PKS Persilahkan Kampanye Negatif 20 Persen

  • Bagikan
Presiden PKS Persilahkan Kampanye Negatif 20 Persen foto: indeksnews.com

SULTRAKINI.COM: Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sohibul Iman meminta kepada kader dan para calon anggota legislatif dari partainya untuk memperbanyak kampanye positif. Namun, mempersilahkan kader memainkan kampanye negatif.

“Dalam beberapa kesempatan 80 persen dalam kampanye harus positif campaign. Untuk  masuk ke negative campaign, cukup 20 persen,” kata Sohibul dalam pidato di acara Konsolidasi Akbar Nasional PKS di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Minggu (14/10/2018).

Sohibul menjelaskan, alasan memperbolehkan kampanye negatif. Menurutnya kampanye negatif merupakan kampanye yang mengangkat kelemahan lawan melalui fakta-fakta dan  tidak menyebar kebohongan ke masyarakat.

Sohibul juga melarang para kadernya melakukan kampanye hitam (black campaign). PKS, tidak menoleransi kampanye hitam yang termasuk bagian dari fitnah.

“Kami tidak ada toleransi, 0 persen kepada fitnah atau kampanye hitam,” kata Sohibul.

Kampanye negatif berbeda dengan kampanye hitam. Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri pernah menyatakan perbedaan mendasar antara kampanye hitam dengan kampanye negatif. Kampanye negatif sesuai fakta, sedangkan kampanye hitam tidak sesuai fakta.

Kampanye hitam sering diartikan kampanye untuk menjatuhkan lawan politik melalui isu-isu yang tidak mendasar. Metode yang digunakan biasanya desas-desus dari mulut ke mulut dan sekarang ini telah memanfaatkan kecanggihan teknologi, multimedia, dan media massa.

Sohibul mengimbau para kader maupun caleg dari PKS untuk berhati-hati dalam memberikan pernyataan di publik. Hal ini agar strategi kampanye dengan serangan artileri, kavaleri dan infanteri dapat berjalan selaras.

“Jangan sampai serangan udara kita salah sasaran malah nembak pasukan kita di darat. saya kira ini tidak boleh terjadi,” ujar Sohibul.

Sebab, ketika seorang publik figur salah melontarkan pernyataan, maka yang jadi korban adalah pasukan yang di lapangan.

“Mereka kesulitan menjelaskan kepada masyarakat yang mereka maksudkan, terlebih kalau kesalahan fatal. Ini yang harus diperhatikan,” lanjut Sohibul.

Selain itu, Sohibul berpesan agar kadernya tidak melakukan politik uang, apalagi yang menyasar kelas menengah. Sebab, mengklaim penggunaan politik uang tidak efektif.

“Jadi Insyaallah kelas menengah sentuh dengan hal yang rasional. Mereka tidak perlu beri uang, mereka akan mendukung kita semua,” ujar Sohibul.

Sumber: CNNIndonesia

Laporan: Hartia

  • Bagikan