SULTRAKINI.COM: BUTON – Dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan di desa yang menjadi lokasi TMMD Ke-110 Kodim 1413/Buton dibawah pimpinan Pangdam XIV/Hasanuddin Mayjen TNI Andi Sumangerukka. Satgas TMMD bekerjasama dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Buton mengadakan penyuluhan pertanian kepada masyarakat petani di Desa Mulya Jaya, Kecamatan Lasalimu Selatan, Kabupaten Buton, Jumat (12/3/2021).
Plt Kadis Pertanian dan Ketahan Pangan Kabupaten Buton, Ma’mul Djamal mengatakan sebelumnya pihaknya juga secara berkala melakukan penyuluhan dan sudah bekerja melalui Balai Penyuluhan Pertanian (BPP).
“Sehingga harapannya dengan penyuluhan yang dilakukan TMMD saat ini juga bisa meningkatkan apa yang kita lakukan yang lalu. Contohnya dengan kita berikan arahan tadi masyarakat bisa mengetahui fungsi dari pada BPP karena di wilayah ini sehingga mereka bisa berkoordinasi yang bagus,” kata Ma’mul.
Menurut Ma’mul, di Kecamatan Lasalimu Selatan memiliki jenis tanaman yang lengkap dan dapat mewakili semua jenis tanaman yang ada di Kabupaten Buton khususnya, misalnya padi, ada dua jedis yaitu padi sawah dan padi Gogo, ada tanaman musim dan tanaman perkebunan.
“Tanaman unggulan itu padi sawah, tanaman perkebunan itu ada kelapa. Dengan penyuluhan ini mereka memiliki pengetahuan mengenai pertanian seperti apa dan apa yang harus mereka lakukan,” ucapnya.
Komandan Satuan Setingkat Kompi (Dan SSK) Letnan Dua (Letda) Ridwan mengatakan, penyuluhan dilakukan sebagai bentuk dukungan TNI mendorong ketahanan pangan daerah khususnya di wilayah binaan TMMD.
“Masyarakat diarahkan bagaimana cara memperoleh pupuk yang baik antara pakai pupuk kompos atau pupuk kimia,” katanya.
Menurutnya, dengan bekal tersebut masyarakat dapat meningkatkan kualitas hasil pertanian maupun perkebunan yang selama ini belum maksimal.
Sementara itu, ditempat yang sama Kepala Desa Mulya Jaya La Ode Halim mengatakan, masyarakat memang selama ini membutuhkan informasi dan pengetahuan yang selama ini belum didapatkan langsung dari Dinas Pertanian. Dimana menurut dia, saat ini masyarakat desa masih memakai cara bertani zaman dulu dengan mengandalkan alam, sehingga sulit bersaing dengan petani lainnya.
“Saat ini 180 kepala keluarga dominan berprofesi sebagai petani. Ini (penyuluhan pertanian) pilihan tepat bagi warga kami yang masih minim pengetahuan untuk menjadi petani profesional,” tuturnya. (B)
Laporan: Aisyah Welina
Editor: Hasrul Tamrin