Peringati Hari Gizi Nasional, Poltekkes Kendari Buka Konseling Gizi

  • Bagikan
Susana launching pekan konseling gizi dalam rangka peringatan Hari Gizi Nasional di Poltekkes Kendari, Rabu (23/1/2019). (Foto : Hasrul Tamrin/SULTRAKINI.COM).
Susana launching pekan konseling gizi dalam rangka peringatan Hari Gizi Nasional di Poltekkes Kendari, Rabu (23/1/2019). (Foto : Hasrul Tamrin/SULTRAKINI.COM).

SULTRAKINI. COM: KENDARI – Peringatan Hari Gizi Nasional ke 59, Poltekkes Kendari bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara melauching Pekan Konseling Gizi di Kampus Jurusan Gizi Puuwatu untuk kalangan anak-anak dan orang dewasa, Rabu (23/1/2019).

Beberapa item kegiatan diselenggarakan oleh Panitia Hari Gizi yang bekerjasama dengan Persagi, diantaranya pengukuran berat badan, pengukuran tinggi badan, pengukuran lingkar perut dan konseling gizi mulai dari pola makan yang sehat hingga pada peningkatan nafsu makan bagi anak yang sulit makan.

Ketua Jurusan Gizi Poltekkes Kendari, Sri Yunanci Van Gobel, mengatakan untuk menghindari munculnya gizi buruk di masyarakat harus dimulai pada anak-anak, karena pada fase itu sangat relatif terkena penyakit hipertensi, diabetes mellitus, jantung dan penyakit stanting.

“Stanting ini tidak bisa diobati karena sudah masuk gizi masa lampau, maka dari itu kita berupaya mencegah agar anak-anak itu tidak terkena penyakit itu,” ujar Sri Yunanci.

Sri menjelaskan untuk mencegah gizi buruk, salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan pencegahan pra remaja. Misalnya, ketika seseorang sudah masuk pra remaja dan akan membentuk pernikahan baru, kesehatannya belum siap untuk mereproduksi ini sehingga anak-anak yang dilahirkan itu gampang terserang stanting. Olehnya itu perlu banyak penyuluhan tentang perilaku hidup sehat, saat sedang hamil hingga pada saat menyusui pada pra remaja.

“Makanya kita berkeinginan posyandu itu tidak hanya pada anak-anak atau balita, tapi juga ada posyandu remaja putri, itu juga penting, karena untuk mencegah stanting itu bisa langsung diukur status gizinya, jadi sebaiknya harus ada posyandu remaja putri,” ucapnya.

Dirinya menilai, pola pencegahan gizi buruk saat ini oleh pemerintah sudah baik. Terbukti dengan adanya pencatatan setiap tahun berupa pengumpulan data berbasis masyarakat tentang permasalahan yang terjadi di masyarakat dalam aspek gizi.

“Jadi kami rasa upaya dari pemerintah tentang penanganan masalah gizi ini sudah baik,” tutupnya.

Laporan: Hasrul Tamrin
Editor: Habiruddin Daeng

  • Bagikan