Peran Orangtua Paling Ampuh dalam Tiap Fase Pertumbuhan Anak

  • Bagikan
Anak-anak di Kota Kendari. Peran keluarga sebagai figur dan penunjang nilai-nilai positif dalam pola asuh anak dinilai penting. (Foto: Sarini Ido/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Pendidikan anak tidak cukup diberikan hanya dari lingkungan sekolah. Sehingga peran orangtua dibutuhkan untuk menyeimbangkan kebutuhan si anak di setiap tahap pertumbuhannya. Pendekatan psikologi pun dinilai penting buat para orangtua memahami tingkatan emosional dalam mendidik anak.

 

Adanya peran keluarga, saudara, teman dan sahabat yang mempengaruhi anak dalam merespon segala sesuatu disekitarnya. Hadirnya orang-orang yang lebih dewasa juga menyumbang dampak kebebasan bergaul ditingkat lingkungan masyarakat.

 

Untuk itu, pengaruh kebebasan anak dalam bergaul tidak bisa dipersalahkan, ketika salah satu peran mempengaruhi positif seperti keluarga tetapi kebebasan bergaul anak tidak terkontrol atau sebaliknya.

 

Menurut Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo, Nani Restati Siregar, potensi negatif pada lingkungan masyarakat terhadap anak tergantung kekuatan kontrol diri si anak itu sendiri. Sehingga peran orang-orang disekitarnya ikut berpengaruh dalam mempertahankan kekuatan tersebut.

 

“Pengaruh luar terhadap anak tergantung pada peran-peran orang dewasa di sekeliling anak. Kenyataannya remaja sudah mampu berpikir rasional. Kedua, si anak dari keluarga broken dapat terpengaruh hal negatif sebab tidak ada yang mengingatkan dia, misalnya teman, sahabat, dan lainnya,” jelasnya saat ditemui, Kamis (10/3/2016).

 

Peran keluarga sebagai figur dan penunjang nilai-nilai positif dalam pola asuh anak dinilai penting. Pendidikan tersebut, kata Nani, dapat disesuaikan di tiap tingkatan pertumbuhannya. Sebab saat itu anak memiliki karakteristik berbeda-beda untuk penyesuaian pola pendidikan dengan tingkatan emosional diri anak.

 

Ada juga pendidikan dari orangtua yang sifatnya menekan, tetapi perlu ditambah dengan penjelasan yang komunikatif hingga persuasif untuk menekan pengaruh negatif disekelilingnya.

 

Dosen S1 Psikologi Klinis di Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya dan S2 Psikologi Perkembangan di Universitas Gajah Mada itu menerangkan, orangtua juga perlu memposisikan diri sebagai sahabat anak. Dalam hal ini, pertumbuhan anak dari usia balita hingga usia dewasa perlu didikan orangtua yang disesuaikan pada fase perumbuhannya.

 

Setiap tahap pertumbuhan si anak di masa usia TK, orangtua memberikan contoh yang benar yang beranjak dari pola pikir anak yang suka meniru. Di usia sekolah orangtua tidak bersikap keras tapi lebih kepada memahami si anak, usia remaja memahami emosional anak.

 

“Sejak lahir anak itu sudah berinteraksi dengan keluarga atau saudara. Saudara juga mempengaruhi perkembangan anak. Tapi kalau dikatakan anak itu berperilaku negatif di lingkungan, belum tentu orangtua salah. Sikap orangtua yang biasa mendidik dengan cara terlalu menekan si anak, tidak boleh, bisa saja tapi disertai penjelasan,” terangnya.

 

Bahkan dalam melahirkan generasi muda unggul, peran pemerintah juga dibutuhkan terkait mendukung sosialisasi pendidikan tersebut pada anak hingga mahasiswa.(C)

 

Editor: Gugus Suryaman

  • Bagikan