Praktik Mandiri Perawat Solusi Indonesia Sehat

  • Bagikan
Ilustrasi. (Foto: Google)

SULTRAKINI.COM: JAKARTA – Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Harif Fadillah mengatakan keberadaan profesi perawat, belum dimanfaatkan pemerintah secara totalitas dalam memajukan kesehatan. Hal ini terbukti, tidak jelasnya posisi perawat dalam pelayanan kesehatan dan sejauh mana kontribusinya belum secara detil diuraikan. Olehnya itu, hal ini perlu dipertegas kembali demi memajukan pelayanan kesehatan seluruh penjuru negeri.

Di internal PPNI, sedang gencar membumikan praktek mandiri keperawatan sebagai solusi kemerdekaan kesehatan di Indonesia selama dua tahun terakhir. Sampai saat ini sudah terbit Surat Izin Praktek Perawat (SIPP) 3542 surat. Hal ini akan terus berkembang di seluruh kabupaten/kota dengan catatan pemerintah harus mendukung dan memanfaatkan potensi kekuatan perawat.

“Sesungguhnya, praktek mandiri perawat telah dimulai sejak tahun 2001, tapi tidak mendapat perhatian pemerintah. Di momen hari jadi perawat ke-44 tahun ini, organisasi PPNI mengusung tema Gerakan Praktek Mandiri Perawat sebagai wujud mendukung Germas,” ujarnya saat membawakan sambutan seminar keperawatan dan talkshow, Minggu (18/3/2018).

Harif menjelaskan, demi membumikan praktek mandiri perawat pihaknya telah meluncurkan buku pedoman praktek. PPNI meyakini dalam mewujudkan pelayanan kesehatan secara optimal, ada dua hal yang akan dilakukan perawat. Pertama, praktek mandiri dan menempatkan perawat satu desa satu perawat. Program satu desa satu perawat sudah dilakukan di Provinsi Sultra dan dinilai sukses. Pemerintah harus menfaatkan potensi perawat yang anggotanya terbesar dari profesi kesehatan lainnya.

“Konsep satu desa satu perawat sudah booming (sensasional) di provinsi Sultra setelah enam kabupaten dijalankan. Kami menganggap Sultra sebagai inspiring dalam pergerakan perawat. Inilah rool model yang harus dimanfaatkan Kementerian Kesehatan dan Kementerian Desa dan Daerah Tertinggal dalam memajukan kesehatan dan kesejahteraan rakyat,” tegasnya.

Diakhir sambutannya, Harif menegaskan seluruh perawat se-Indonesia untuk menjaga kekompakkan dan kebersamaan. Tidak ada kebencian antar sesama perawat dan profesi kesehatan lainnya.

“Kita harus jaga kekompakan dan kebersamaan demi meraih kesejahteraan. Jangan kita saling curiga atau berprasangka buruk terhadap PPNI,” katanya.

 

 

Laporan:Kalvin

  • Bagikan