Perantau dari Papua Penyumbang Terbesar Penderita Malaria di Buteng

  • Bagikan
Programer Malaria Dinas Kesehatan Kabupaten Buteng, Risman. (Foto: Ali Tidar/SULTRAKINI.COM).
Programer Malaria Dinas Kesehatan Kabupaten Buteng, Risman. (Foto: Ali Tidar/SULTRAKINI.COM).

SULTRAKINI.COM: BUTON TENGAH – Pemerintah Kabupaten Buton Tengah (Buteng) melalui Dinas Kesehatan (Dinkes), tengah menyusun pengusulan eliminasi penyakit malaria. Hal ini disebabkan, selama tiga tahun terakhir penderita penyakit malaria tidak melebihi dari 1 persen standar Anual Parasite Incidence (API).

“Tahun 2016 ada 54 penderita (0,57%), 2017 83 penderita (0,87%) dan 2018 51 satu penderita (0,54%). Semuanya sudah datangani dengan cepat,” ungkap Programer Malaria Dinas Kesehatan Kabupaten Buteng, Risman, saat dikonfirmasi SultraKini.com diruang kerjanya, Rabu (30/1/2019).

Risman mengaku, masyarakat Buteng yang menderita penyakit malaria adalah yang baru pulang merantau, dan kebanyakan perantau dari Papua.

“Setelah kami ketahui, kami langsung mengambil tindakan, yakni konfirmasi leb dan mikroskop/RDT, kalau positif selanjutnya penyidikan epidemologi di hari pertama, kedua dan hari kelima. Hari pertama pasiennya, hari kedua sumbernya dari mana apakah sudah menyebar atau belum, dan hari kelima tindakan, pemberian kelambu dan lain-lain. dan rata-rata penderitanya, yakni malaria jenis palisifaren dan vivat dan kebanyakan perantau dari Papua,” bebernya

Untuk itu, Ia berharap para perantau dari daerah endemis, seperti Papua dan Kalimantan agar segera ke puskesmas terdekat untuk memeriksakan diri.

“Karena walaupun sudah memiliki sertifikat eliminasi malaria, jika ada kejadian luar biasa seperti penularan, maka akan ditarik sertifikatnya,” ucapnya.

“Disarankan jangan terlalu bergadang malam, apalagi di sekitar kita ada yang teridentifikasi penyakit malaria,” pungkasnya

Laporan: Ali Tidar
Editor: Habiruddin Daeng

  • Bagikan