenapa pangan itu sangat penting? Kenapa pangan perlu ditinjau ketahanannyadan perlu didiversifikasi? Sehingga sering disangkut pautkan dengan ekonomi serta pembangunan negara? Ayo mari kita bahas! Sebelum masuk ke pembahasan pentingnya pangan untuk pembagunan, terlebih dahulu kita harus mengetahui apa itu pangan. Pangan adalah suatu sumber hewani dan air yang disediakan sebagai makanan dan minuman baik yang sudah diolah maupun belum diolah, pengertian ini juga sudah dinyatakan dalam peraturan pemerintahan RI No. 28 Tahun 2004. Fungsi pangan atau makananbagi manusia adalah untuk memenuhi kebutuhan zat-zat gizi sehingga dapat menghasilkan sumber energy, pembagun dan perbaikan tubuh, perlindungan dan pertahanan tubuh. Sumber gizi pangan berupa karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Sumber gizi ini dapat ditemukan di bahan pangan nabati ataupun hewani. Bahan nabati diperoleh dari tumbuhan seperti beras, sayur, buah-buahan, rempah-rempah dan kacang-kacangan. Sedangkan bahan hewani dihasilkan oleh hewan seperti daging, ikan, susu dan telur.

Diversifikasi pangan merupakan suatu upaya untuk peanekaragaman makanan yang dikomsumsi terutama pada bahan pokok seperti beras. Namun diversifikasi pangan bukan hanya untuk beras (sumber karbohidrat) saja tapi sumber gizi lainnya juga bisa diversifikasi seperti protein, lemak dan sebagainya. Dengan adanya diversifikasi pangan akan menurunkan laju import beras sehingga menurunkan harga gabah di tingkat petani, mengurangi cadangan devisa dan ketergantungan Indonesia terhadap pangan luar negeri meningkat serta memajukan perekonomian pedesaan. Bukan hanya itu diversivikasi pangan juga dapat meningkatkan ketahanan pangan dengan cara mengantikan jenis pangan lainnya dengan nilai gizi yang sama baiknya sehingga terhindar dari kekurangan bahan pangan yang dapat menyebabkan bahaya kelaparan, kurang gizi, busung lapar bahkan sampai pada kematian.

Dengan munculnya metode diversifikasi maka bisa dikatakan diversivikasi bisa membantu dalam masalah persoalan ketahan pangan.Ketahan pangan panganyaitu suatu ketersediaan pangan serta kemampuan seseorang baik itu individu maupun kelompok untuk mengaksesnya. Kondisi ketahanan pangan yang baik dapat dilihat dari sektor terkecil yaitu di dalam sebuah rumah tangga dan sektor terluas yaitu negara masyarakat tidak berada dalam kondisi kelaparan tapi bukan hanya itu untuk negara ketahanan pangan yang baik juga berpengaruh terhadap tingkat ekspor import bahan pangan dan dapat menyebabkan tingkat perekonomian menurun. Maka dari itu perlu dilakukannya diversifikasi pangan. Dengan adanya ketahanan pangan yang baik maka akan mampu membentuk lingkungan yang kondusif bagi pembagunan. Tanpa adanya ketahanan pangan yang baik, tidak mungkin tersedia sumber daya manusia yang berkualitas tinggi yang sangat diperlukan sebagai pengerak pembagunan dan ketahanan pangan yang baik merupakan salah satu syarat bagi stabilitas politik dan kita ketahui bahwa stabilitas politik merupakan syarat mutlak bagi pelaksanaan pembagunan.

Jika ditanya apakah kita perlu diversifikasi pangan di Indonesia? Jawabanya ya tentu saja. Apalagi pada pangan beras, ini dapat dilihat dari tingkat import beras yang meningkat serta “Berdasarkan data pola konsumsi menunjukkan bahwa beras atau nasi masih mendominasi porsi menu konsumsi masyarakat hingga 60%, idealnya maksimal 50% agar masyarakat dapat hidup lebih sehat, aktif, dan produktif,” kata Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan, Agung Hendriadi kepada pers di Yogyakarta.Grafik import beras yang dirilis dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan Agustus 2018 menampilkan bahwa terjadinya peningkatan laju import beras di negara ini.

Hal ini disebabkan oleh ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap konsumsi beras sebagai bahan makanan pokok yang sangat tinggi. Tingkat ketergantungan yang sangat tinggi, namun tidak diimbangi oleh kemampuan produksi dalam negeri inilah yang menimbulkan kekhawatiran terhadap kerawanan pangan. Maka dari itu diversifikasi sangat dibuthkan dalam pembagunan. Namun sebelum mengambil kesimpulan pangan tersebut harus didiversifikasi kita perlu memperhtikan juga faktor – faktor penakeragaman seperti faktor yang bersifat internal (individu) seperti pendapatan, keyakinan serta pengetahuan mengenai gizi maupun faktor eksternal seperti faktor agro-ekologi yaitu produksi, ketersediaan dan distribusi bahan pangan.

Terjadinya peningkatan import beras juga dikutip di merdeka.com yang dimana Institutefor Development ofEconomicsand Finance (Indef) menyebut bahwa impor beras yang dilakukan oleh Indonesia merupakan hal yang tidak bisa dihindari. Bahkan, dalam 18 tahun terakhir, impor beras pada 2018 lalu merupakan yang tertinggi kedua setelah 2011. Dan peneliti Indef, Rusli Abdulah mengatakan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sejak tahun 2000. Serta impor tersebut masih berpotensi besar untuk terus meningkat di tahun-tahun mendatang. Maka dari itu pemerintah lebih sigap dalam mengantisipasu hal tersebut dengan cara diversifikasi pangan, yang dapat dimulai dari diversifikasi dari pedesaan dengan sumber pangan lokal di daerah masing-masing.Sehingga sumber makanan baik makro mikro di Indonesi dapat tercukupi dengan baik tanpa menurunkan devisa negara.

Oleh : Alfia Aretzy (F251180641)

Program Studi : Ilmu Pangan, Pascasarjana Institut Pertanian Bogor

  • Bagikan