Perempuan Mubar Didorong Ikut Awasi Pemilu 2019

  • Bagikan
Suasana Sosialisasi Pengawasan Partisipatif kaum perempuan dalam menyukseskan Pemilihan Umum 2019, Rabu (05/12/2018). (Foto: Akhir Sanjaya/SULTRAKINI.COM)
Suasana Sosialisasi Pengawasan Partisipatif kaum perempuan dalam menyukseskan Pemilihan Umum 2019, Rabu (05/12/2018). (Foto: Akhir Sanjaya/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: MUNA BARAT – Bawaslu Kabupaten Muna Barat menggelar sosialisasi pengawasan partisipatif dengan melibatkan kaum perempuan di Aula Sekretariat Daerah Mubar, Rabu (05/12/2018). Hal ini dilakukan guna menyukseskan pemilihan umum 2019.

Hadir dalam kegiatan ini, Ketua Bawaslu Mubar Ishak, Anggota Bawaslu Mubar Waode Muniati Rigato, Koordinator Sekretariat Bawaslu Mubar Harmin, Ketua tim Dharma Wanita Muba Waode Muliati Konu.

Ketua Bawaslu Mubar, Ishak, mengatakan keterlibatan perempuan begitu penting dalam pemilihan. Menurutnya, selama ini perempuan ini selalu dimarginalkan dalam pemenuhan hak-haknya dalam demokrasi, namun dengan kehadiran mereka bisa meningkatkan partisipasi pemilih serta membantu pengawasan.

Ishak juga meminta kepada panwascam dan pengawas desa serta kelurahan dari unsur perempuan agar bisa mendongkrak partisipasi pemilih pada kelompok perempuan.

Bawaslu sendiri memiliki penyelenggara perempuan sekitar 40 persen, baik tingkat kecamatan, desa dan kelurahan.

Beerdasarkan data yang diterima Sultrakini.com, jumlah penyelenggara perempuan sebanyka 41 orang terdiri 33 orang tingkat Panwscam sedangkan 8 orang dari pengawas desa dan kelurahan.

“Dengan keberadaan mereka ini, ia memiliki keyakinan bisa mendongkrak partisipasi pemilih perempuan,” terang ishak.

Koordinator Divisi Pencegahan dan Hubungan Antar Lembaga, Waode Muniati Rigato, mengungkapkan kegiatan ini guna memacu minimnya partisipasi kaum perempuan dalam partisipatif pengawasan pemilu maupun lainnya. Katanya kegiatan ini bisa memberikan pemahaman bahwa perempuan itu memiliki hak yang sama dengan laki-laki.

“Di penyelenggara misalnya, keterwakilan perempuan adalah 30 persen sedangkan dalam konteks politik dalam hal ini parpol mengusung caleg mensyaratkan keberadaan perempuan harus 30 persen. Di era kali ini perempuan tidak hanya sebagai penonton, tetapi bagaimana perempuan juga harus turun langsung sebagai pemain,” terang Muniati, usai sosialisasi.

Peran perempuan sangat penting dalam demokrasi, olehnya itu diharapkan bisa memberikan edukasi politik mulai di lingkungan keluarga hingga ke masyarakat lainya, seperti memberikan edukasi dalam menangkal isu SARA dan berita hoaks.

Laporan: Akhir Sanjaya
Editor: Habiruddin Daeng

  • Bagikan